JATIMTIMES - Ribuan orang tewas dan sedikitnya 10.000 orang hilang di Libya akibat banjir yang disebabkan oleh badai besar Mediterania. Tak hanya itu, badai besar tersebut juga merobohkan bendungan, menyapu bangunan dan menyapu bersih seperempat kota pesisir timur Derna.
Melansir laporan Reuters, seorang petugas medis senior di Derna mengatakan bahwa lebih dari 2.000 orang tewas. Sementara pejabat Libya timur memperkirakan jumlah korban di atas 5.000 orang.
Baca Juga : Perkembangan Harga Emas Antam 13 Hari Terakhir, Begini Kondisinya
Badai Daniel melanda Mediterania hingga menyebabkan negara terpecah dan hancur setelah konflik, selama lebih dari satu dekade.
Kota Derna, yang berpenduduk sekitar 125.000 jiwa, lingkungannya hancur, gedung-gedung tersapu air, dan atap mobil-mobil terbalik di jalan-jalan yang tertutup lumpur dan puing-puing akibat aliran deras akibat bendungan jebol.
Mohamad al-Qabisi sebagai Direktur Rumah Sakit Wahda, mengatakan 1.700 orang meninggal di salah satu dari dua distrik di kota tersebut dan 500 orang meninggal di distrik lainnya.
Wartawan Reuters juga melaporkan telah melihat banyak mayat tergeletak di koridor rumah sakit. Banyak warga mulai melihat mayat-mayat tergeletak untuk mengidentifikasi anggota keluarganya yang hilang.
“Mayat-mayat tergeletak di mana-mana, di laut, di lembah, di bawah bangunan,” Hichem Abu Chkiouat, menteri ungkap penerbangan sipil di pemerintahan yang menguasai wilayah timur.
“Saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan bahwa 25% kota telah hilang. Banyak sekali bangunan yang runtuh," imbug Chkiouat.
Televisi lokal al-Masar mengatakan menteri dalam negeri pemerintahan timur mengatakan lebih dari 5.000 orang tewas.
Kota-kota lain di wilayah timur, termasuk kota terbesar kedua di Libya, Benghazi, juga dilanda badai. Tamer Ramadan sebagai ketua delegasi Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan jumlah korban tewas akan sangat besar.
“Kami dapat mengonfirmasi dari sumber informasi independen kami bahwa sejauh ini jumlah orang hilang mencapai 10.000 orang,” kata Tamer Ramadan.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan tim tanggap darurat telah dikerahkan untuk membantu di lapangan.
Baca Juga : Harga Beras di Tulungagung Terus Melambung
Saat Turki dan negara-negara lain mengalirkan bantuan ke Libya, termasuk kendaraan pencarian dan penyelamatan, kapal penyelamat, generator dan makanan, warga Derna yang putus asa bergegas pulang untuk mencari orang-orang yang mereka cintai.
Di Derna, Mostafa Salem, 39, mengatakan dia kehilangan 30 kerabatnya. “Kebanyakan orang sedang tidur. Tidak ada yang siap (dengan bencana),” kata Salem kepada Reuters.
Raja Sassi, 39, selamat dari banjir bersama istri dan putri kecilnya usai air mencapai lantai atas, namun anggota keluarganya yang lain telah meninggal, katanya.
“Awalnya kami hanya mengira hujan lebat, tapi tengah malam kami mendengar ledakan besar dan ternyata bendungan jebol,” ujarnya.
Seorang juru bicara kementerian dalam negeri mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tim angkatan laut sedang mencari “
banyak keluarga yang tersapu ke laut di kota Derna.
Derna dibelah dua oleh sungai musiman yang mengalir dari dataran tinggi ke selatan, dan biasanya dilindungi dari banjir oleh bendungan.
Sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan sisa-sisa bendungan yang runtuh 11,5 km (7 mil) di hulu kota tempat dua lembah sungai bertemu, kini dikelilingi oleh genangan air besar berwarna lumpur.