JATIMTIMES - Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menyinggung perihal rumput di Jakarta International Stadium (JIS) dalam acara Rakernas XVI Apeksi.
Adapun rumput ini sempat menjadi perbincangan di tengah polemik renovasi JIS.
Baca Juga : Akhirnya, Sistem Transit Kereta Penumpang Commuter Line Dhoho-Penataran Dihapus
Mulanya Anies bicara soal pembangunan kota. Ia menilai suatu kota dirancang untuk menyatukan aspek-aspek kebutuhan di daerah sekitar.
"Artinya kota secara serius dirancang untuk bekerja sama di aspek-aspek yang menjadi kebutuhannya dengan daerah sekitar," ujar Anies di Upperhills Convention Center, Kamis (13/7/2023).
Anies lalu menyampaikan 4 prinsip kota. Keempat prinsip itulah yang disebutnya akan dilakukan ke depan.
"Kami melihat ada 4 prinsip untuk kota di masa depan, layak huni, asri, adil, maju. Kira-kira 4 itu yang kita ingin lakukan ke depan," ujarnya.
"Layak huni artinya airnya bersih, baik. Kemudian papannya tersedia, tempat tinggalnya tersedia dengan layak. Kemudian lingkungan hidupnya baik. Adil artinya ada kesetaraan kesempatan dari mulai pendidikan kesehatan sampai dengan kegiatan keagamaan. Maju dalam artian kita terus menerus membuat kota kita kota yang memfasilitasi modernisasi di kota ini," lanjut Anies.
Anies kemudian menyebut soal JIS dan rumputnya. "Ini gambarnya JIS, tapi nggak ada rumputnya di sini Pak. Jadi nggak kelihatan rumputnya di sini Pak," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Anies menunjukkan ketimpangan yang terjadi di kota-kota Indonesia. Ketimpangan itu ditunjukkan melalui gambar Indonesia dari udara pada malam hari.
"Ini gagasan awal yang kami bawa sama-sama di dalam perencanaan Indonesia ke depan. Ini peta Indonesia, potret Indonesia di malam hari. Tapi sebenarnya yang lebih menarik di potret ini, ini adalah potret kota-kota di Indonesia. Nah, ketika lihat kota-kota di Indonesia, inilah wajah ketimpangan yang ada," kata Anies.
Anies kemudian memperlihatkan bagaimana kondisi kota-kota di Indonesia pada malam hari. Kondisinya, Pulau Jawa menjadi daerah yang paling terang.
Baca Juga : Soal Isu Al-Zaytun Punya Backingan Partai Politik, Moeldoko : Dari Dulu Begitu, Kenapa Jelang Pemilu Ribut?
"Lampu ini menggambarkan kota di Indonesia. Ketika kita lihat kota-kota ini di Jawa paling terang itu di Jakarta, Surabaya. Begitu masuk Sumatera titik-titik kecil, Kalimantan titik-titik kecil. Ini yang lebih ramai di Serawak, ini Malaysia. Sampai di kawasan timur, gelap," paparnya.
Dia menegaskan kondisi ini tidak perlu dianalisis menggunakan statistik. Menurutnya, ilustrasi yang terjadi di Indonesia pada malam hari ini sudah bisa menunjukkan ketimpangan yang terjadi.
"Saya tidak menggunakan statistik tentang macem-macem, pakai ilustrasi ini saja, listrik yang nyala malam hari. Dari situ kita lihat ketimpangan yang luar biasa," bebernya.
Anies lantas menunjukkan kondisi yang terjadi di negara lain. Salah satunya di India, kata dia, distribusinya relatif merata.
"Coba kita lihat negara lain. Kanan bawah India. India kalau ditanya kompleks. Jumlah penduduknya 1,3 miliar, lebih banyak dari kita. Tapi lihat ketika di malam hari terdapat distribusi yang relatif merata. Di sini terlihat bahwa kota-kota memiliki dalam tanpa kutip kontribusi yang relatif setara. Lihat Korea Selatan apalagi, Seol tentu saja, paling kuat," ungkapnya.
"Jadi visi yang kita ingin tawarkan ke depan, kita ingin di malam hari seluruh kota di Republik Indonesia terlihat menyala terang dari udara. Jadi jangan sampai kota-kota ini gelap, kalau gelap perekonomiannya rendah, kontribusinya rendah. Dan tentu saja PLN harus siapkan suplainya," sambungnya.
Untuk diketahui, acara Apeksi yang digelar di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ini menghadirkan tiga bacapres yang masing-masing memberikan gagasan. Selain Anies, ada juga bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan bacapres Gerindra Prabowo Subianto yang akan menyampaikan gagasan secara bergiliran. Ganjar mendapatkan kesempatan pertama sebelum Anies.