JATIMTIMES - Belum lama ini media sosial tengah dihebohkan dengan adanya bulir-bulir busa di Pantai Gunung Sitoli, Nias. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @indoflashlight. Dalam video yang dibagikan tampak anak-anak berlari-lari di pantai tersebut. Mereka juga asik memainkan bulir-bulir putih busa yang ada di sepanjang pantai.
"Allahuakbar, MasyaAllah, lihat pantai Gunung Sitoli, Sumut saat ini penuh dengan busa-busa berbentuk salju. Ada juga seperti awan. Waduh, ini baru kali pertama terjadi di kota Gunung Sitoli, Sumatera Utara. Ini kayak busa sabun tapi nggak mungkin dong sebanyak ini, karena di sini kita nggak ada pabrik sabun gitu, tapi kenapa gitu tiba-tiba bibir pantai mengeluarkan busa. Semoga pertanda baik untuk kita di pulau Nias," ungkap perekam video.
Baca Juga : Kembali Viral, Ustad Adi Hidayat: Orang yang Tak Dukung Anies Adalah "Jin"
Lantas berbahayakah busa laut? Menurut keterangan akun @indoflashlight, busa laut terbentuk dari partikel-partikel kecil yang berada di laut dan senyawa organik yang terlarut di laut teraduk. Air laut berisi lemak, deterjen, ganggang mati, protein, polutan, garam terlarut, dan bagian buatan dan organik lainnya.
Busa laut juga terbentuk dari kandungan zat lain dan gas bukan air yang berada di laut, seperti natrium, nitrogen, kalsium, oksigen, ikan yang sudah mati, dan juga tumbuhan.
"Zat-zat tersebut berasal dari makhluk hidup, dasar laut, dan kerak bumi. Busa laut terbentuk karena angin yang kuat, ombak, dan arus yang bercampur menjadi satu. Selain itu, semakin banyak ganggang di laut, maka busa yang dihasilkan semakin banyak," tulis keterangan akun tersebut.
Buih ini, menurut Indoflashlight, juga bisa berwarna hijau, cokelat maupun putih yang dihasilkan dari cyanobacteria. Perubahan warna tergantung dengan pigmen spesies alga yang populasinya meningkat.
Lebih lanjut, Indoflashflight menerangkan jika busa laut sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini terjadi ketika alga meledak dan membusuk di dekat pantai. Burung-burung di sekitarnya dan hewan lokal akan merasa terancam.
"Namun yang menjadi bahaya adalah adanya dampak kesehatan lingkungan dan manusia yang disebabkan oleh ganggang besar di area pantai yang sudah membusuk. Racun alga yang menyebar ke udara mengakibatkan gelembung busa laut meletus," tulis keterangan Indoflashflight, dikutip Sabtu (7/10/2023).
Baca Juga : Maling Dimassa, Sempat Olok-Olok Warga saat Dikejar
"Gangguan kesehatan lain yang mengenai pengunjung pantai adalah iritasi mata, asma, dan gangguan pernapasan lain akibat Aerosol yang diproduksi oleh alga," sambung keterangannya.
Infoflashflight pun mengimbau agar berhati-hati jika menemukan busa di bibir pantai. "So buat kalian yang menemukan fenomena ini harap lebih berhati-hati, karena kita tidak tahu imunitas tubuh sedang lemah atau kuat. Tetap jaga kesehatan dan keselamatan dimana pun berada," imbaunya.
Sementara itu, menurut BMKG busa di Pantai Gunung Sitoli, Nias bukan fenomena alam. Namun busa itu disebut limbah yang terbawa ombak. Sehingga disimpulkan, adanya busa tersebut idak ada korelasi dengan cuaca di Pantai Gunung Sitoli, Nias.