free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Selain Tingkatkan Ekonomi Desa, Budidaya Buah Tin Jadi Primadona di Sidoarjo

Penulis : Nur Hidayah - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

06 - Sep - 2023, 22:32

Placeholder
Kades Sidomulyo, Kunadi bersama Bagus pemilik kebun buah tin saat akan melakukan panen buah di kebun miliknya.

JATIMTIMES – Buah tin atau bernama latin ficus carica merupakan buah yang masih langka di Jawa Timur khususnya Kabupaten Sidoarjo. 

Tak banyak petani yang berhasil membudidayakan tanaman yang belum terlalu populer seperti buah lainnya pada umumnya. Namun siapa sangka, di Sidoarjo terdapat kebun buah tin atau yang sering disebut buah surga di Dusun Patuk, Desa Sidomulyo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

Baca Juga : Sempat Terdengar Suara Ledakan, Pabrik Rokok di Kepanjen Alami Kebakaran

Bagus Giarto (40) pemilik Kebun 5.000 pohon buah tin di Dusun Patuk, Desa Sidomulyo berhasil menjadi primadona di kalangan konsumen, tak hanya di Sidoarjo saja namun konsumennya sudah hampir di seluruh Indonesia. 

“Awalnya diajak teman, kemudian saya terus kembangkan. Alhamdulillah sekarang sudah ada 5.000 pohon tin,” ungkapnya saat ditemui di sela panen buah tin di kebun miliknya, Rabu (06/9/2023).

Dalam merawat buah yang bernama latin ficus carica, membutuhkan tempat yang tepat. Hal tersebut karena pohon buah tin untuk menghasilkan buah yang bagus membutuhkan sinar matahari dan air yang cukup.

“Proses perawatan di kebun ini, dalam satu minggu harus disiram air yang cukup. Pupuknya juga harus yang berkalsium tinggi, supaya buahnya tidak pecah saat buah siap dipanen,” jelasnya.

Secara ekonomi, budidaya buah tin ini cukup menguntungkan. Dalam satu kilo buah saja dihargai kisaran Rp 200.000 hingga Rp 250.000. Dan penjualan pun masih dilakukan secara online sesuai dengan permintaan pasar sehingga resiko untuk kerusakan ataupun pengiriman tidak besar.

Selain itu, Bagus juga menyediakan bibit buah tin hasil cangkokan dari kebunnya. Untuk satu batang cangkokan pohon tin dihargai kisaran Rp 50 ribu. “Kami juga menjual bibit cangkokan pohon tin, harganya sekitar Rp 30 ribu sampai 50 ribu,” katanya.

Di sana ada ratusan jenis pohon tin yang dibudidayakan. Seperti Blue Giant, LDA (Long De A’out), Brown Turkey dan masih banyak lainnya dan maksimal membutuhkan waktu sekitar 7 bulan untuk bisa panen buahnya.

Baca Juga : Rayakan Hari Pelanggan Nasional, BPJS Ketenagakerjaan Kota Batu Simbolis Serahkan Santunan Klaim JHT,JKM,JP, dan Beasiswa Rp 209 Juta

Kades Sidomulyo, Kunadi juga sangat mengapresiasi budidaya buah tin yang kaya akan manfaat juga bisa membantu ekonomi desa. 

"Saya sangat bangga dengan hasil budidaya buah ini, selain bisa menambah ekonomi desa juga manfaat dari buah ini juga banyak, tentunya semakin banyak juga warga Sidomulyo yang bisa belajar mengembangkan budidaya ini agar menjadi jujukan desa lainnya," ujarnya saat ditemui di kebun buah tin.

Kunadi juga menjelaskan jika buah tin memiliki rasa manis yang unik, bertekstur lembut, dan kenyal juga punya banyak manfaat kesehatan.

Adapun manfaat buahnya mulai dari menurunkan tekanan darah tinggi hingga mencegah degenerasi makula seiring dengan usia. Buah tin juga mengandung berbagai nutrisi, dan mampu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kesehatan sistem pencernaan juga menurunkan kadar gula pada pengidap diabetes.

Bagus menambahkan “Tak hanya buah, daun buah tin juga bisa disulap menjadi teh yang juga kaya akan manfaat. Jadi secara keseluruhan pohon buah tin memiliki harga jual,” pungkasnya.


Topik

Ekonomi Buah Tin sidoarjo



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nur Hidayah

Editor

Sri Kurnia Mahiruni