JATIMTIMES - Pertandingan cabor futsal di Porprov VIII Jatim 2023 antara Kota Malang vs Kabupaten Blitar viral di media sosial. Video viral tersebut memperlihatkan salah satu pemain futsal Kota Malang diduga menendang pemain lawan saat melakukan selebrasi sujud syukur. Selebrasi itu dilakukan usai si pemain menjebol gawang Kota Malang melalui titik penalti.
Ketua Asosiasi Futsal Kota (AFK) PSSI Kota Malang, Bagus Orton memberikan klarifikasinya. Ia mengaku, para pemain termasuk official sudah geram karena merasa dicurangi selama laga.
Baca Juga : Jansen Demokrat Beri Saran Ini Pada Pemerintah Soal Konflik Rempang
Sebelum video viral tersebut tersebar luas, ternyata pemain futsal Kota Malang juga mengalami pemukulan hingga patah di bagian bahu di laga sebelumnya.
Nahasnya, para pemain Futsal Kota Malang juga mendapatkan akumulasi kartu. Bahkan, satu pemain juga mendapat cedera bahu.
“Match pertama kami sujud dan dipukuli, baku hantam sampai cidera bahu lepas. Terus empat pemain kena akumulasi. Jadi 5 pemain absen saat melawan Kabupaten Blitar,” ujar Bagus, Selasa (19/9/2023).
Dengan pemain yang minim, tim futsal Kota Malang pun berusaha tenang dan melanjutkan pertandingan selanjutnya untuk memperebutkan tiket semi final melawan Kabupaten Blitar.
Pada pertandingan melawan Kabupaten Blitar yang viral tersebut, sebelum kejadian penendangan, dua pemain futsal Kota Malang telah mendapatkan kartu merah. Hal itu yang salah satunya membuat situasi menjadi sedikit memanas.
“Pemain kita pas-pasan, lalu anak-anak defense, kecapekan lah. Namanya emosi anak-anak labil, kemudian pihak lawan memprovokasi kami dengan selebrasi berlebihan hingga akhirnya terjadi itu,” ungkap Bagus.
“Tapi saya sayangkan itu viral nendang kepala. Padahal itu bahu yang ditendang,” sambungnya.
Diketahui, peristiwa penendangan kepada pemain lawan saat selebrasi sujud tersebut terjadi pada Kamis (14/9/2023) lalu. Dalam laga tersebut, tim futsal Kota Malang mengalami kekalahan 5-0 dengan Kabupaten Blitar.
Usai laga tersebut, para pemain termasuk official tim futsal Kota Malang langsung meminta maaf ke pihak pelatih Kabupaten Blitar.
“Saya bilang sepurane (maaf) semoga sampai final dan akhirnya sampai final. Rivalitas hanya 20 menit saja, selebihnya kita saudara,” beber Bagus.
Baca Juga : Viral Soal Hutan Bowosie di Labuan Bajo, Disebut Proyek Strategis Nasional Abal-Abal Jokowi
Peristiwa itu terjadi, kata Bagus, disebabkan karena tensi pertandingan yang cukup tinggi dan pihak futsal Kota Malang merasa dicurangi, khususnya oleh wasit yang bertugas.
“Tensinya memang tinggi sejak awal pertandingan. Saat itu sama-sama banyak pelanggaran dari kedua tim. Kami juga merasa dicurangi, tapi namanya pertandingan kita patuh sama wasit dan Panpel,” tutur Bagus.
Selanjutnya, untuk pemain futsal Kota Malang yang melakukan penendangan, Bagus menyebut bahwa pihaknya sudah memberikan pembinaan berlebih agar tak terulang kembali, karena mereka semua membawa nama Kota Malang.
“Jadi ini pelajaran buat saya juga sebagai Ketua AFK Malang. Kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Binpres KONI Kota Malang, Danny Agung Prasetyo meminta maaf atas peristiwa tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut telah selesai secara damai.
“Saya mewakili Binpres, saya memohon maaf atas kejadian ini. Yang jelas kejadian itu sudah diselesaikan sama internalnya futsal waktu di acara pelaksanaan tersebut,” kata Danny.
“Saya selaku Binpres KONI Kota Malang, saya tetap mengatakan bahwa saya meminta maaf sebesar besarnya atas insiden yang dilakukan futsal Kota Malang. Saya tetap akan bertanggungjawab pembinaan untuk lebih baik khususnya untuk futsal Kota Malang,” imbuh Danny.
