JATIMTIMES - Budaya di Papua beranekaragam dan unik yang kemudian menjadi ciri kas tersendiri bagi orang Papua. Di Papua terdapat 255 suku bangsa yang tersebar luas pada tujuh wilayah adat papua.
Dari 255 suku bangsa itu, pastinya memiliki budaya dan kebudayaan-nya masing-masing berdasarkan wilayah adatnya sendiri. Salah satunya suku besar Arfak di wilayah tiga Domberay.
Baca Juga : Cerita dan Fakta Film Operasi Trisula, Film Penumpasan Sisa Gerakan G30S/PKI di Blitar Selatan
Dilansir dari akun Tiktok @kamutahugakofficial, Suku Besar Arfak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dan berpenduduk di bagian kepala burung pulau Papua, yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Bintuni, Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Wondama.
Orang Arfak adalah sebutan yang sudah sejak abad ke-18 digunakan untuk penduduk dipegunungan dipedalaman (baca Pim Schoorl Belanda di Irian Jaya, amtenar dimasa penuh gejolak 1945-1962, hal 151). Pada waktu itu panggilan dengan nama orang Arfak oleh penduduk pesisir tidak berkenan di hati mereka melainkan yang bersangkutan sendiri menyebut dirinya orang hattam, orang meiyah, orang sougbh, dan sebagainya (Baca Kamma vol 1, 1981:76).
Namun didalam perkembangan-nya sebutan dengan nama orang Arfak dapat diterima. Sehingga dari sini bisa dapat disimpulkan bahwa nama Arfak adalah nama yang diberikan dan di tuturkan oleh pendatang, yaitu orang biak-numfor yang berpenduduk di daerah pesisir manokwari kala itu. yang mana nama itu diambil dari tempat mereka berasal.
Nama Arfak diambil dari nama sebuah gunung yang berada didaerah itu, yaitu gunung Arfak (Apomfires dan sapulette, 1993:139). Sedangkan Nama asli dari Gunung arfak sendiri, yang oleh masyarakat setempat disana, mereka menyebutnya gunung Indon atau dalam bahasa hattam “Indonga” yang berarti gunung besar.
Penduduk suku Arfat memiliki rumah adat bernama rumah Kaki Seribu atau dikenal Mod Aki Aksa (Igkojei). Rumah adat tersebut merupakan rumah panggung yang bahan dasarnya dari kayu dan beratap alang-lang. Hanya terdapat dua pintu, di depan dan di belakang. Tidak ada jendela sama sekali.
Hal yang unik adalah tiang penyangganya banyak disemua bagian, sehingga orang awam menyebutnya rumah kaki seribu. Setiap tiangnya memiliki diameter kurang lebih 10 cm dan diatur dengan jarak masing-masing sekitar 30 cm. Sehingga cukup rapat tiang-tiang penyangga tersebut.
Mengapa rumah tersebut tidak memiliki jendela. Karena tujuannya agar rumah tersebut mampu melindungi penghuninya dari serangan binatang buas, cuaca dingin, atau serangan suku lain yang memiliki permusuhan dengan mereka.
Rumah Adat Kaki Seribu umumnya memiliki ukuran 8 x 6 meter. Tinggi panggung saat diukur dari dasar tanah sekitar 1-1,5 meter. Tinggi puncak atap berkisar antara 4,5-5 meter. Bahan pembuatan rumah Kaki Seribu. Rumah adat panggung tersebut tidak memiliki penyangga besar yang pada umumnya terletak di bagian sudut-sudut rumah.
Namun, begitu banyak tiang sebagai penyangga dari kayu-kayu pohon yang berukuran kecil tersusun sedemikian rapat. Sehingga kolong rumah tidak bisa dimanfaatkan sebagai ruang. Rumah Kaki Seribu dindingnya terbuat dari kulita pohon butska dan atapnya terbuat dari tumpukan daun pandan. Lantai rumah terbuat dari pohon batang bambu yang ditata rapi pada lantai.
Fungsi rumah Kaki Seribu
Baca Juga : Momentum Maulid Nabi, GGN Jatim Gaungkan Persatuan dan Perdamaian Jelang Pemilu 2024
Rumah adat Kaki Seribu pada umumnya dipakai oleh penduduk yang tinggal di daerah pegunungan dan berhawa dingin. Rumah kaki seribu dibangun dengan fungsi sebagai berikut:
- Tempat tinggal keluarga
- Tempat penyimpanan harta benda
- Tempat berdansa dan tempat berkumpulnya anggota keluarga.
Dalam rumah tradisi orang Arfak ada bagian-bagian yang mempunyai fungsi masing-masing yaitu: Lina (anak tangga), Bisai (teras), Kolom rumah, Dimbou mem (pintu utama),Tiepou ( ruang yang luas),Beitet (kamar khusus laki-laki), Beigwei (kamar khusus perempuan), Tigkoi si (tempat gantung Noken), Run ti (tempat penyimpan harta benda) dan Terdapat 2 para-para Ngihim (kamar).