Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, metode peretasan terhadap aset crypto semakin inovatif dan kompleks. Ancaman seperti malware, phishing, dan teknik rekayasa sosial kini lebih sering muncul dan digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, menjaga keamanan aset crypto menjadi prioritas utama bagi para investor. Ini mencakup pemilihan wallet yang sesuai dan penerapan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Salah satu opsi yang paling aman adalah cold wallet.
Baca Juga : Cabang Olahraga Anggar Banyuwangi Kirim Satu Atlet dalam Porprov Jatim IX 2025
Sebenarnya banyak wallet crypto yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan atau transaksi. Untuk kamu yang memiliki diversifikasi aset yang beragam maka bisa menggunakan multi chain crypto wallet, karena bisa menyimpan berbagai aset crypto.
Sementara itu, cold wallet telah dikenal sebagai standar dalam industri, baik untuk investor institusional maupun individu yang mengutamakan keamanan tinggi dalam penyimpanan aset crypto mereka.
Mekanisme Kerja Cold Wallet
Dilansir dari Pintu, saat pertama kali digunakan, maka cold wallet akan menghasilkan seed phrase, yang terdiri dari 12 atau 24 kata acak. Kata-kata ini muncul satu kali dan perlu dicatat serta disimpan dengan aman.
Seed phrase ini merupakan satu-satunya cara untuk memulihkan akses ke wallet jika perangkat hilang atau mengalami kerusakan. Umumnya, cold wallet tidak langsung menunjukkan private key, melainkan menghasilkan private key secara internal dari seed phrase.
Selanjutnya, dari private key tersebut, public key akan dihasilkan, yang kemudian membentuk alamat wallet pengguna untuk menerima aset crypto.
Oleh sebab itu, menjaga kerahasiaan seed phrase dan private key adalah hal yang sangat penting bagi setiap pengguna. Jika informasi ini jatuh ke tangan orang yang tidak berwenang, maka semua aset crypto dalam wallet bisa diambil tanpa terdeteksi.
Secara umum, saat pengguna pertama kali mengaktifkan cold wallet, misalnya Ledger Nano X, mereka akan diminta untuk membuat wallet baru dengan menghasilkan seed phrase atau memulihkan wallet yang sudah ada dengan memasukkan seed phrase yang sebelumnya digunakan.
Setelah proses ini selesai, perangkat dapat dihubungkan dengan aplikasi resmi seperti Ledger Live, yang fungsinya untuk menampilkan saldo, mengelola aset, dan menginisiasi transaksi. Meskipun demikian, semua proses kriptografi, termasuk penyimpanan kunci dan penandatanganan transaksi, tetap dilakukan di dalam perangkat cold wallet dengan aman dan tidak terekspos ke internet.
Proses Transaksi dengan Menggunakan Cold Wallet
Berikut adalah langkah-langkah yang diambil saat pengguna melakukan transaksi melalui cold wallet:
- Pengguna memulai transaksi di aplikasi resmi (seperti Ledger Live), dengan menentukan jenis aset, jumlah, dan alamat tujuan.
- Aplikasi akan mengirimkan rincian transaksi yang perlu ditandatangani ke perangkat cold wallet.
- Cold wallet kemudian meminta konfirmasi dari pengguna sebelum melakukan penandatanganan transaksi secara offline.
- Setelah dokumen ditandatangani, transaksi akan dikembalikan ke aplikasi untuk disiarkan ke jaringan blockchain. Proses ini menjamin keamanan yang tinggi karena kunci privat tidak pernah meninggalkan perangkat, meskipun komputer atau ponsel terhubung ke internet.
Mengapa Cold Wallet Penting?
Cold wallet ideal bagi para investor yang ingin menyimpan cryptocurrency dengan aman untuk periode panjang, terlepas dari jumlah aset yang dimiliki. Namun, memanfaatkan cold wallet juga berarti mengambil tanggung jawab tambahan, khususnya dalam menjaga seed phrase serta memahami cara kerjanya.
Tanpa pengetahuan yang cukup, pengguna bisa kehilangan akses ke aset mereka. Oleh karena itu, cold wallet sangat dianjurkan bagi individu yang bersedia mengelola asetnya secara mandiri.
