free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pendidikan

9th ICONIES 2023 UIN Malang, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Islam yang Ramah

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

31 - Aug - 2023, 21:12

Placeholder
International Conference of Islamic Economics & Business (9th ICONIES) 2023

JATIMTIMES - Internasional conference digelar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Kamis (31/8/2023). Lebih dari 20 perguruan tinggi berpartisipasi sebagai co-host dalam kegiatan bergengsi International Conference of Islamic Economics & Business (9th ICONIES) 2023 ini.

Tema strategis diusung dalam konferensi internasional ini, yakni " Green Finance, Economics and Business: Current Issues and Future Challenge".

Baca Juga : Kunjungi Tebuireng, Anies Baswedan Berdoa di Makam Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari

Hadir sebagai Keynote Speaker Dr TGB Muhammad Zainul Majdi LC MA Former Independent Comissioner of Bank Syariah Indonesia dan speaker internasional, yakni Prof Dr Khaled Saad Mohamed Elsamouli Imam Syafi'i University, Somalia, Prof Dr Yusnidah Ibrahim dari Al Bukhari International University dan Prof Dr H Salim Al Idrus mm MAg dari UIN Malang.

Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr HM Zainuddin MA menyampaikan dalam sambutannya, bahwa tema yang diusung menggarisbawahi pentingnya pembangunan berkelanjutan. Selain itu juga peran penting ekonomi dan keuangan Islam dalam membentuk dunia yang lebih seimbang secara ekologis dan berkeadilan ekonomi. 

1

"Kita berkumpul di sini hari ini, tidak hanya sebagai akademisi, praktisi, atau pemerhati di bidang ekonomi dan bisnis Islam. Namun sebagai pioner dalam mengadvokasi masa depan yang sejahtera dan adil," jelasnya.

Tantangan yang dihadapi di abad ke-21 sangatlah besar. Untuk itu, solusi yang dibutuhkan menuntut komitmen, kreativitas, dan inovasi bersama. Eksplorasi keuangan, ekonomi, dan bisnis ramah lingkungan dalam konteks prinsip-prinsip Islam menjanjikan, tidak hanya mengatasi permasalahan ekologi dan ekonomi saat ini. Lebih dari itu, juga dibutuhkan pemetaan arah menuju masa depan yang berkelanjutan, beretika, dan kesejahteraan bersama.

Lebih lanjut disampaikan Rektor, Konferensi ICONIES ke-9 merupakan platform pertukaran ide, berbagi pengetahuan, dan menjalin kolaborasi yang dapat membuka jalan bagi perubahan transformatif. Konferensi ini mempertemukan para ahli, cendekiawan, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan untuk membahas penelitian mutakhir, praktik inovatif, dan tren yang muncul di bidang ekonomi dan bisnis Islam.

2

Dalam perjalanan intelektual melalui konferensi selama beberapa hari ke depan ini, Rektor  mendorong agar semua peserta terlibat dalam wacana yang memberikan kontribusi untuk menantang paradigma yang ada. Lebih  dari itu, Rektor asal Bojonegoro itu juga berharap untuk mencari solusi yang tidak hanya berkontribusi pada kemajuan pengetahuan, tetapi juga pada kemajuan masyarakat dan lingkungan.

"Saya berharap anda semua mendapatkan konferensi yang produktif dan mencerahkan. Semoga koneksi yang anda bangun dan wawasan yang anda peroleh disini menginspirasi untuk menjadi agen perubahan, tidak hanya di lingkungan akademis atau profesional, tetapi juga di dunia secara keseluruhan," ungkap Prof Zain, sapaan akrabnya.

2

Dr H Misbahul Munir Lc MEI, menambahkan,
Meskipun ICONIES ke 9 masih dilakukan secara hybrid, namun ini tak mengurangi antusias para peserta maupun panitia. Ajang bergengsi ini juga melibatkan banyak co-host, mitra publikasi terindeks Scopus atau terakreditasi Sinta 2 sampai 5, serta berbagai pihak lainnya. 

Selain itu, lebih dari 200 abstrak, artikel yang masuk baik di prosiding maupun jurnal terindeks Scopus. Para peserta call paper terdiri dari praktisi, peneliti, dosen maupun mahasiswa dari PTN, PTKIN, lembaga riset pemerintahan di Indonesia maupun luar negeri.

"Sedangkan biografi para penulis berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, Gambia, Maroko, Australia, Indonesia, Pakistan dan beberapa negara lain," Jelas Misbahul Munir.

4

Tema yang diambil terkait Green Economics. Dijelaskan Misbahul Munir, selaras dengan tema yang dimaksud, momen ini untuk mencari  gagasan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat dan mengurangi kerusakan secara signifikan dan  menghemat sumber daya energi.

Baca Juga : Efektif Bangkitkan Investasi, Disnaker-PMPTSP Kota Malang Akan Mutakhirkan Si Izol ke Versi Android

Secara umum, ciri green ekonomi adalah ramah sosial, ramah lingkungan dan ramah sumberdaya, yang kemudian melahirkan digitalisasi dalam perkonomian yang menjadikan perekonomian lebih adaptif dan efisien, efektif.

"Mengapa green ekonomi, karena perekonomian selama ini lebih fokus pada ramah income hingga pertumbuhan ekonomi tapi mengabaikan tiga unsur tadi," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, seperti diketahui pusat ekonomi terbesar di Indonesia adalah DKI Jakarta. Namun belakangan terjadi kualitas udara yang buruk di kota tersebut. Menurutnya, hal ini merupakan  dampak konsep mengabaikan aspek lingkungan dan sebagainya.

Terlebih lagi di era digitalisasi saat ini, juga terdapat banyak tantangan seperti halnya keamanan cyber. Diketahui beberapa waktu lalu Bank Syariah Indonesia sempat mengalami gangguan transaksi, sehingga keamanan cyber menjadi sebuah tantangan ke depan untuk bagaimana sistem ekonomi Islam bisa diperkuat dengan sistem keamanan cyber yang lebih bagus lagi.


Topik

Pendidikan UIN Malang Prof Zain ICONIES konferensi internasional



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri