JATIMTIMES - Masuk nominasi 75 Desa Wisata Terbaik, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengunjungi Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Jumat (11/08/2023) Sore.
Kedatangan rombongan Menparekraf Sandiaga didampingi Bupati Situbondo Karna Suswandi di kawasan Pantai Pandean, Desa Wonorejo disambut tarian tradisional saat menuju lokasi dialog interaktif, Selain itu Sandiaga juga mengunjungi stand produk UMKM dan dilanjutkan penandatanganan prasasti Desa Kebangsaan Wonorejo.
Baca Juga : Polresta Malang Kota Gagalkan Peredaran Narkoba Jenis Ganja dan Sabu
Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Desa Wonorejo ini unik dan bertoleransi tinggi, sebab disini ada Blambangannya, Bali dan Situbondo, toleransi warganya sangat luar biasa dan keragamannya dirayakan penuh kebangsaan.
"Saya terima kasih, Desa Wonorejo ini bukan hanya membangkitkan pariwisata tetapi merajut kebangsaan. Selamat untuk Wonorejo dan Situbondo,"kata Sandiaga Salahuddin Uno.
Sementara itu, Kepala Desa Wonorejo, Sumartadi mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut kedangan Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno di desanya. "Ini hal luar biasa dan anugrah bagi kami, karena pemerintahan terkecil di desa bisa dikunjungi menteri," ujarnya.
Desa Wonorejo ini, kata Sumartadi, merupakan desa kebangsaan yang penuh keragaman bisa menjadi penarik bagi pemerintah pusat, karena keberagaman hubungan masyatakatnya sangat kuat.
"tidak ada persiapan apapun, karena ini murni prilaku masyarakat setiap hari," ungkap Sumartadi.
Baca Juga : Anggota GP Ansor Soroti Ceramah Khalid Basamalah yang Dijadikan Konten di Televisi Nasional
Bahkan, sambungnya, prilaku dan keramahan warganya serta saling menghormati dilakukan sehari hari dalam bermasyarakat. Selain itu dalam kehidupan kerukunan beragama dilandasi berdemokrasi sebagai implementasi Pancasila digerakkan melalui kegiatan sehari hari.
"Didesa kami ada empat agama, yakni. Islam, Katolik, Protestan dan Hindu. Semuanya Al Hamdulillah walaupun tempat ibadahnya bersampingan tidak pernah ada gesekan dan rukun," pungkasnya.