JATIMTIMES - Upaya penguatan mitigasi bencana terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Salah satunya, BPBD akan merekrut seorang agen bencana untuk ditempatkan di setiap kelurahan.
Kepala BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan, setiap kelurahan nantinya akan dilatih satu personel untuk menjadi seorang responder. Yang nantinya akan bertugas untuk melakukan perhitungan atau assestment hingga pelaporan jika terjadi sebuah bencana.
Baca Juga : Futsal Pomprov II di Jember Jadi Ajang Tarung Bebas
"Setiap kelurahan, kami usahakan ada satu orang yang bisa melapor atau responder. Jadi kami latih satu orang cara menghitung dan sebagainya. Jadi responder nanti akan menjadi agen bencana di setiap kelurahan," ujar Prayitno.
Prayitno mengatakan, dalam hal ini nantinya responder akan dibekali pengetahuan tentang assestment dalam terjadinya sebuah bencana. Terkait penghitungan kerusakan, keperluan darurat yang dibutuhkan oleh para korban.
Selain itu para responder di setiap kelurahan ini nanti juga akan dibekali data dan peta rawan bencana di masing-masing wilayah RW. Dan jika terjadi sebuah bencana, mereka punya tugas untuk melaporkan perkembangan dan update pada dashboard yang telah disediakan.
"Jadi nanti data-data RW rawan bencana itu akan mereka laporkan, update setiap hari yang dashboardnya ada di BPBD, di meja, pak sekda dan wali kota, jadi tahu betul laporan selain dari sosial media," terang Prayitno.
Prayitno mengatakan, hal itu dimaksudkan untuk memastikan akurasi setiap data dalam terjadinya sebuah bencana. Sebab, akurasi data sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penanganan bencana.
Baca Juga : Kenduri Takir Plonthang Malam 1 Suro di Tulungagung, Tradisi Sakral Sambut Tahun Baru Islam
"Karena begitu pentingnya akurasi data. Jadi mengolah dan akurasi data harus bisa dipertanggungjawabkan," imbuh Prayitno.
Sementara di tingkat kecamatan, BPBD akan membentuk tim dari 20 orang personel di setiap kecamatan yang dikomandoi oleh camat. Nantinya 20 personel ini akan dibekali pelatihan penanganan kebencanaan.
"Jadi akan ada ahli penanganan darurat, pertolongan pertama, assestment, dapur umum. Jadi setidaknya penanganan kedaruratan pertama bisa dilakukan sebelum BPBD datang," pungkas Prayitno.