JATIMTIMES - Belum lama ini sempat viral modus penipuan baru untuk menyadap data pribadi melalui aplikasi WhatsApp (WA). Modus tersebut dinarasikan dilakukan dengan cara menyematkan fitur Block pada pesan WA.
Seperti diunggah oleh akun X @heraloebss yang memposting video seorang pria mengenakan seragam polisi mengedukasi soal fitur block WA yang berisi link. Pria berseragam polisi dalam video itu meminta agar masyarakat tidak menekan tombol block.
Baca Juga : Mengenal Gili Iyang, Pulau di Sumenep dengan Oksigen Terbaik Kedua di Dunia
Karena di fitur block terdapat link yang akan merampok isi rekening. Menurut pria mengenakan seragam polisi tersebut, para penipu sudah mempelajari psikologis penerima chat WA, jika dikirim pesan ada tombol 'BLOCK' dari nomor tak dikenal, akan terpancing untuk klik.
"Jika mau mem-BLOCK, blokirlah melalui fitur BLOCK di aplikasi WA kita. Selalu waspada, berpikir sebelum bertindak," ungkap pria dalam video yang diunggah akun @heraloebss.
Lantas akun @heraloebss pun keheranan dengan video ulasan seorang pria berseragam polisi tersebut.
"Katanya itu fitur WA terbaru namanya safety tools, yang bisa menggunakan hanya user WA yang ikut daftar program beta. Yang bener yang mana? Mohon pencerahannya gus @ainunnajib buya @ismailfahmi mas @DudyRudianto @CCICPolri @ahriesonta @DivHumas_Polri," tulis akun tersebut.
Alexander Marcel, selaku Digital Content Creator & Engineering Meta untuk Facebook dan Instagram pun menanggapi fenomena viral tersebut. Menurut Marcel, yang beredar viral itu kemungkinan besar adalah fitur baru WhatsApp bernama Safety Tools.
"Di mana kalau kita dihubungi nomor asing yang tidak ada di kontak kita dan tidak ada grup yang sama dengan kita, maka akan muncul warning seperti ini," jelas Marcel, melalui akun Instagramnya.
Menurut Marcel, fitur Safety Tools baru tersedia di WhatsApp Beta. Bahkan Marcel sudah mencoba sendiri dengan nomor yang tidak di-save di kontak.
"Di Safety Tools ini juga dikasih reminder untuk selalu hati-hati dalam chat dan ada guide line-nya juga di sini," ungkap dia.
"Jadi sebenarnya fitur ini membantu kita agar selalu waspada dan terhindar dari modus penipuan. Namun entah kenapa ada orang yang menyebarkan disinformasi dan fear seperti ini," jelas Marcel.
Dia pun meminta agar masyarakat tidak ikut menyebarkan kabar yang tidak diketahui kebenarannya tersebut.
"Gue pingin ingetin lagi, di zaman dimana informasi mudah didapat penting untuk kita hanya percaya dari sumber yang kredibel. Jangan sampai kita terlibat dalam penyebaran misinformasi," pungkas Marcel.