JATIMTIMES - Wali Kota Malang Sutiaji mengajak masyarakat untuk bisa bersikap bijak dan cerdas, dalam rangka menyongsong Era Society 5.0. Hal tersebut disampaikan saat memberikan sambutan pada Workshop Literasi Digital dengan mengusung tema "Solusi Menghadapi Era Society 5.0" pada Jumat (28/7/2023) di Malang Creative Center (MCC).
Sutiaji memberikan apresiasinya atas terselenggarannya kegiatan yang diinsiasi oleh Kementerian Kominfo RI. Yang dalam hal ini bekerja sama dengan Lembaga Ta LIF Wan Nasyr Pengurus NU Kota Malang.
Baca Juga : Upaya Percepatan Penyerahan PSU di Kota Malang oleh DPUPRPKP Berbuah Manis, Begini Progres Saat Ini
"Di tengah tsunami informasi yang begitu deras, kita perlu waspada dan makin bijak dalam menyaring informasi guna menghindari hoax dan kejahatan digital," ujar Sutiaji.
Menurutnya, penguatan literasi bukan hanya menjadi tugas Diskominfo. Namun juga menjadi kewajiban bagi semua masyarakat untuk turut mengedukasi lingkungan dan juga keluarga terdekat.
Dirinya pun berpesan agar masyarakat bisa menyaring informasi sebelum men-sharing-nya. Bahkan menurutnya, hal itu menjadi penekanan bagi seluruh generasi muda. Dengan harapan agar kita semakin selektif dalam membagikan informasi khususnya jika pesan tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.
"Mengoptimalkan ruang digital sebagai ruang untuk membuka kesempatan mengembangkan diri, pengetahuan dan usaha sebagai bentuk aplikasi positif harus terus dilakukan" terang Sutiaji di hadapan peserta workshop.
Sebagai informasi, Society 5.0 adalah konsep yang memungkinkan umat manusia menggunakan ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern seperti AI dan robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan manusia.
Konsep Society 5.0 sejatinya tidak berbeda jauh dengan konsep sebelumnya, yakni Society 4.0. Perbedaannya terletak pada konteks yang menjadi fokus. Di mana Society 4.0 fokus pada konteks pengembangan teknologinya, sedangkan Society 5.0 lebih fokus pada konteks manusia.
Baca Juga : Bertepatan Hari Asyuro, PAN Kota Malang Gelar Santunan Anak Yatim Peringati HUT ke-25
Untuk itu, dalam menghadapi era society 5.0 penting bagi kita semua untuk membudayakan literasi digital. Pada tahun 2018, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengomunikasikan, dan mengevaluasi informasi melalui teknologi digital.
Sementara, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) pada tahun yang sama menyebutkan literasi digital terdiri atas tiga elemen, yaitu pengetahuan, kompetensi, dan lokus personal. Pengetahuan dan kompetensi artinya individu diharapkan memahami dan mengimplementasikan konsep literasi digital, sedangkan lokus personal artinya kebutuhan literasi digital individu satu dan lainnya bisa saja berbeda.
Namun salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia ialah masih adanya kesenjangan atas akses informasi melalui teknologi digital, terutama bagi masyarakat yang hidup pada garis kemiskinan, tinggal di pedesaan, berusia lanjut, dan penyandang disabilitas.