free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Kisah Penemu Angka Nol dan Perkembangannya hingga Saat Ini

Penulis : Mutmainah J - Editor : Dede Nana

24 - Jul - 2023, 15:03

Placeholder
Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Bentuk angka dulu tentu saja berbeda dengan bentuk angka yang sekarang ini. Jika kita berbicara angka romawi yang menggunakan huruf, yaitu I II III IV V… dst, kita tidak akan menemukan angka 0 di dalamnya.

Angka-angka zaman sekarang ini merupakan modifikasi dari angka arab yang didasarkan atas perhitungan sudut.

Angka zaman dahulu

Angka 0 misalnya, tidak mempunyai sudut, angka 1 mempunyai satu sudut, angka 2 mempunyai 2 sudut, dan seterusnya.

Baca Juga : Ribuan Jemaah Padati Acara Santunan dan Salawatan Rumah Sedekah NU

Ratusan tahun silam manusia hanya mengenal 9 buah bilangan saja, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Selama itulah, manusia tidak mengenal apa itu angka 0. Nol adalah angka yang paling belakangan ditemukan. Angka Nol sendiri adalah bilangan untuk menyatakan suatu ketiadaan.

Dilansir dari akun Tiktok @praharasemesta dan beberapa sumber, angka nol sebenarnya sudah dikenal dan digunakan oleh Bangsa Babilonia yang tinggal di Lembah Mezopotamia sekitar 300 SM silam.

Mereka awalnya menggunakan simbol dua garis miring untuk mewakili kolom nomor yang kosong, untuk membedakan puluhan, ratusan, dan ribuan. Meski telah mengenal dan menggunakan angka nol, sayangnya mereka masih belum mempelajari sifat-sifatnya. Sehingga angka nol masih belum mempunyai nilai numerik yang berdiri sendiri.

600 tahun kemudian, angka nol ditemukan dalam peradaban Bangsa Maya yang berjarak 12 mil jauhnya dari Bangsa Babilonia. Bangsa yang hidup di Benua Amerika ini mengembangkan angka nol untuk sistem perhitungan kalender mereka. Nol diwakili dengan simbol mata. Uniknya, meski mereka juga terkenal sangat pandai dalam bidang matematika, mereka tidak menggunakan angka nol ini untuk menghitung persamaan. 

Konsep angka nol ini baru muncul dan berkembang di India sekitar tahun 458 M. Menariknya, konsep nol ini muncul pertama kali yang muncul justru dalam bentuk pengucapan pada persamaan matematika, puisi, atau nyanyian. Nol dalam bahasa Sansekerta disebut "sunya", disimbolkan dalam beberapa kata yang berbeda, seperti "ruang", "hampa", atau "angkasa".

Lalu pada 628 M seorang astronom dan ahli matematika bernama Brahmagupta mengembangkan sifat-sifat tersendiri untuk nol. Matematikawan India ini menunjukkan bahwa angka nol bisa berfungsi untuk memisahkan angka positif dan negatif. Selain itu, dia juga mengembangkan operasi matematika seperti penjumlahan dan pengurangan, serta perkalian dan pembagian menggunakan angka nol. Sehingga kini dapat diketahui bahwa 2 + (-2) = 0.

Saat itu, orang-orang India menulis angka nol dengan simbol sebuah titik. Pada masa ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, angka nol telah memiliki nilai yang berdiri sendiri. 

Selanjutnya, angka nol dari India bergerak dan berkembang ke China dan Timur Tengah. Pada Tahun 773 M, nol mulai populer dan diadopsi di Baghdad. Orang-orang Arab menyebut lingkaran ini sebagai "sifr" yang berarti "kosong" dan disimbolkan dengan titik.

Baca Juga : Tekan Angka Hipertensi di Kota Batu, Warga Diimbau Lakukan ‘Cerdik’

Salah seorang ahli matematika dari Persia, bernama Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi, menyarankan bahwa lingkaran kecil harus digunakan dalam perhitungan jika tidak terdapat suatu nomor di tempat puluhan. 

Kemudian, Nol menjadi semakin terkenal dan penting, berkat matematikawan yang bekerja di Bayt al Hikmah ini. Al-Khawarizmi pun menggunakannya untuk menciptakan teori aljabar pada abad ke-9. Selain itu, ia juga mengembangkan metode untuk mengalikan dan membagikan angka yang disebut algoritma.

Seiring berjalannya waktu, angka nol sampai ke Eropa sekitar abad ke-12. Angka nol itu dibawa oleh Bangsa Moor yang muslim dari Maroko ketika menaklukan Andalusia. 

Akan tetapi, saat itu angka nol tidak langsung diterima oleh orang-orang Eropa. Sebagian beranggapan bahwa nol atau "sifr" adalah angka setan atau kode yang membahayakan negara. Bahkan pada saat itu, Pemerintah Italia pun sempat melarang angka yang berasal dari India-Arab ini digunakan.

Beruntungnya, seorang matematikawan Italia, Leonardo Fibonacci menciptakan Teori Fibonacci yang melibatkan angka nol. Teori ini kemudian menjadi populer dan digunakan untuk membantu penyusunan pembukuan bagi para pedagang. Meski harus digunakan secara diam-diam, angka ini tetap digunakan di Eropa. Nama "sifr" pun berkembang menjadi "chiper", yang juga berarti "sandi" atau "kode".

Lalu baru pada tahun 1600-an, angka nol bebas digunakan secara luas di seluruh Eropa. Para ilmuwan Eropa seperti Rene Descartes menciptakan sistem koordinat kartesian. Serta Isaac Newton, dan Gottfried Wilhem Leibniz berhasil mengembangkan kalkulus. Pada gilirannya, kalkulus membukakan jalan bagi perkembangan ilmu fisika, teknik, komputer, serta teori keuangan dan ekonomi. Mulai saat itulah angka nol tersebar ke seluruh penjuru dunia dan melekat dengan perhitungan manusia hingga hari ini. 


Topik

Serba Serbi al khawarizmi angka nol sejarah nol penemu angka nol



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Dede Nana