JATIMTIMES- Ratusan warga harus rela kepanasan dan mematuhi antrean panjang untuk mendapatkan LPG 3 kilogram (Kg) yang langka dalam beberapa waktu terakhir. Seperti yang terlihat di Jalan Satsuit Tubun, depan Gedung Juang, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, pada Senin (24/07/2023).
Setiap orang masing-masing membawa tabung gas elpiji berukuran 3 kilogram dan dibawah terik matahari berbaris satu per satu untuk menunggu mendapatkan giliran.
Baca Juga : Presiden Joko Widodo Tak Ingin El-Nino Ganggu Stabilitas Pangan
Mereka mengantre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kilogram bersubsidi dalam pelaksanaan program operasi pasar murah yang digelar Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi bersama dengan stakeholder terkait yang lain.
Menurut Salah seorang warga, Iwan (43 tahun), dirinya telah mengantre kurang lebih 1 jam lamanya untuk membeli gas elpiji 3 kilogram yang dijual dengan harga Rp 16 ribu per tabung. Dalam proses pembelian, masing -masing warga harus membawa fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) agar pembelian tidak double.
Menurut Iwan, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram sudah dirasakan warga sejak satu bulan terakhir. Setiap harinya warga harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Bahkan tidak jarang harus dengan cara berkeliling ke toko dan kios yang menjual gas melon. "Itu pun sulit, kadang ada kadang juga tidak. Tapi kebanyakan di toko-toko itu stoknya habis," ujar warga Kelurahan Lateng tersebut.
Setelah mendengar ada operasi pasar murah gas elpiji 3 kilogram bersubsidi, para warga berduyun-duyun untuk membelinya. Sebab, lanjut Iwan, harga gas elpiji 3 kilogram di luaran dijual dengan harga cukup tinggi. Berkisar Rp 23 ribu sampai Rp 24 ribu.
"Meski harus mengantre lama. Yang penting tetap bisa memasak. Apalagi saya juga jualan ayam kentaki. Kebutuhan juga cukup tinggi," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Banyuwangi, H. Mujiono mengatakan, program pasar murah gas elpiji 3 kilogram bersubsidi digelar di 12 Kecamatan di Banyuwangi.
Di antaranya Kecamatan Banyuwangi, Rogojampi, Genteng, Muncar, Cluring, Kalipuro, Srono, Purwoharjo, Giri, Glagah, Licin, dan Wongsorejo. "Operasi murah digelar menyusul adanya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di pasaran," ujar Mujiono.
Baca Juga : Tinjau Penyaluran Sembako di Malang, Joko Widodo Minta Kepala Daerah Perbanyak Pasar Murah
Lebih lanjut dia menuturkan ada sekitar 1.600 hingga 2.500 tabung berisi gas elpiji 3 kilogram yang didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan warga. "Kami harapkan masyarakat jangan terlalu khawatir, jangan sampai ada panic buying," pintanya.
Menurut penghobi bulu tangkis itu, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram dipengaruhi oleh beberapa faktor, salahsatunya rencana inventarisasi agar distribusi tidak salah sasaran. "Sehingga perlu ditertibkan kembali agar subsidi benar-benar tepat sasaran. Dalam hal ini orang membutuhkan dan kurang mampu. Karena gas elpiji ini disubsidi pemerintah," tambahnya.
Faktor lain yang disinyalir menjadi pemicu kelangkaan gas LPG 3 kilogram adalah; pertumbuhan UMKM juga berpengaruh terhadap tingginya permintaan gas elpiji. Ditambah di Bulan Suro, acara hajatan yang mulai padat.
Seiring tingginya permintaan, lanjut Mujiono, kedepan pihaknya akan meminta tambahan kuota gas elpiji ke Pertamina.
Sedangkan untuk mengantisipasi kelangkaan tidak berkepanjangan, Mujiono meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk turun kelapangan mencari benang kusutnya.
"Ini harus dievaluasi. Jika memang ada pelanggaran di lapangan harus ada sanksi," pungkasnya.
