free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Internasional

Tembak Mati Seorang Remaja, Polisi Prancis Malah Dapat Donasi

Penulis : Mutmainah J - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

04 - Jul - 2023, 02:10

Placeholder
Nahel Merzouk. (Foto dari internet)

JATIMTIMES - Kerusuhan di Prancis dipicu kematian seorang remaja bernama Nahel Merzouk, di tangan seorang polisi. 

Polisi yang menembak mati Nahel Merzouk itu kini dilaporkan menerima donasi sebesar Rp 13,9 miliar. Adapun sosok di balik penggalangan dana tersebut ialah seorang tokoh sayap kanan di Prancis. Sejauh ini, total sumbangan yang didapat untuk polisi Prancis itu telah mencapai 853.000 Euro atau setara Rp 13,9 miliar.

Baca Juga : Wow, Ujian Praktik SIM C di Polres Bantul Tanpa Jalur Zigzag dan Angka Delapan

Seperti dilansir AFP, Senin (3/7/2023), penggalangan dana itu dicetuskan oleh seorang pengamat media sayap kanan bernama Jean Messiha, yang diketahui dekat dengan politisi anti-Islam Eric Zemmour. Messiha memulai penggalangan dana itu melalui situs Gofundme.com secara online.

Hingga Senin (3/7) pagi waktu setempat, penggalangan dana secara online itu dilaporkan telah mencapai angka 853.000 Euro, dengan 37.874 orang telah berkontribusi. Sumbangan terbesar secara individu tercatat mencapai 3.000 Euro (Rp 49 juta).

Adapun jumlah dana yang berhasil dikumpulkan untuk polisi Prancis itu dilaporkan melampaui jumlah sumbangan yang dikumpulkan untuk keluarga almarhum Nahel.

Sementara nenek Nahel, mengatakan dirinya 'sedih' saat mengetahui adanya dukungan untuk polisi yang menembak mati cucunya. 

"Dia merenggut nyawa cucu saya. Pria ini harus membayarnya, sama seperti semua orang," tuturnya kepada BFM ketika ditanya soal penggalangan dana untuk Florian.

"Saya memiliki keyakinan pada sistem peradilan. Saya percaya pada keadilan," imbuh sang nenek.

Sementara aksi penggalangan dana itu dikecam oleh sejumlah politisi Prancis dari partai sentris yang berkuasa dan dari sayap kiri. 

"Jean Messiha sedang bermain api," sebut anggota parlemen dari partai berkuasa, Eric Bothorel, yang menyebut langkah Messiha itu 'tidak senonoh dan memalukan'.

Sementara Ketua Partai Sosialis, Olivier Faure, dalam pesannya kepada Gofundme menyebut tindakan memfasilitasi penggalangan dana untuk polisi Prancis itu 'memalukan'.

Adapun saat ini situasi di Prancis tengah memanas buntut kematian Nahel. Lantas siapakah sosok Nahel tersebut?

Nahel Merzouk, 17 tahun, merupakan anak keturunan Aljazair dan Maroko. Ia ditembak oleh seorang petugas polisi saat sedang mengemudi mobil pada hari Selasa pekan lalu di Nanterre, di pinggiran Paris.

Korban masih tinggal bersama ibunya Mounia, di lingkungan Vieux-Pont di Nanterre, sekitar 15 km dari pusat kota Paris, menurut surat kabar Prancis Le Parisien. Pada 2021, dia mendaftar pada kursus kelistrikan di lycee Louis Bleriot di dekat Suresnes.

Baca Juga : Penembakan Massal di Baltimore AS, 2 Orang Tewas dan 28 Terluka

Remaja itu juga anggota klub rugby Pirates of Nanterre dan menjadi bagian dari program integrasi untuk remaja yang memiliki masalah di sekolah. Program ini dijalankan oleh sebuah asosiasi bernama Ovale Citoyen.

Presiden Ovale Citoyen Jeff Puech dikutip oleh France24 mengatakan remaja itu "ingin berhasil" dan putus sekolah. Namun ia bukan bandit.

Ia juga tergabung di klub rugby. Dalam unggahan di Facebook, klub Rugby memberikan penghormatan kepada Nahel Merzouk dalam unggahan di Facebook awal pekan ini. Klub Rugby menulis, "The Pirates of Nanterre adalah sebuah keluarga dan kami berduka atas saudara kami. Beristirahatlah dalam damai Nahel".

Ibu Nahel Merzouk, yang diidentifikasi sebagai Mounia M, mengatakan kepada televisi France 5 awal pekan ini bahwa dia marah pada petugas. "Dia melihat seorang anak kecil berpenampilan Arab, dia ingin mengambil nyawanya," kata Mounia.

"Seorang petugas polisi tidak boleh menembaki anak-anak kita, mengambil nyawa anak-anak kita," ujar Mounia.

Nahel Merzouk adalah penggemar rapper Marseille Jul. Ia muncul di salah satu video musik untuk lagu bernama Ragnar, yang diposting di YouTube pada bulan Mei. Nahel terlihat sebentar di samping rapper bingkai video.

Diketahui, peristiwa penembakan Nahel memicu kembali keluhan dari komunitas perkotaan yang miskin dari ras campuran, tentang kekerasan dan rasisme polisi. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah membantah adanya rasisme sistemik di lembaga penegak hukum di negara tersebut.

Seorang penumpang yang merilis video di media sosial mengatakan ingin menegakkan kebenaran, karena banyak kebohongan di media sosial. Saat pemakaman Nahel berlangsung pada hari Sabtu, beberapa ratus orang berbaris untuk memasuki masjid agung Nanterre. Masjid itu dijaga oleh para sukarelawan dengan rompi kuning, sementara beberapa lusin orang menonton dari seberang jalan.

Petugas yang menembak Nahel Merzouk telah menjalani penyelidikan formal atas kasus pembunuhan itu. Mereka ditahan di penjara. Di bawah sistem hukum Prancis, pelaku ditempatkan di bawah penyelidikan formal yang sama dengan yang dituntut di Inggris.


Topik

Internasional Nahel Merzouk prancis penembakan nahel merzouk polisi prancis



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Sri Kurnia Mahiruni