JATIMTIMES-Wakil Wali Kota Blitar Tjutjuk Sunario mendorong pengembangan Kota Blitar sebagai kota heritage dengan tetap mempertahankan tata lingkungan yang ada. Dalam konsep ini ia memberikan contoh pengembangan kota-kota besar di dunia, salah satunya Kota Paris di Negara Perancis.
Penegasan tersebut disampaikan Tjutjuk saat membuka kegiatan Roadshow Jaring Aspirasi Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045 Kota Blitar Bidang Komunikasi dan Informatika di Ruang Sasana Praja Kantor Wali Kota Blitar, Kamis (31/8/2023).
Baca Juga : FIFestival Street Food 2023, Sajikan Kuliner Nusantara UMKM Binaan FIFGROUP
“Untuk mewujudkan heritage, pembangunan yang ada tidak boleh merusak lingkungan yang sudah ada. Bukan hanya Paris saja, tapi kota-kota kuno lain di dunia. Ikon nya adalah bangunan tua, sungai bersih, jalur transportasi bagus, sumber daya alamnya jelek sekali tapi penghasilan pajaknya luar biasa,” kata Tjutjuk.
Orang nomor dua di Kota Blitar menambahkan, selain tata lingkungan konsep heritage adalah mempertahankan bangunan yang sudah ada. Kota dengan konsep heritage adalah kota berwajah tua dengan sangat sedikit sekali sentuhan modernisasi.
Secara teori, kawasa heritage didefinisikan sebagai kawasan warisan masa lalu, juga menyangkut tentang apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang kelak dipertahankan untuk generasi mendatang. Dalam arti lain heritage merupakan sesuatu yang seharusnya dipertahankan dan diregenerasi kepada penerus selanjutanya.
“Lingkungan yang ada itu dipertahankan, sehingga Unesco itu bisa memberikan penghargaan karena pemeliharaanya. Coba saya pengen Kota Blitar ini sungai-sungainya bersih dan dijadikan wisata, serta rumah-rumah diatasnya itu dipikirkan juga tapi tidak digusur,” lanjutnya.
Tjutjuk berharap kedepan Kota Blitar bisa benar-benar menjalankan konsep pembangunan Kota Heritage dengan baik dan benar dalam kurun waktu 25 tahun mendatang. Sehingga mewujudkan Kota Blitar sebagai kota heritage benar-benar mendapat pengakuan dari nasional dan dunia.
Baca Juga : FIFGROUP Salurkan Pinjaman Tanpa Bunga Tahap 2 bagi 260 UMKM Se-Indonesia
“Unesco itu bisa memberikan penghargaan karena pemeliharaanya. Banyak penghargaan Unesco untuk pemerintah Indonesia itu dicabut bahkan diberi warning. Satu contoh Candi Borobudur, itu kan peninggalan luar biasa, tapi sekarang direncanakan ada mall di sampingnya, ada pembangunan-pembangunan lainnya. Nah, untuk kasus Borobudur ini diberi warning. Jika ini dilaksanakan tanpa mengindahkan bangunan aslinya maka sertifikat pengakuan Unesco itu bisa dicabut, karena mereka juga memberikan dana yang tidak sedikit,” tegasnya.
Lebih lanjut Tjutjuk menyampaikan, mewujudkan Kota Blitar sebagai kota heritage bisa mulai dilakukan dengan perencanaan jangka panjang. Dalam mewujudkan pembangunan kota menuju heritage, ia menegaskan Kota Blitar tidak boleh plagiat atau meniru daerah lain. Kota Blitar bisa mencontoh model Heritage Kota Paris, tapi bukan berarti meniru. Karena setiap Negara dan kota-kota di dunia memiliki budaya yang berbeda. Ciri khas dari masing-masing budaya inilah yang diangkat dalam konsep kota heritage.
“Kita jangan meniru-meniru, tapi kita harus mempertahankan apa yang telah jadi ikon kita. Kita sebutkan di awal tadi, Kota Paris itu kota kuno, kuno sekali, tapi bangunannya tidak boleh dirubah. Bangunan tuanya harus dipelihara. Kalau pemiliknya tidak mau memelihara ya harus diambil alih pemerintah,” tegasnya.