JATIMTIMES - Belum lama ini, Museum Musik Indonesia (MMI) melakukan survei kepada anak-anak. Hasilnya, tercatat bahwa sekitar 90 persen anak di bawah umur di Kota Malang tak mengenal lagu daerah.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menilai bahwa anak-anak era saat ini masih memahami lagu daerah. Namun, anak-anak saat ini justru tak mengenal lagu anak-anak.
Baca Juga : Disdikbud Angkat Bicara Ihwal Mayoritas Anak-anak Kota Malang Tak Tahu Lagu Daerah
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana mengaku tak meyakini bila banyak anak di tingkat SD dan SMP lebih mengenal lagu Korea daripada lagu daerah. Ia justru menyatakan kalau anak-anak sekarang banyak yang tidak mengenal lagu anak-anak.
“Kalau lagu daerah InsyaAllah ingat, justru yang tidak ingat itu lagu anak-anak,” kata Suwarjana saat ditemui di Gedung DPRD Kota Malang, Rabu (16/8/2023).
Suwarjana pun menyebut bahwa hal itu imbas dari produser musik saat ini yang tidak lagi membuat lagu anak-anak. Sehingga, menurutnya anak-anak cenderung mendengar lagu yang lebih populer saat ini.
“Karena produser tidak membuat lagu anak-anak,” ungkap Suwarjana.
Hal itu yang kemudian berdampak pada pengetahuan anak terhadap konten lagu daerah maupun anak. Menurutnya, produser harus memiliki kepekaan terhadap kondisi ini sehingga memproduksi lagu anak-anak.
“Baik daerah atau populer. Masalah kurang hafalnya kan masalah pemahaman saja kepada anak-anak. Ancaman yang terjadi sekarang adalah produser tidak memproduksi lagu anak-anak. Kami telah mencoba menyosialisasikan lagu-lagu daerah di sekolah,” kata Suwarjana.
Diberitakan sebelumnya, Museum Musik Indonesia (MMI) melakukan survei kepada anak-anak. Dari situ, MMI mencatat bahwa sekitar 90 persen anak di bawah umur di Kota Malang tak mengenal lagu daerah. Survei itu dilakukan selama tiga minggu di sekitaran Museum Brawijaya.
Survei yang dilakukan adalah dengan menyebar daftar pertanyaan kepada sejumlah anak. Hasilnya, dari sekitar 400an anak, 360 anak menjawab mereka tak mengenal lagu daerah.
Baca Juga : Wisma Darmadi, Saksi Bisu Perjuangan Bupati Blitar, Ayah Pahlawan PETA Supriyadi Melawan Belanda
“Jawaban dari mereka, ya lupa saya gak tahu. Saya tahu tapi lupa,” ujar Ketua MMI, Ratna Sakti Wulandari.
Yang membuat miris, Ratna menjelaskan bahwa anak-anak di Kota Malang lebih hafal lagu tentang percintaan, lagu K-Pop hingga lagu berbahasa Inggris. Menurutnya, hal itu karena lagu tersebut sering didengarkan anak-anak melalui media sosial.
“Kan banyak di TikTok atau Instagram. Mungkin itu yang membuat anak-anak lebih dengar lagu cinta-cintaan atau K-Pop,” ungkap Ratna.
Dari hasil survei itu, Ratna mengaku cukup prihatin. Karena jika anak tidak mengenal lagu daerah, maka mereka bisa dikatakan tidak punya jati diri. “Dan nilai kebangsaan akan hilang ke depannya,” sambungnya.
Dengan begitu, Ratna menjelaskan bahwa MMI bersama Disdikbud Kota Malang berencana untuk mengantisipasi hal tersebut. Pihaknya akan menggelar lomba lagu daerah dari Aceh sampai Papua dengan peserta anak-anak tingkat SD hingga SMP se Malang Raya.
“Lombanya berjudul Nusantara Bernyanyi. Ini kita lakukan untuk memperkenalkan bahwa ada lagu daerah yang bisa dinyanyikan anak-anak. Ini cukup penting,” tutur Ratna.