free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Ekonomi

Melirik Potensi Jeruk Siam melalui Program Dosen Mengabdi Desa di Desa Mundurejo

Penulis : Moh. Ali Mahrus - Editor : A Yahya

15 - Jul - 2023, 14:54

Placeholder
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam tim riset food securty Prosendi Desa Unej saat berada di Desa Mundurejo (foto : istimewa / Jember TIMES)

JATIMTIMES – Melimpahnya potensi sumber daya alam, khususnya buah jeruk siam atau yang memiliki bahasa latin (Citrus Nobilis) di Desa Mundurejo Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, cukup melimpah, namun potensi alam yang melimpah ini tidak dilengkapi dengan pengetahuan yang cukup bagi para petani buah jeruk siam, dalam pengelolaan saat panen maupun pasca panen.

Sehingga tidak jarang, saat musim panen tiba, akan menyebabkan harga buah jeruk siam anjlok, bahkan tidak sedikit yang harus tersortir dan tidak terjual, karena masuk dalam kategori Afkir (ukuran kecil, bangle, maupun jeruk rontok), hal ini yang akhirnya oleh para petani buah jeruk yang masuk afkir dibuang sia-sia dan menjadi limbah.

Baca Juga : 45 Siswa Papua Ikuti Program Afirmasi Pendidikan Menengah di 4 SMA Kota Batu

Hal ini yang akhirnya menjadi tantangan bagi Andi Eko Wiyono STP. MP., dosen dari Fakultas Telnologi Pertanian (FTP) Unej, yang merupakan putra asli dari Desa Mundurejo, melalui program Prosendi Desa (Program Dosen Mengabdi di Desa Asal) Unej, ia bersama dengan Dr. Ir. Herlina MP, serta 5 mahasiswa FTP, yakni Essa, Fajar, Vinka, Supratiana, dan Aina, melakukan riset Food Security, melalui program Prosendi Desa.

“Desa kami memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah, terutama buah-buahan jeruk siam nya, sebagian besar masyarakat di desa kami bermata pencaharian sebagai petani jeruk, apalagi komoditas ini merupakan komoditas unggulan desa kami, sayangnya, saat musim panen, harga jeruk anjlok dan banyak menjadi limbah karena dianggap afkir, beruntung ada program Prosendi Desa dari Kampus, sehingga kami manfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat di desa kami,” ujar Andi.

Andi menjelaskan, bahwa program Prosendi Desa, merupakan salah satu program pengabdian skim baru dari Unej, dimana pelaksanaan tahun ini (2023) merupakan tahun kedua, sehingga dirinya tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada dengan membentuk kelompok dari kampusnya.

“Beruntung ada program Prosendi Desa dari kampus Unej, sehingga kami tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berbagi pengetahuan dengan petani jeruk, karena kami melihat produktifitas buah jeruk yang melimpah, namun tidak diimbangi dengan adanya pengetahuan, kreatifitas, dan ketrampilan yang memadai dari petani untuk mengolah buah jeruk,” jelas Andi.

Selain itu, keterbatasan pengetahuan tentang teknologi pengolahan pasca panen buah jeruk, juga menjadi penyebab banyak jeruk yang terbuang percuma dan akhirnya menjadi limbah, dengan kata lain, belum ada aktivitas agroindustri yang dapat meningkatkan added value.

Untuk itu, dirinya bersama tim yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember mempersiapkan sebuah teknologi tepat guna (TTG) yakni teknologi foam mat drying.

“Melalui teknologi ini akan ada proses pengolahan dan perubahan, dari buah jeruk siam segar ditransformasikan menjadi sebuah produk yakni serbuk minuman jeruk manis. Produk utama ini didesain mendekati produk-produk yang sudah terkenal dipasaran seperti nutrisari, jas-jus, marimas, dan sejenisnya. Selain itu, juga disiapkan produk-produk pendamping, dengan harapan dapat dijadikan sebagai peluang bisnis oleh masyarakat setempat,” urai Andi.

Apa yang disampaikan Andi ini dibenarkan oleh Kaseno salah satu petani jeruk yang juga pemilik UMKM di Desa Mundurejo, menurut Kaseno, selama ini petani di desanya menjual jeruknya langsung dari sawah dan dijual ke pedagang, untuk selanjutnya dikirim ke luar daerah seperti Yogyakarta, Surabaya dan kota lainnya.

Sehingga warga yang murni hanya sebagai petani jeruk saja belum bisa menikmati manisnya harga jeruk secara optimal. Hal ini bertolak belakang dengan pedagang atau petani jeruk yang sekaligus juga berperan langsung sebagai pedagang  jeruk.

Baca Juga : Gantikan Regina Nadya Suwono, Harijanto Dilantik sebagai PAW Anggota DPRD Kota Kediri

“Mayoritas petani di desa Mundorejo ini merupakan petani jeruk yang hasilnya hanya dijual kepada pedagang, lalu pedagang membawa buah jeruk keluar daerah bahkan sampai ke Yogyakarta dan sekitarnya. Pengolahan jeruk untuk dijadikan sebagai produk unggulan sendiri juga masih belum ada”, ujar Kaseno

Kaseno mengaku bersyukur, di desanya ada yang menjadi dosen Unej, terlebih adanya program Prosendi Desa, sangat membantu para petani, agar bisa menjual jeruknya tidak hanya jeruk segar, tapi juga mengolah menjadi serbuk minuman seperti kebanyakan yang dijual di toko-toko.

“Kalau ada pelatihan seperti ini, ya bisa menjadi kebanggaan tersendiri, kami para petani tidak hanya menjual hasil kebun secara langsung, tapi juga bisa mengolah menjadi serbuk minuman,” ujar Kaseno.

Sudarsilo, salah satu tokoh masyarakat setempat yang juga anggota LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat), sangat mengapresiasi dan mensupport kegiatan yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Mundurejo, karena mengingat realitanya, saat panen raya buah jeruk melimpah ruah dan  harga menjadi rusak. Disisi lain sebenarnya dari aspek bahan baku untuk olahan sangat berlimpah, namun buah tersebut belum termanfaatkan.

“Kami sangat mengapresiasi dengan adanya program ini, karena pada kenyataannya memang hasil panen jeruk yang tidak terjual dibiarkan begitu saja. Sehingga dengan adanya program ini diharapkan semoga bisa memeratakan atau mendatangkan nilai ekonomi bagi warga Desa Mundurejo kedepannya, serta bisa menjadi icon desa,” ujar Sudarsilo.

Setelah itu, Andi beserta tim menemui P. Tarmijan selaku Ketua RW 007 Dusun Temurejo untuk  berkoordinasi terkait pelaksaan program dengan harapan dapat merangkul warga di RW tersebut, khususnya ibu-ibu dan remaja putri. Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan prosendi desa di Desa Mundurejo meliputi sosialisasi dan koordinasi, pelatihan dan praktek, evaluasi dan monitoring.

Sebagai tindak lanjut dari pengabdian, mbak Arik selaku penduduk Desa Mundurejo sangat antusias untuk menindaklanjuti program pengabdian ini sampai program berakhir dan bersama dengan ibu-ibu lainnya akan mencoba mengembangkan olahan jeruk untuk melengkapi olahan kue yang sering dibuat. (*)­


Topik

Ekonomi Jeruk Siam prosendi desa kabupaten Jember



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Moh. Ali Mahrus

Editor

A Yahya