Keunggulan dan Kerugian Cold Wallet
Walaupun cold wallet dianggap metode penyimpanan paling aman karena kunci privat disimpan secara offline, ada beberapa aspek kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami sebelum memilih untuk menggunakan jenis wallet ini.
Keunggulan Cold Wallet
1. Tak Terkena Serangan Siber
Cold wallet berfungsi untuk menandatangani transaksi secara offline, sehingga tidak terhubung ke internet secara langsung.
Kunci privat tersimpan dalam perangkat dan tidak pernah terlihat secara online, menjadikannya sangat minim risiko terhadap serangan siber seperti phishing, malware, atau hacking. Inilah sebabnya cold wallet sering kali dianggap sebagai cara terbaik untuk melindungi aset crypto dalam jangka panjang.
2. Kontrol Penuh oleh Pengguna
Pemilik cold wallet memiliki hak penuh atas wallet serta kunci privat yang tersimpan. Kunci privat yang dihasilkan saat wallet diatur pertama kali hanya ada di dalam wallet tersebut.
Jadi, hanya pemilik perangkat yang dapat mengakses, memindahkan, atau mengelola aset, asalkan ia memiliki seed phrase atau cadangan kunci privatnya.
3. Tidak Bergantung pada Layanan Eksternal
Baca Juga : Benjolan di Leher Anak, Haruskah Panik?, Ini Penjelasan Dokter Spesialis RSI Unisma
Cold wallet tidak perlu menggunakan layanan atau platform luar untuk mempertahankan akses ke aset. Selama pengguna mengingat seed phrase, wallet bisa dipulihkan kapan saja di perangkat baru.
Hal ini membuat cold wallet lebih kuat terhadap kemungkinan kerusakan sistem atau serangan yang menargetkan penyedia layanan.
4. Pemulihan Wallet yang Fleksibel
Meskipun pemilik sepenuhnya bertanggung jawab atas cold wallet, ada risiko kehilangan perangkat yang tetap ada. Namun, jika seed phrase dicatat dan disimpan dengan benar, wallet dapat dipulihkan kapan saja di perangkat baru yang sesuai.
Setelah proses pemulihan selesai, transaksi baru dapat ditandatangani langsung melalui perangkat baru tanpa membutuhkan perangkat lama.
Sebagai langkah aman tambahan, sangat dianjurkan untuk segera memindahkan aset ke alamat baru yang dihasilkan oleh perangkat baru tersebut untuk meminimalkan risiko jika seed phrase pernah terkena paparan atau disimpan di tempat yang tidak aman.
Kekurangan Cold Wallet
1. Risiko Kehilangan Akses ke Aset
Berbeda dengan penyimpanan di platform seperti bursa crypto (contohnya Pintu) yang menawarkan fitur pemulihan akun semacam lupa kata sandi, cold wallet tidak menyediakan opsi semacam itu. Jika pengguna kehilangan perangkat dan gagal mencatat serta menyimpan seed phrase dengan baik, akses ke wallet tidak akan bisa dipulihkan.
Hal ini akan mengakibatkan hilangnya seluruh aset crypto yang tersimpan di dalamnya secara permanen. Oleh karena itu penting untuk mencatat dan menyimpan seed phrase serta perangkat cold wallet dengan aman, sebagai tanggung jawab yang sangat krusial.
2. Kurang Fleksibel
Cold wallet tidak ideal untuk individu yang sering bertransaksi, seperti dalam trading harian atau kegiatan di dunia crypto seperti DeFi, karena tidak selalu terhubung ke internet. Ketika pengguna ingin mengirimkan aset, mereka harus menghubungkan perangkat ke aplikasi dan melakukan proses otorisasi secara manual.
3. Terpapar Risiko Transaksi Palsu
Meskipun cold wallet menawarkan keamanan tinggi dari ancaman peretasan dengan menyimpan private key di luar jaringan, pengguna masih dapat menjadi sasaran peretasan jika tidak cukup berhati-hati saat menyetujui transaksi.
Penipu dapat mengirimkan permintaan transaksi yang tampak asli, dan jika pengguna menyetujuinya tanpa pemeriksaan yang teliti, mereka bisa memberikan akses kepada penipu untuk mengambil dan menguras aset crypto mereka.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.