JATIMTIMES - Kisah penuh kegelapan menyelimuti perjalanan Hindun binti Utbah sebelum masuk agama Islam. Nama Hindun begitu dikenal sebagai anak salah seorang pemimpin Quraisy.
Hindun adalah perempuan baik, cantik, cerdas, fasih berbahasa, dan pandai dalam ilmu sastra. Selain itu, Hindun juga mahir dalam menunggang kuda.
Baca Juga : DPUPRPKP Usulkan Rp 180 Miliar untuk Proyek Drainase Suhat ke Kementerian PUPR
Hindun memiliki nama lengkap Hindun binti Uthbah bin Robi’ah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf al-Umawiyah al-Qurasyiyah, ia dilahirkan di Mekah sebagai anak salah seorang pemimpin Quraisy bernama Utbah ibn Rabi'ah dan Shafiyyah binti Umayyah bin Haritsah bin al-Auqashi bin Murah bin Hilal bin Falih bin Dzikwan bin Tsa’labah bin Bahtah bin Salim.
Hindun merupakan istri dari Abu Sufyan ibn Harb yang cukup berkuasa di Mekah. Mereka dulunya sama-sama sangat menentang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW.
Sebelum memeluk agama Islam, Hindun terkenal sebagai wanita yang ambisius nan sombong. Dia jugalah wanita yang dikenal dengan julukan Akilatul Kidbah atau si pemakan hati. Kenapa? Sebab, dia telah merobek perut dan dada Hamzah bin Abdul Muthalib, dengan julukan singa Allah, yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari akun Tiktok @KISAH SAHABAT, Hindun binti Uthbah memiliki dendam kepada Hamzah bin Abdul Muthalib karena telah membunuh ayah dan sanak saudaranya saat Perang Badar. Dendam yang begitu dalam inilah yang mengubahnya menjadi perempuan yang jahat.
Hindun yang telah dikuasai oleh amarah, bersama dengan suaminya, tepat pada Perang Uhud niatnya untuk membunuh Hamzah pun terlaksana. Dia menyuruh budak yang bernama Wahsyi untuk membunuh Hamzah dengan dijanjikan kebebasan bila hal itu berhasil.
Wahsyi melihatnya laksana unta kelabu sedang membabati orang dengan pedangnya. Budak asal Abisinia itu pun mulai mengayun-ayun kan tombaknya. Ketika sudah yakin dengan targetnya, tombaknya itu melesat. Dia terbang menuju sasarannya. Ujung tombak sampai ke bawah perutnya dan menembus keluar dari antara dua kakinya.
Wahsyi, si empunya tombak membiarkannya begitu sampai targetnya mengembuskan napas terakhir. Setelah itu, Wahsyi pun menghampiri jenazah Hamzah. Diambil tombaknya yang telah membunuh paman Nabi SAW itu. Dia kembali ke markas Quraisy dan berdiam di sana. Misinya telah usai.
Hindun didampingi suaminya memimpin barisan kaum musyirikin untuk menghadapi kaum Muslimim.
Ketika Wahsyi berjaya membunuh Hamzah, Hindun datang bersama dengan wanita Quraisy lainnya dan mereka menganiaya jenazah Muslim itu. Mereka memotongi telinga dan hidung mereka. Hindun bahkan mengenakannya sebagai anting dan kalung.
Baca Juga : UIN Malang Menjadi Top PTKIN Nomor Satu Penerima Mahasiswa Asing Terbanyak
Dia ternyata belum puas. Hindun membelah perut Hamzah. Dikeluarkannya jantung Singa Allah itu dan dikunyah dengan giginya. Namun, dia tak bisa menelannya. Begitu keji perbuatan itu sehingga Abu Sufyan, suami Hindun, lepas tangan dari aksi sadis itu.
Setelah menguburkan pasukan yang gugur pada Perang Uhud, Quraisy pergi. Giliran kaum Muslimin kembali ke garis depan. Mereka hendak menguburkan jenazah para syuhada yang wafat. Rasulullah pergi mencari jenazah pamannya Hamzah. Dia melihat perut paman kesayangannya itu dianiaya. Nabi SAW pun sempat bersabda. "… Ingatlah, demi Allah, atas kejadian ini; sungguh aku akan mencincang tujuh puluh orang (dari mereka) seperti cincangan yang dialami olehmu…" diriwayatkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar al-Bazzar.
Perkataan Rasulullah SAW membuat Allah SWT menurunkan firman-Nya. "Dan, kalau kamu mengadakan pembalasan, balaslah seperti apa yang mereka lakukan terhadap kamu. Namun, kalau kamu bersabar, itulah yang paling baik bagi mereka yang berhati sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiada kesabaran mu itu, melainkan hanya dengan pertolongan Allah. Dan jangan pula engkau bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. "(QS an-Nahl: 126-128).
Namun, setelah Hindun memeluk Islam, namanya tercatat dalam sejarah karena memiliki peran besar dalam perkembangan Islam. Hindun bersama dengan Abu Sufyan, suaminya, telah memilih bersama-sama untuk masuk Islam saat tentara Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW berhasil menguasai Mekah dalam peristiwa Fathu Mekah.
Anaknya, Muawiyah bin Abu Sufyan, sangat dikenal dalam sejarah Islam sebagai penggagas Dinasti Umayyah. Dia juga pernah berkata, "Ibuku adalah wanita yang sangat berbahaya di zaman Jahiliyah, tetapi di dalam Islam, beliau menjadi seorang wanita yang mulia dan baik."
Itulah kisah Hindun binti Utbah, wanita pada zaman Jahiliyah yang hampir saja menjadi seorang kanibal hingga menemukan cahaya Islam dalam kalbunya.