JATIMTIMES - Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai serpihan tanah surga di tanah Jawa dalam dunia wisata. Hal karena keindahan alam, baik pantai, gunung maupun flora fauna serta aneka kuliner yang mampu memanjakan selera wisatawan yang datang dan berkunjung ke Banyuwangi.
Satu destinasi wisata baru yang wajib dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan asing adalah Kampoeng Alpukat yang terus bersolek untuk memanjakan pecinta kopi dan buah-buahan segar.
Baca Juga : Pakar Pariwisata ITB Kritisi Kebijakan Pariwisata, Dianggap Condong ke Politis hingga Kerap Siasati Data BPS
Kedai Kopi Kampoeng Alpukat yang terletak di Desa Parangharjo, Dusun Randuagung, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi didesain menjadi wisata kuliner, edukasi dan wisata keluarga.
Menurut Owner Kedai Kopi Kampoeng Alpukat, Erwin Yudianto, destinasi yang dibangun merupakan inovasi dan terobosan yang diharapkan mampu menarik wisatawan lokal maupun asing berwisata di daerah Banyuwangi khususnya di kecamatan Songgon yang selama ini dikenal sebagai penghasil durian manggis dan buah- buahan lain untuk memenuhi pasar luar negeri.
Dia menuturkan Kampoeng Alpukat dibangun dengan ornamen rumah adat Oesing dengan sentuhan arsitektur modern berlokasi ditengah persawahan menawarkan nuansa alam pedesaan yang hijau sejuk dan indah.
"Kampoeng Alpukat kami tawarkan kepada wisatawan untuk tertarik berkunjung ke di daerah Songgon, menikmati eksotisme keindahan ligkungan alam seperti air terjun Telunjuk Raung, Rumah Pohon, Arung Jeram X-Badeng dan menikmati buah-buahan serta kopi khas Banyuwangi asli," kata Erwin
Selain itu dengan dikelilingi sungai kecil yang jernih mengairi lahan persawahan ditanami aneka macam buah, antara lain; Alpokat, durian, manggis dan lain sebagainya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.
Selain itu lanjut Erwin, inovasi dan terobosan baru bidang pariwisata yang dilakukan dengan tujuan dapat memberi manfaat dan bisa mengangkat perekonomian masyarakat sekitar seperti daerah-daerah lain yang wisatanya sudah maju.
"Kita ambil contoh Daerah Istimewa Jogyakarta karena wisatanya maju semua masyarakat bisa bekerja mencari penghasilan mulai dari jasa parkir, ojek, jualan souvenir, penginapan dan lain lain," tambah Erwin.
Baca Juga : Ulasan WhatsApp Beta: Masa Depan Komunikasi Digital dengan Fitur Eksklusif dan Terdepan
Lebih lanjut Alumni Fakultas Hukum Untag Banyuwangi menambahkan Kampoeng Alpukat dibangun sebagai terobosan agar Songgon tidak hanya dikenal sebagai penghasil buah durian dan manggis, tetapi mampu menghasilkan buah- buahan lain seperti alpukat, jambu, belimbing dan lain lain.
"Kedepan lami juga berkeinginan tempat ini bisa menjadi eduksi untuk para pelajar dan mahasiswa mulai proses pemilihan bibit alpukat, penanaman pohon, perawatan, cara memanen sampai dengan pengolahan hingga penyajin. Selain itu juga ada wisata edukasi kopi asli Banyuwangi," jelasnya.
Saat ini Kampoeng Alpukat terus bersolek untuk benar-benar siap menjadi destinasi wisata di Banyuwangi yang mampu memanjakan wisatawan dengan keindahan alam Songgon dengan segenap eksotismenya. Sajian kopi kelas hotel bintang lima racikan barista profesional, fasilitas karaoke bagi keluarga dan agrowisata petik buah serta berbagai tawaran menarik lainya.
Untuk sementara yang berkinjung ada beberapa pejabat tamu dan kolega dari Polresta, Kodim 0825 maupun pejabat dari kabupaten/kota di Indonesia yang sedang menjalankan tugas ataupun sekedar menikmati keindahan alam di Banyuwangi.
“Sebagian mereka datang sekedar ingin menyanyi, mencicipi kopi racikan barista yang profesional dan menikmati buah alpukat petik sendiri serta buah durian asli Banyuwangi,”pungkas Erwin.