JATIMTIMES - Belum lama ini publik tengah dihebohkan dengan kabar mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang ditemukan meninggal dunia di kawasan Gunung Arjuno, Kota Batu, Jawa Timur, tepatnya pada Minggu (20/8/2023).
Hal itu pun membuat pendaki lain turut menyesalkan dengan adanya kejadian tersebut. Salah satu pendaki @frengkyyt hingga membuat Video TikTok imbauan untuk para pendaki pemula agar pandai dalam memilih teman mendaki.
Baca Juga : Kursi Ketua KPU Kota Batu Diisi Plt, Komisioner dan Sekretariat Sepakat Pilih Heru
Dalam vt-nya, akun frengkytpras awalnya menuliskan jika menurut informasi pendaki mahasiswa UB berangkat pada Jumat (18/8/2023) malam. Akun tersebut juga menyesalkan adanya teman yang meninggalkan teman mendaki lainnya karena kondisi kesehatannya buruk.
"Yang seharusnya tidak ada yang namanya saling tinggal-tinggalan dalam pendakian apalagi kondisi malam hari!," tulis akun tersebut.
"Mirisnya lagi ternyata korban tersebut baru pertama kali mendaki!," ungkap Frengkytpras.
Lebih lanjut Frengkytpras juga menjelaskan jika korban ditinggal di pos 2 ditemani dengan 1 teman pendaki perempuan. Dan kelima temannya berangkat duluan mengejar summit.
"Dengan kondisi bulan Agustus ini suhu di Kota Malang dan sekitarnya sangatlah dingin apalagi di gunung! Kemungkinan besar pendaki terkena Hipotermia bisa terjadi!," tulis akun tersebut.
"Kalau sudah seperti ini siapa yang merasa kehilangan kalau bukan keluarganya?," imbuh akun tersebut.
Atas kejadian itu, Frengkytpras pun mengimbau agar rombobgan pendaki saat ke gunung harus solid. "Jangan egois ninggalin rombongan, kalau berangkat bareng, ya pulang harus bareng, ga ada istilahnya pengen summit duluan!!!!," tulis keterangan akun tersebut.
"Harus jadi pendaki yang rendah hati dan pandailah dalam memilih teman saat mendaki," imbuh akun tersebut.
Karena menurut Frengkytpras, puncak tetaplah tujuan tapi pulang ke rumah dengan selamat adalah keharusan.
"Antara sedih dan kecewa masih ada pendaki yang egonya tinggi sampai ninggalin teman!!!," pungkas keterangan akun tersebut.
Sontak unggahan itu pun menuai beragam komentar dari warganet. Banyak pendaki lain yang juga menyesalkan kejadian tersebut.
"Puncak hanyalah bonus kawan, tujuan kita mendaki untuk pulang dengan selamat agar bisa kumpul lagi bersama keluarga. Tak ada harga yang lebih mahal dari nyawa," @iyaa********.
Baca Juga : Caleg Muda DPR RI Ahmad Irawan: Terjun Politik Karena Ingin Bermanfaat dan Berbuat Kebaikan
"Sayangnya, teman tidak solid tau teman meninggal masih cari barang sepele seperti matras saja masih bingung. Padahal matras buat evakuasi korban," @rokim******.
"Semua persahabatan dan pertemanan akan terlihat sifat aslinya ketika mendaki gunung. Mana yang tulus dan mana yang egois," @Ujung_*****.
Melansir berbagai sumber, kronologi meninggalnya mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ditemukan meninggal dunia saat mendaki Gunung Arjuno. Korban ditemukan meninggal dunia di area Pos 2 Batu Besar, pada jalur pendakian Gunung Arjuno melalui Sumber Brantas di wilayah Kecamatan Bumiaji.
Berdasarkan keterangan teman-teman korban, awalnya rombongan korban sebanyak 7 orang berangkat mendaki Gunung Arjuno pada Jumat (18/8) sore. Ada 4 laki-laki dan 3 perempuan dalam rombongan tersebut.
Perjalanan berjalan lancar hingga rombongan tiba di pos 2 pada pukul 22.00 WIB. Kondisi korban tiba-tiba buruk dan rombongan memutuskan membangun tenda di lokasi tersebut.
"Tenda itu dibangun untuk korban dan satu perempuan yang menemani korban. Sedangkan 5 orang lainnya melanjutkan perjalanan menuju puncak. Anak 5 sampai di Lengkehan (jalur ke puncak gunung) itu pada Sabtu (19/8) jam 6 pagi," kata Wibowo, salah satu relawan yang ikut melakukan evakuasi jenazah korban, dikutip dari Detikjatim, Selasa (22/8/2023).
"Dari Lengkehan mulai lanjut lagi ke puncak jam 9 pagi mereka baru berangkat lagi ke puncak. Mereka berada di puncak sampai jam 6 sore. Mereka kemudian turun dan baru sampai di pos 2 jam 12 malam," sambungnya.
Sesampainya di lokasi, 5 orang langsung beristirahat dan keesokan paginya mereka baru sadar bahwa kondisi korban semakin memburuk.
"Saat itu kata teman-temannya diajak turun nggak mau. Mintanya dievakuasi tim SAR. Ya mungkin karena kelamaan di pos 2 kondisi korban semakin drop dan tidak berhasil tertolong. Misal sejak awal dievakuasi kemungkinan masih selamat," jelas Wibowo.
"Dari 7 orang itu 2 di antaranya sudah pernah naik gunung. Sedangkan yang bersangkutan dan rekan lainnya baru pertama kali naik gunung," imbuh Wibowo.