JATIMTIMES - Prasasti Sangguran yang merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Mataram kuno, dan ditemukan di ngandat daerah Malang (saat ini Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu) kini masih berada di Negara Skotlandia. Untuk mengembalikan benda bersejarah itu, Pemkot Batu telah menganggarkan dalam P-APBD 2023.
Dinas Pariwisata Kota Batu bakal melakukan penjajakan untuk melakukan repatriasi prasasti Sangguran di Skotlandia. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq mengatakan, anggaran itu disiapkan pasca menindaklanjuti kunjungan Pj Wali Kota Batu beberapa waktu lalu di Minto Estate. “Rencana repatriasi, tentunya membutuhkan proses panjang. Pasalnya harus dilakukan komunikasi antarpemerintah,” ungkap Arief.
Baca Juga : Membanggakan, Mira Widya Saragih Mahasiswi FISIP UB Langganan Juara Debat
Pemkot Batu dibantu duta besar Indonesia dengan keturunan Lord Minto atau Pemerintah Skotlandia. Arief pun berharap upaya repatriasi prasasti Sangguran akan kembali di Kota Batu. “Dan tentunya menjadi destinasi wisata cagar budaya yang dimiliki oleh Kota Batu,” imbuh Arief, Sabtu (30/9/2023).
Sementaara itu Prasasti Sangguran saat ini berada di wilayah Roxburgshire Skotlandia, karena dibawa Kolonel Colin Mackenzie kepada Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.
Kemudian, Raffles menghadiahkan Prasasti Sangguran yang juga disebut sebagai Minto Stone ini kepada Lord Minto yang merupakan Gubernur Jenderal Inggris di India, pada tahun 1812.
Prasasti Sangguran ini berukuran tinggi 1,61 meter, lebar 1,22 meter, tebal 32 centimeter, dengan berat sekitar 3,5 ton. Pada bagian depan prasasti berisi 38 baris tulisan, bagian belakang sebanyak 45 baris, dan pada bagian kiri terdapat 15 baris tulisan.
Baca Juga : Asap Tebal Kebakaran Masih Selimuti Gunung Lawu, Rawan Merembet ke Magetan
Dua baris pertama dari isi Prasasti Sangguran ditulis menggunakan bahasa Sanskerta. Sedangkan seluruh bagian lainnya menggunakan bahasa Jawa Kuno.
Menurut sejarawan Indonesia, Prasasti Sangguran merupakan sumber informasi penting bagi Kerajaan Mataram Kuno, terutama terkait pergeseran ibu kotanya ke Jawa Timur.