JATIMTIMES - Terpilihnya Kaesang Pangarep, sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) setelah dua hari bergabung dinilai memberikan contoh buruk dan sebuah preseden yang tidak baik. Utamanya bagi proses pelembagaan di dunia demokrasi.
Pengamat politik Universitas Airlangga, Airlangga Pribadi menilai, PSI melemahkan citra yang selama ini dibangun sebagai partai dengan ciri demokrasi. Sebab, suatu partai demokratik modern, harus dibangun melalui proses pelembagaan politik yang tertata.
Baca Juga : Jokowi Buka Bursa Karbon Pertama di RI, Luhut Beberkan PR Negara
"Proses penentuan pejabat partai, apalagi proses suksesi maupun pemilihan kepemimpinan, harus dilakukan melalui prosedur demokratik dengan proses penjenjangan yang tertata," ungkap Airlangga, Selasa (26/3).
Terpilihnya seseorang yang baru masuk menjadi bagian dari partai hanya dalam dua hari, kata Airlangga, seolah perlihatkan adanya problem besar dalam kelembagaan internal PSI. Serta sebaliknya, bertolak belakang dengan semangat pelembagaan partai yang demokratis.
Sama halnya dengan terpilihnya Kaesang yang notabene baru bergabung ke dalam PSI, masih kata Airlangga, menunjukkan PSI tidak menggunakan proses tata kelembagaan yang ajek dan reguler untuk memilih pemimpin.
“Lebih terhormat pemilihan ketua RT yang luar biasa demokratis. Ada syarat, ada mekanisme, dipilih warga, dan berlangsung sangat demokratis,” tegas doktor alumnus Murdoch University, Australia, tersebut.
Menurut Airlangga, pemilihan Kaesang sebagai Ketua Umum PSI yang berlangsung secara cepat juga menunjukkan tidak terujinya proses meritokratik maupun penggemblengan terhadap Kaesang sebagai bagian dari dialektika.
Baca Juga : Partai Garuda Hingga Gerindra Ucapkan Selamat pada Kaesang sebagai Ketum PSI
Airlangga khawatir, apa yang dilakukan oleh PSI justru tidak menjadi proses yang baik, dan dalam jangka panjang justru merugikan langkah politik Kaesang dalam karir politiknya. Karena publik menilai Kaesang lebih memilih jalan politik instan.
“Image dari publik, dengan cara instan seperti ini, justru akan berkontribusi bagi pelemahan bagi PSI maupun Kaesang itu sendiri. Publik justru akan melihat terjadinya perendahan mutu atau regresi kelembagaan internal PSI. Alih-alih penguatan reformasi kelembagaan dalam tubuh PSI, justru berbanding terbalik," imbuh Airlangga.