free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Kesehatan

Polusi Udara di Jakarta Bikin Anak Batuk Pilek? Begini Penjelasan Dokter

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

30 - Aug - 2023, 02:38

Placeholder
Ilustrasi anak batuk pilek. (Foto: Google)

JATIMTIMES - Baru-baru ini di berbagai platform media sosial tengah ramai dengan keluhan soal polusi udara di Jakarta. Akibat dari polusi itu para orang tua pun mengeluh si kecil gampang batuk dan pilek. 

Tak sedikit yang curiga batuk pilek berkaitan dengan kualitas udara yang buruk belakangan ini, benarkah?

Baca Juga : Bupati Sanusi Kenalkan Mobil Listrik Buatan SMKN 1 Kepanjen saat Pesta UMKM

Dokter Spesialis Anak dr. Arifianto, Sp.A atau akrab disapa Dokter Apin menjelaskan jika tidak bisa dipungkiri bahwa polusi udara memiliki kontribusi erat dengan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan baik akut (ISPA) maupun kronik. Namun, perlu dipahami pada anak (dan dewasa), batuk-pilek yang sering dialami adalah akibat infeksi.

"Sesuai namanya infeksi, yakni disebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh. Tersering adalah infeksi virus," ungkap dokter Apin, dikutip dari akun X (Twitter) @dokterapin. 

Lebih lanjut menurut Dokter Apin, ketika seorang anak mengalami selesma (common cold) atau influenza yang merupakan ispa atas, maka si kecil mendapatkan virus dari orang lain (tertular). Dan virus itu bisa menular ke orang-orang lain di sekitarnya. 

"Adanya demam makin menguatkan infeksi. Jadi, penyebabnya bukan polusi udara," jelas dokter yang domisili di Jakarta tersebut. 

Meski begitu, kata Dokter Apin, polusi udara saat ini bisa berperan dalam memudahkan ISPA untuk berkembang. Dan mungkin saja lebih lama durasi penyembuhannya. 

"Risiko pneumonia (ISPA bawah) dan asma juga meningkat. Tetapi ingat, penyebab ISPA atas maupun bawah adalah infeksi, bukan polusi udara," tandas dia. 

"Ketika anak tak kunjung sembuh, tidak lantas "hanya" menyalahkan polusi saja. Tetapi kendalikan potensi penularannya!," pinta dokter Apin. 

Menurut dokter Apin, seringkali anak tak kunjung sembuh karena virusnya menular dari satu anak ke orang lainnya (kakak/adik/orangtua/teman daycare/sekolah). Sehingga membuat sakitnya lebih lama karena potensi penularan yang tidak dikurangi.

"Inilah pentingnya masker tetap dipakai, cuci tangan setiap habis kontak, dan meliburkan anak dari daycare/sekolahnya. Wajar bila sampai lebih 2 minggu kok tak kunjung sembuh. Karena di rumah tidak pakai masker, jarang cuci tangan, dan anak-anak tetap bersekolah/di daycare," jelas dokter Apin. 

Baca Juga : Anies Baswedan Bicara soal 'Konoha', Golkar Ingatkan Kasus Rocky Gerung Hina Jokowi

"Terus, kapan sembuhnya? Ya musti dikendalikan pingpongnya. Menguras kesabaran ya.. Anak batuk sampai muntah. Terbangun berkali kali saat tidur. Rewel. Ayah Ibunya pun ikut ketularan. Apa obatnya kalau common cold dan influenza? Tidak ada obat yang perlu diminum. #Sabardangendong," imbuh dokter Apin. 

Dia juga menegaskan bahwa tidak memberikan obat bukan berarti membiarkan anak. Namun, karena memang selesma dan flu tidak ada obat yang perlu diminum. Tapi orangtua perlu tetap mengobservasi kondisi anak, termasuk melihat ada kondisi darurat apa tidak. 

"Kalau ada sesak/dehidrasi/kejang dan penurunan kesadaran, ya ke dokter," kata dokter Apin. 

"Dan ingat, ini harus selalu diulang, mereka yang awalnya common cold atau flu, lalu berlanjut menjadi pneumonia/asma/otitis media, itu bukan karena tidak dikasih "obat batuk/pilek", tetapi memang adanya faktor risiko," imbuh Dokter Apin. 

Lantas apa saja faktor risiko pneumonia/asma/otitis media, kata dokter Apin, si kecil harus dipastikan memiliki riwayat imunisasi lengkap. Kemudian faktor risiko lain, yakni tidak ada yang merokok di sekitar anak, sirkulasi baik, dan status nutrisi bagus. 

"Tidak cuma "menyalahkan" polusi udara juga, imunisasi lengkap terbukti efektif mencegah pneumonia. Anak-anak perokok pasif terbukti berhubungan dengan pneumonia dan asma," tandas dokter Apin. 

"Sebagai penutup, kita tentunya berharap kepada para pengambil kebijakan untuk mengatasi polusi udara yang makin berbahaya. Sambil terus melakukan upaya seoptimal mungkin untuk menjaga anak-anak dengan kondisi yang ada, dan memahami sesuatu secara utuh, untuk kesehatan anak-anak kita," pungkas dokter Apin. 


Topik

Kesehatan Polusi Udara jakarta batuk pilek



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Sri Kurnia Mahiruni