JATIMTIMES - Pertempuran hebat terjadi di ibu kota Sudan. Akibatnya, beberapa gedung terbakar. BBC News melaporkan video yang diunggah online pada hari Minggu menunjukkan Menara Greater Nile Petroleum Oil Company yang merupakan gedung ikonik di Khartoum, terbakar. Seorang arsitek bangunan itu, Tagreed Abdin, merasa sangat sedih melihat hal ini.
“Ini benar-benar menyakitkan,” kata Tagreed Abdin, arsitek bangunan tersebut, dalam postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dikutip Senin, (18/9/2023).
Baca Juga : Disegel Imbas Sengketa Lahan, Ratusan Siswa SMKN 1 Kalianget Gelar Istigasah hingga Pilih Opsi WFH
Pertempuran antara tentara Sudan dan pasukan lawan terus berlanjut sejak bulan April, dan situasinya semakin parah. Lebih dari satu juta orang telah terpaksa meninggalkan Sudan.
Menara perusahaan minyak yang terletak didekat sungai Nil ini adalah salah satu gedung paling terkenal di kota Khartoum karena bentuknya yang unik dan besar. Ms. Abdin mengatakan gedung ini adalah bagian dari ciri khas kota Khartoum, dan sangat disayangkan melihat kerusakan yang tidak perlu terjadi. Sayangnya, belum diketahui apa yang menyebabkan gedung ini terbakar, dan tidak ada laporan tentang orang-orang yang terluka atau tewas dalam insiden ini.
Konflik di Sudan dimulai pada bulan April karena persaingan kekuasaan antara pemimpin militer Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebuah kelompok paramiliter. Tension meningkat ketika anggota RSF mulai dipindahkan ke berbagai daerah di Sudan, yang membuat tentara merasa terancam.
Sudan War Monitor, yang memantau konflik ini, melaporkan bahwa RSF menyerang posisi tentara pada hari Sabtu, termasuk kantor kementerian kehakiman. Akibat serangan itu, beberapa gedung pemerintah juga terbakar.
Serangan terhadap markas tentara masih berlanjut hingga hari Minggu. Beberapa warga di distrik selatan kota, dimana tentara menyerang basis RSF, mengatakan bahwa mereka mendengar ledakan besar saat mereka bangun tidur.
Baca Juga : Kebakaran Berhasil Dipadamkan, Kawasan Wisata Bromo Dibuka Kembali Mulai Besok
Situasinya semakin buruk karena semua rumah sakit utama di Khartoum dan wilayah Darfur dilaporkan berhenti beroperasi pada hari Minggu. Ini berarti masyarakat yang membutuhkan perawatan medis akan menghadapi kesulitan.
Sejumlah pengacara yang pro-demokrasi juga melaporkan bahwa pertempuran ini telah menewaskan banyak warga sipil di Khartoum sejak Jumat. Konflik juga dilaporkan terjadi di kota El-Obeid, yang berjarak sekitar 400 km selatan dari Khartoum.
Pasukan RSF berusaha menguasai ibu kota, dan tentara menggunakan serangan udara untuk melemahkan posisi RSF. Konflik ini telah menyebabkan banyak korban, dengan ribuan orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi. Situasinya semakin rumit dan berbahaya bagi penduduk Sudan.