JATIMTIMES - Mungkin bagi sebagian orang, melihat sesuatu berwarna putih beterbangan di malam hari akan menjadi hal yang menakutkan. Umumnya hal tersebut akan dikaitkan dengan keberadaan makhluk tak kasat mata atau hantu. Namun, berbeda dengan makhluk satu ini yang keberadaannya justru menguntungkan bahkan disebut sebagai sahabat bagi petani.
Yap benar, yang dimaksud sahabat petani adalah burung Serak Jawa (Tyto alba) lebih dikenal umum sebagai “burung hantu”. Perilakunya yang aktif pada malam hari (nokturnal) dan terkadang mengeluarkan suara yang tidak biasa saat terbang inilah yang menyebabkan nama burung hantu disematkan oleh khalayak umum kepada Tyto alba yang memiliki wilayah persebaran di hampir semua benua, kecuali Antartika.
Baca Juga : Viral Bule Lakukan Meditasi Telanjang di Pura Bali, Ngamuk Saat Ditegur
Dilansir dari akun Tiktok @goodnewsfromindonesia, Serak Jawa ini sebenarnya sudah lama dikenal di dunia ini. Namun burung ini baru dideskripsikan oleh seorang naturalis yang asalnya dari Italia dengan nama Giovanni Scopoli yang ada di tahun 1769.
Serak Jawa atau tyto alba yang sudah dewasa ciri-cirinya yaitu panjang tubuh sekitar 34 cm. Sedangkan untuk yang betina cenderung mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada dengan burung tyto alba yang berjenis kelamin jantan. Bulunya yang sebagian besar berwarna putih ini membuatnya menjadi spesies burung hantu yang paling mudah dikenali dari pada jenis yang lainnya. Apa lagi bentuk wajahnya yang putih bersih seperti halnya bentuk hati yang tampak sangat khas.
Habitat dari jenis burung hantu tyto alba ini yaitu berada di tepi hutan, lahan budidaya, sampai dengan di taman kota. Secara umum dapat dikatakan jika mereka hidup pada daerah yang banyak pohon yang memiliki ketinggian mencapai kurang lebih sekitar 1.600 mdpl.
Mereka juga kerap terlihat bertengger di dahan yang rendah. Daerah Penyebaran burung hantu Tyto alba yaitu ada di seluruh benua selain Antartika. Burung hantu ini merupakan jenis binatang yang beraktivitas pada saat malam hari, mereka juga sangat aktif di malam hari.
Mata Tyto alba juga peka sekali terhadap cahaya, dengan demikian mereka bisa melihat dengan baik di dalam kegelapan malam. Namun, sering juga burung ini terlihat terbang pada waktu senja atau bahkan pada saat siang hari.
Makanan burung hantu Tyto alba yaitu berupa hewan seperti tikus, kadal, bahkan ular. Keunikannya yaitu jika mangsanya kecil, maka mereka selanjutnya menelannya secara utuh. Namun apabila ukuran mangsanya terlalu besar, burung hantu ini akan membagi-baginya untuk menjadi ukuran yang lebih kecil hingga akhirnya mangsa tersebut ditelan.
Sesudah menelan mangsanya, daging serta bagian tubuh yang lunak dari mangsanya selanjutnya akan dicerna oleh tubuh. Dan selanjutnya, bulu dan tulang mangsanya akan dimuntahkan lagi dengan berkala yang sudah bentuk pellet.
Baca Juga : Ini Lima Event Musik Paling Dinanti di Malang
Ketika berburu, burung ini tidaklah mengandalkan kecepatan menerkam mangsa. Burung serak jawa ini justru lebih menngunakan indera pendengarannya yang tajam sekali. Burung ini mampu terbang tanpa suara, sehingga mangsa tidak akan menyadarijika burung pemangsa ini datang. Burung ini juga memiliki pendengaran yang cukup tajam.
Sarang burung ini biasanya akan menempati lubang gua, celah batu, rumah tua, atau sarang burung lain yangtelah tidak dipakai pemiliknya. Tyto dalam perkembangbiakannya dapat bertelur 2 kali dalam setahun. Dalam sekali musim kawin, indukan burung ini bisa bertelur sebanyak 3 sampai dengan 6 butir. Bahkan telurnya bisa sampai 12 butir hanya dalam waktu 2 hari saja. Selanjutnya telur tersebut akan dierami sekitar 30 – 34 hari.
Sebab telur keluar dalam waktu yang berbeda, maka waktu menetasnya pun juga lain. Hal yang mengakibatkan ukuran tiap anak akan bebeda-beda. Burung ini bisa bertahan hidup lama jika tersedia pakan yang melimpah di habitatnya.
Biasanya anakan burung serak jawa yang paling kecil atau yang paling akhir menetas akan mati. Bahkan burung ini juga sering dibunuh oleh anakan yang lebih tua atau yang ukurannya lebih besar.