JATIMTIMES - Indonesia sudah lama menerapkan setir mobil di sebelah kanan. Meskipun lebih banyak Negara menerapkan setir mobil di kiri. Mengapa?
Bukan hanya soal aturan, ternyata penerapan setir mobil sebelah kiri juga didasarkan pada sejarah panjang di era penjajahan. Melansir akun X @GNFI, faktanya, saat ini hanya 35 persen Negara di dunia yang mengadopsi posisi mengemudi mobil setir kanan, seperti di Indonesia. Sedangkan mayoritas atau 65 persen negara di dunia mengadopsi setir kiri.
Baca Juga : RSI Unisma Malang Factory Visite ke PT Yakult Indonesia Persada
Sejarahnya, Indonesia menerapkan aturan setir kanan dan berjalan di sisi kiri tak bisa dilepaskan dari pengaruh penjajahan Inggris dan Belanda. Inggris diketahui menerapkan aturan berkendara di lajur kiri.
Awalnya, Belanda yang pertama datang pada 1596 juga mengenalkan setir di sisi kanan kepada masyarakat Hindia-Belanda saat itu. Namun, ketika Napoleon dari Perancis menjajah Belanda, mereka kemudian mengubah haluan, yakni menerapkan setir di sisi kiri.
Namun konsep kemudi atau setir di sebelah kiri itu tidak diikuti oleh Indonesia. Sebab, usai Belanda hengkang, Indonesia dijajah oleh Jepang, yang juga menerapkan konsep setir di sisi kanan dengan lajur kiri.
Sehingga, Indonesia pun tetap mempertahankan mengemudi di sisi kanan dengan lajur kiri atau left-driving sampai sekarang.
Pada tahun 1960-an, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk beralih ke setir kiri guna meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengikuti standar internasional yang umumnya menggunakan setir kiri. Keputusan ini dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah mobil di Indonesia pada saat itu dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas.
Baca Juga : Baru Seumur Jagung, Perpustakaan Umum Kota Batu Boyong 3 Prestasi Nasional
Namun, rencana untuk beralih ke setir kiri tidak sepenuhnya direalisasikan. Rencana ini menghadapi banyak tantangan dan protes dari masyarakat serta produsen mobil yang sudah memproduksi mobil setir kanan. Akhirnya, pada tahun 1966, pemerintah Indonesia membatalkan kebijakan tersebut dan memutuskan untuk tetap menggunakan setir kanan.
Di sisi lain, menurut sejarah Indonesia, jalur kiri tercipta karena ksatria pada jaman dulu kebanyakan memegang pedangnya dengan tangan kanan. Pedang di tangan kanan dianggap lebih mudah menjangkau musuh saat berkuda.
Sedangkan lajur kanan mulai popular setelah revolusi Perancis, sebagai symbol perlawanan terhadap Kerajaan. Napoleon yang pertama kali menerapkan peraturan jalur kanan di Perancis saat itu.