JATIMTIMES - Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi meyakini bahwa masyarakat Kota Malang masih banyak yang gemar membaca buku secara offline. Hal itu menjadi salah satu alasan Diskopindag untuk merevitalisasi Pasar Wilis.
Sebagai informasi, Pasar Wilis merupakan salah satu sentra penjualan buku yang cukup dikenal di Kota Malang. Setidaknya ada sebanyak 68 kios yang menawarkan berbagai macam dan jenis buku. Seperti novel, buku sekolah, buku fiksi, buku pengetahuan umum dan lainnya.
Baca Juga : Tinjau Peresmian Mentawir, Jokowi: Siap Hijaukan IKN
"Dari prosentase, orang yang menggunakan online sama yang offline itu bisa kita lihat. Ternyata di Kota Malang ini masyarakat banyak yang masih menggunakan offline dan dasar-dasar itu Diskopindag mendesain Pasar Wilis dibuat semenarik mungkin," jelas Eko.
Eko mengaku bahwa pihaknya telah menyiapkan konsep baru pada revitalisasi Pasar Wilis. Dirinya belum dapat menyampaikannya secara mendetil. Namun secara singkat, konsep tersebut akan memadukan antara gaya hidup untuk membac buku secara online dan offline.
"Kita ada konsep baru untuk Pasar Wilis. Meskipun online bisa tetap kita berkunjung ke Pasar Wilis yang nyaman, gitu nanti konsepnya," imbuh Eko.
Selain itu, Eko menilai bahwa revitalisasi yang dilakukan di Pasar Wilis ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi pasar. Sebab menurutnya, retribusi yang dipungut dari pedagang tidak bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.
"Retribusi Rp 1.000 - Rp 2.000 ribu ga masalah sebenernya. Tapi pemerintah selalu memberikan yang terbaik buat pedagang semuanya," jelas Eko.
Baca Juga : Atasi Pembuangan Sampah Liar, Kecamatan Junrejo Resmi Bentuk Satgas Pengawasan Sampah
Eko mengatakan, untuk itulah upaya untuk melengkapi sarana dan prasarana menjadi hal wajib yang harus dilakukan. Sebab, pedagang juga telah memberikan kewajibannya dalam membayar retribusi sebagai salah satu sumber PAD.
"Retribusi dihilangkan gak bisa, keringanan juga gabisa karena kita sudah ada aturan yang mengatur bahwa pedagang itu kena retribusi. Makanya fasilitas pedagang nanti akan kita penuhi untuk mendongkrak pendapatan," terang Eko.
Sebagai informasi, saat ini revitalisasi Pasar Wilis sedang berlangsung. Sebagian pedagang juga masih menempati relokasi. Sedangkan relokasi sendiri memang dilakukan secara bergantian. Sebab ketersediaan lokasi yang terbatas.