JATIMTIMES - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur memastikan kabar tentang naiknya harga beras, tidak begitu mempengaruhi ketersediaan beras di pasaran.
Hal itu diketahui setelah melakukan monitoring penyaluran beras medium Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Baca Juga : Tim Dosen Unisba Blitar Turun ke Desa Sumber, Dampingi Pelaku Usaha Kecil Dapatkan Sertifikat Halal
Monitoring dilakukan di Pasar Blimbing Kota Malang pada Kamis (31/8/2023) siang. Pada kesempatan tersebut, selain monitoring pihaknya juga menggandeng badan urusan logistik (Bulog) untuk melakukan operasi pasar, untuk memastikan ketersediaan beras kualitas medium.
Kepala UPT Perlindungan Konsumen Disperindag Jatim Cabang Malang, Hamid Pelu mengatakan, naiknya harga beras bukan semata-mata karena stok beras yang sedang langka. Sebab di Pasar Blimbing, beras yang dijual dengan harga yang disebut tinggi, adalah beras berkualitas premiun.
"Yang kita lihat tadi toko disini tidak ada beras medium G64. Sehingga yang tercatat adalah beras Mentari dianggap beras medium. Sehingga dipikir Rp 12 ribu beras medium ternyata itu beras mentari," jelas Hamid, Kamis (31/8/2023).
Dirinya pun juga tidak dapat memastikan mengapa para pedagang di Pasar Blimbing tidak menjual beras berkualitas medium. Sebab menurutnya, hal itu menjadi kebutuhan masing-masing pedagang yang menyesuaikan permintaan dari para pelanggannya.
"Sebenarnya mau jual atau tidak itu tergantung permintaan. Setiap pedagang punya pangsa pasar yang berbeda. Kalau pangsa pasar mereka mentari ke atas ya mungkin mereka menjual mentari ke atas. Tapi kalau mereka ada jual medium itu tergantung mekanisme pasar. Jadi sesuai permintaan," jelas Hamid.
Untuk itu, kondisi tersebut juga tidak dapat disamaratakan antara pasar satu dengan pasar lainnya. Sebab tentunya, antara pasar satu dengan pasar yang lain memiliki pangsa pasar yang berbeda. Sehingga, para pedagang juga menyesuaikan hal tersebut.
"Begitu juga (jika) dibandingkan Pasar Blimbing dan Pasar Oro Oro Dowo, beda. Pangsa pasarnya Oro Oro Dowo itu tinggi, jadi beda lagi," imbuh Hamid.
Untuk itu, dengan monitoring dan operasi pasar tersebut dirinya berharap agar beras berkualitas medium bisa masuk ke Pasar Blimbing. Setidaknya, ada pilihan bagi masyarakat untuk memilih beras sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Baca Juga : Harga Beras Naik, Pedagang: Kami Diomeli Pelanggan
"Mudah mudahan dengan kunjungan ini, beras medium bisa masuk sini. Sehingga ada perbandingan atau minimal ada permintaan masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi," jelas Hamid.
Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Blimbing, Yanto mengaku bahwa kenaikan harga beras terjadi sejak dua bulan terakhir. Kenaikannya kurang lebih sekitar Rp 30 ribu per 25 kilogramnya. Dari yang semula Rp 290.000, menjadi Rp 325.000. Namun itu untuk beras yang berkualitas premium.
"Itu yang jenis premium ke atas, seperti merk Lahap dan Mentari. Kalau per kilonya Rp 13 ribu sekarang," jelas Yanto.
Untuk itu dirinya berharap agar operasi pasar yang dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) bisa menjadi jawaban atas keresahan tersebut. Menurut Yanto, setidaknya ia bisa menjual harga beras bagi masyarakat dengan kualitas yang beragam.
"Harapannya kami bisa memberikan pembagian yang rata kepada masyarakat kecil. Dan barangnya yang jenis medium ke atas kan harganya sudah melambung tinggi," terang Yanto.