JATIMTIMES - Kementerian PUPR RI melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali saat ini tengah melakukan survei dan evaluasi terhadap kondisi jalan pasca terputusnya Jembatan Kali Glidik 2 penghubung Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang dengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali Rakhman Taufik menyampaikan, saat ini pihaknya telah menerjunkan petugas untuk melakukan survei lokasi pembangunan jembatan sebagai penghubung antara Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang.
Baca Juga : Terseret Ombak, 2 Wisatawan Pantai Selatan Kabupaten Malang Dikabarkan Hilang
Menurutnya, terdapat dua pilihan pembuatan jembatan untuk menghubungkan Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang. Yakni antara pembuatan jembatan kerangka baja atau jembatan bailey atau portabel.
"Sekarang kita melakukan survei, setelah itu segera kita gambar, kita desain, nanti kita laporkan ke Pak Bupati, ke pimpinan untuk opsinya seperti apa. Malam ini kita putuskan," ungkap Rakhman kepada JatimTIMES.com, Sabtu (8/7/2023).
Pihaknya mengatakan, untuk menentukan pilihan pembangunan jembatan kerangka baja atau jembatan bailey harus ada hasil survei dan evaluasi yang matang.
"Ini kan yang namanya jembatan kita harus hati-hati. Jangan sampai terjadi kecelakaan atau kondisi bencana alam lagi hingga putus. Jadi kami evaluasi dulu dengan lebih hati-hati," terang Taufik.
Selain itu estimasi pengerjaan jembatan juga menjadi salah satu pertimbangan. Untuk pembangunan jembatan kerangka baja, setidaknya membutuhkan waktu sekitar empat bulan dan jika pembangunan jembatan bailey diperkirakan akhir Bulan Agustus 2023 dapat terselesaikan, asalkan tidak terjadi hujan.
Baca Juga : Balai Besar Jalan Nasional Segera Bangun Jembatan Darurat untuk Penghubung Malang-Lumajang
Sementara itu, terkait penanganan pasca terputusnya jembatan Kali Glidik 2, pihaknya sudah bergerak cepat dengan menerjunkan petugas serta alat berat berupa eskavator sejak Jumat (7/7/2023) kemarin untuk membersihkan sisa material di lokasi bencana.
"Untuk penanganan kita sudah mulai kemarin tanggal 7, kemarin disini lumpur setinggi 40 sentimeter, ini sudah kita bersihkan. Ini ada eskavator dari PUPR, nanti kalau sudah tidak ada teman-teman akan kita lanjutkan bersihkan," tandas Taufik.