free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Heboh Nasab Habib yang Diragukan di Indonesia, Begini Penjelasan Naqobah Asyrof Mesir

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : A Yahya

19 - Jul - 2023, 02:24

Placeholder
pelajar dari Indonesia yang tinggal di Mesir bernama Muhammad Yasin Rohmatullah berinisiatif untuk kroscek ke Naqobah Asyrof Mesir, sebagai salah satu Naqobah Asyrof tertua di dunia. (Foto: Facebook)

JATIMTIMES - Belum lama ini muncul keraguan terhadap nasab habib atau dzurriyah (keturunan) Nabi Muhammad SAW di Indonesia. Di mana ada beberapa pihak yang menyatakan bahwa nasab para habib Ba'alawy Yaman terputus kepada Rasulullah SAW. 

Seperti diketahui, sosok Ba'alawy adalah silsilah dari Habib Bahar bin Smith dan habib lain yang diklaim Rabithah Alawiyah sebagai dzurriyah Rasul. 

Baca Juga : Tahun Baru Islam 1445H: Refleksi Hijrah dan Kemanusiaan

Menanggapi ramainya kasus tersebut, seorang pelajar dari Indonesia yang tinggal di Mesir bernama Muhammad Yasin Rohmatullah berinisiatif untuk kroscek ke Naqobah Asyrof Mesir, sebagai salah satu Naqobah Asyrof tertua di dunia untuk mengonfirmasi kebenaran kasus tersebut. 

Dalam unggahan Facebooknya, Muhammad Yasin Rohmatullah berkunjung ke kantor umum Naqobah Asyrof Mesir sebanyak dua kali. Dari hasil kunjungannya, Yasin menyimpulkan bahwa Sadah Ba'lawi merupakan Ahlul Bayt, nasabnya sampai ke Rasulullah SAW. 

Yasin menceritakan bahwa ia bertemu dengan Syeh Ahmad Yahya. Di gedung tersebut, Yasin mengutarakan maksud dan tujuan bertemu dengan Syeh Ahmad Yahya. "Beliau langsung berkata (Sadah Ba'lawi merupakan Ahlul Bayt secara pasti). Dan beliau memberikan bukti buku nasab di kantor tersebut dan kami langsung minta izin untuk memfotonya (sebagai mana tertera di bawah)," tulis dia. 

"Beliau juga menyarankan kami untuk membaca kitab بحر الأنساب المحيط karya سيد حسين محمد الرفاعي," imbuh tulisannya. 

Dari pertemuan itu, Yasin menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini:

1.Bahwa apa yang tidak disebutkan dalam sebuah kitab bukan berarti sesuatu itu tidak ada, kaidah ilmu berkata :

 عدم العلم بالشيء ليس علما بالعدم. 

Betapa banyak hadis yang disebutkan oleh imam Ahmad bin hambal tapi tidak disebutkan sama pendahulunya (imam Malik & imam syafi'i), demikian juga imam hakim dalam mustadroknya. 

2. Sekelas Imam Faqih Almuqoddam, Alawil Haddad, Habib Umar, Habib Ali Al-Jufri dst.. Tidak mungkin beliau-beliau berani menisbatkan diri sebagai Ahlul Bayt apabila jalur mereka terputus, karena menisbatkan diri pada bukan nasabnya adalah termasuk dosa besar. (Ta'dil semacam ini termasuk ilmiyah dalam ilmu hadis). 

3. Kalau mereka berkata : العرق دساس (keturunan itu menyerap), menyerap akhlaknya, Rosulullah akhlaknya mulia maka keturunanya pasti akhlaknya mulia, demikian juga sebaliknya. 

Kita berkata : Hal itu bukan merupakan sebuah kepastian, hanya keumuman saja, ditengah kehidupan kita banyak yang nasabnya mulia tapi akhlaknya tidak baik, atau sebaliknya, orang tuanya tidak baik tapi anaknya baik (seperti Abdullah bin Ubay bin Salul dan Ikrimah. Dalam kitab Showaiqul Mukhriqoh juga disebutkan ada dari kalangan Ahlul Bayt yang berpaham Syiah garis keras.

