JATIMTIMES - Hipertensi menjadi kasus paling banyak tahun 2022 di Kota Batu. Bahkan hingga Juni tahun 2023 terdapat 20.375 warga yang terkena hipertensi. Hipertensi merupakan suata kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.
Baca Juga : Suka Grogi Saat Speaking Bahasa Inggris? Ini Tips Mengatasinya
“Berdasarkan laporan bulanan SPM Hipertensi Puskesmas total ada 20.375 penduduk yang mengalami hipertensi dari total 58,385 penduduk yang dilakukan deteksi dini PTM,” Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati, Minggu (23/7/2023).
Hal tersebut sesuai dengan kriteria Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, kategori seseorang dikatakan Hipertensi jika Sistole >140mmHg. Kabupaten Kota lain cenderung sama.
Hal tersebut berdasarkan hasil Riskesdas 2018 sebanyak 43,7 persen penduduk usia produktif di kota Batu mengalami hipertensi. Kabupaten/kota lain memiliki persentase masing-masing.
Hipertensi ini terjadi lantaran dipengaruhi perilaku berisiko mulai dari konsumsi gula, garam dan minyak yang berlebih, kurangnya aktifitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi Alkohol.
Menurut Susan peningkatan penemuan kasus hipertensi di masyarakat, tidak lepas dari peningkatan upaya deteksi dini penyakit tidak menular yang dilaksanakan melalui di Puskesmas serta Posbindu di kelompok masyarakat, di Sekolah dan juga di tempat kerja, serta dalam kegiatan vaksinasi Covid-19.
Baca Juga : Kisah Penemu Angka Nol dan Perkembangannya hingga Saat Ini
“Pemeriksaan tekanan darah secara sederhana bisa dilakukan oleh kader kesehatan maupun masyarakat awam, dengan catatan tetap perlu adanya pengawasan dari tenaga kesehatan,” ujar Susan.
Deteksi dini penyakit hipertensi ini dilakukan minimal 1 kali dalam satu tahun, dan jika ditemukan adanya peningkatan setiap bulan harus dipantau. Juga dilakukan pengendalian tekanan darah agar tidak sampai menimbulkan komplikasi.
“Kuncinya ada pada kesadaran masyarakat untuk cek tekanan darah secara teratur serta melakukan merubah perilaku yang berisiko agar terhindari dari hipertensi,” imbau Susan.