JATIMTIMES - Kemiskinan ekstrem menjadi salah satu permasalahan persoalan yang tengah menjadi fokus Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Terlebih di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.
Hal itu turut menjadi salah satu yang dibahas dalam rapat koordinasi (rakor) Pj Wali Kota Malang bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang, Rabu (27/9/2023) siang.
Baca Juga : Majukan UMKM Lewat Program Sahabat FINATRA Begini Cara Daftarnya!
"Kita sudah mengevaluasi kemiskinan ekstrem tersebut, selama ini ada program yang harus kita sinkronkan antar OPD (organisasi perangkat daerah)," ujar Wahyu.
Wahyu menyebut bahwa pihaknya sudah menginventarisir program yang akan dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan ekstrim. Termasuk program yang sudah dimasukkan ke dalam APBD Perubahan tahun 2023.
"Misalnya Diskopindag terkait (peningkatan) keterampilan dan kemampuan SDM mereka, sehingga tidak hanya menerima bantuan atau hibah. Tetapi ada (program peningkatan) kemampuan SDM," terang Wahyu.
Untuk itu, dirinya meyakini bahwa pengentasan kemiskinan tidak cukup hanya dengan memberikan bantuan atau hibah. Namun juga harus ada peningkatan keterampilan masyarakat.
"Gak selalu bantuan yang sifatnya temporer. Jangan kasih umpan, harus kita kasih pancingnya supaya mereka berusaha. Kalau hanya umpan (bantuan) habis ya selesai," jelasnya.
Ada sejumlah OPD yang akan memberikan keterampilan, seperti dari Diskopindag Kota Malang dan juga Dinsos-P3AP2KB Kota Malang. Nantinya, ketika keterampilan selesai dilakukan, produk-produk hasil keterampilan tersebut akan difasilitasi Pemkot Malang untuk dibantu pemasarannya.
"Nanti bisa memasarkan hasil keterampilannya. Kita tampung dan fasilitasi. Kita berikan sarana dan prasarana," imbuh Wahyu.
Baca Juga : Polri Bakal Terapkan Tilang Sistem Poin, Banyak Pelanggaran Siap-Siap SIM Dicabut
Sebagai informasi, tingkat kemiskinan di Kota Malang sebenarny terus berangsur menurun setiap tahun. Pada tahun 2008, angka kemiskinan di Kota Malang sebesar 7,22 persen. Dan pada tahun 2020 menjadi 4,44 persen.
Angka itu pun sempat merangkak naik saat pandemi Covid-19 melanda. Yakni pada tahun 2021, menjadi 4,62 persen. Namun dengan berbagai upaya, angka kemiskinan kembali menurun menjadi 4,37 persen di tahun 2022.
Dengan capaian itu, Kota Malang sebenarnya juga berada di urutan kedua di Jawa Timur untuj tingkat kemiskinan terendah. Namun, Wahyu mengatakan bahwa hal itu secara khusus juga menjadi salah satu arahan presiden untuk dijadikan perhatian.
"Jadi sebelum dilantik, sudah disampaikan bahwa apa saja capaiannya nanti selama menjadi Pj, akan dievaluasi setiap tiga bulan. Seperti apa before after nya. Termasuk yang disampaikan soal pengentasan kemiskinan ekstrem," pungkas Wahyu.