Kesimpulannya:

- Ala kulli hal, Sadah Ba'lawi adalah merupakan Ahlul Bayt, nasabnya sampai ke Rasulullah SAW. 

- Ahlul Bayt juga manusia biasa, bisa salah bisa benar, ada yang baik, ada juga yang belum baik. 

- Sikap kita kepada Ahlul Bayt yang belum baik adalah : Menasehati dan menegurnya dengan adab, mendoakanya, berusaha bagaimana agar mereka menjadi baik dan menjadi contoh yang baik, karena semua perihalnya berkaitan dengan nama baik baginda Nabi SAW. 

Baca Juga : Menpan-RB Puji MPP Among Warga Kota Batu, Sarankan Jemput Bola

Di pertemuan kedua, pelajar Indonesia yang sedang menimba ilmu di Mesir tersebut juga bertemu dengan Muqorrir Lajnah Tahqiq Ansab yaitu Syarif Ahmad Yahya. 

"Kami disambut dengan penghormatan serta sambutan yang sangat antusias oleh beliau dan kami langsung mengutarakan beberapa pertanyaan," ujar dia. 

"Kami juga memberanikan diri untuk bertanya pada beliau apakah pada masa-masa dulu pernah terjadi khilaf tentang status Sadah Ba'lawi sebagai Ahlul Bayt? Beliau langsung menjawab: Tidak Pernah," tambah Yasin. 

Usai mendengar jawaban itu, Yasin kemudian mengakhiri pembicaraan dan mohon pamit, seraya meminta Do'a pada beliau. 

"Kami juga dapat kabar dari teman yang belajar di Iran Firmansyah Djibran El'Razy bahwa Niqobah Iran juga demikian (mengakui sadah Ba'lawi sebagai Ahlul Bayt), lebih dari itu, Niqobah tersebut mengungkapkan bahwa semua niqobah di timur Tengah sepakat dan mengakui sadah Ba'lawi sebagai Ahlul Bayt," tandas Yasin. 

 

Kertas tulisan pertanyaan yang diajukan Yasin yang ditandatangani oleh Syarif Ahmad Yahya. (Foto: Facebook)

Kertas tulisan pertanyaan yang diajukan Yasin yang ditandatangani oleh Syarif Ahmad Yahya. (Foto: Facebook)

Berikut ini kesimpulan dari pertemuan kedua:  

- Dari sini kita dapat berkata bahwa pendapatnya kiai Imad adalah pendapat yang Syadz (Jawa: nrecel nyleneh) karena pendapatnya bertentangan dengan pendapat Jumhur dan tokoh tokoh yang masyhurun bil'adalah, seperti Murtadlo Zabidi, Sayyid husain Arrifai, Annabhan, para Naqobatul Asyrof, dll. 

- Sebagai karya ilmiyah (tesis kiai imad) kita apresiasi dan kita masukan dalam hazanah keilmuan, sekalipun pendapatnya tidak bisa kita jadikan pegangan apalagi rujukan, layaknya hadis hadis syadz dan qiroah qiroah syadzah yang tetap termaktub dalam kitab kitab tapi tidak boleh untuk dijadikan rujukan dan pegangan. 

"Ketika kita memaksakan untuk menerima pendapat beliau berarti secara tidak langsung kita telah membenarkan teori أخرجه البخاري وصححه الألباني. "Dan ini merupakan kecacatan dalam dunia keilmuan islam". 

Selain itu, Yasin juga mengamalkan perintah Allah yang ada dalam surat Al Hujurat ayat 6 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman jika ada seorang fasiq datang membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya. Agar kamu tidak mencelekakan suatu kaum karena kebodohan atau kecerobohan yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu". 


Topik

Peristiwa nasab habib habib bahar bin smith nabu muhammad saw keturunan nabi muhammad



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

A Yahya