JATIMTIMES - Agenda adat dan tradisi kebudayaan di Kabupaten Malang sering dilaksanakan saat memasuki bulan Suro. Hal itu dinilai kurang efektif jika ingin mempromosikan potensi wisata di Kabupaten Malang.
Oleh karenanya, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang akan menginventaris agenda kebudayaan. Dengan begitu diharapkan agenda kebudayaan bisa dilaksanakan merata di setiap bulannya. Bukan hanya saat bulan Suro.
Baca Juga : Disparbud Kabupaten Malang Inventarisir Agenda Kebudayaaan: Jadi Event Desa Tak Numpu Di Bulan Suro Saja
Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Kabupaten Malang, Purwoto saat dikonfirmasi belum lama ini. "Kedepan kami sedang menginventaris, kebanyakan kegiatan semacam ini (kebudayaan) dilaksanakan di satu Suro," ucapnya.
Langkah Disparbud Kabupaten Malang untuk menginventaris potensi wisata kebudayaan tersebut, dikarenakan tidak semua masyarakat melaporkan jika menggelar agenda kebudayaan. Seperti misalnya agenda bersih desa dan lain sebagainya.
Padahal, menurut Purwoto agenda kebudayaan termasuk bersih desa tersebut sangat prospek untuk dipromosikan. Sehingga bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Malang.
"Lebih ke arah promosi dan sekarang kita sedang menginventaris kegiatan - kegiatan budaya atau event budaya yang dikelola oleh masyarakat lokal itu, karena tidak semua masyarakat ketika membuat event lapor ke kita (Disparbud) atau ke Bapak Bupati. Padahal mereka itu bagus, makanya kita inventarisir," imbuhnya.
Tahap inventaris potensi wisata kebudayaan telah berlangsung pada tahun 2023. Sehingga diharapkan pada 2024 mendatang, semua potensi wisata kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Malang telah terinventaris.
"Kalau kita mulai menginventaris di 2023, maka di 2024 sudah mulai tertata. Sehingga kita harus membantu mempromosikan berbagai event budaya itu," ungkapnya.
Selain menginventaris potensi wisata kebudayaan di Kabupaten Malang, Purwoto mengaku juga bakal memberikan edukasi ke masyarakat. Hal itu dilakukan agar agenda kebudayaan tidak menumpuk di bulan Suro saja.
"Ketika semuanya numpuk di satu Suro kan susah (mengatur jadwal kalender wisata), maka akan kita coba edukasi ke beberapa desa. Inikan kaitannya dengan hari jadi desa atau dusun, kalau hari jadi biasanya pasti beda - beda. Tapi kalau agenda kebudayaan satu Suro pasti mengumpul semua," ujarnya.
Baca Juga : Bupati Sanusi Minta Seluruh OPD Jalankan 5K dan Tingkatkan Prestasi
Dengan pemberian edukasi tersebut, Purwoto berharap beberapa agenda kebudayaan yang ada di masyarakat bisa dilakukan tidak hanya saat memasuki Suro. Melainkan bisa diselenggarakan sebelumnya atau setelahnya. Sehingga setiap bulan di setiap desa di Kabupaten Malang bisa menyelenggarakan agenda kebudayaan.
"Sayangnya inventaris yang kita lakukan kebanyakan kebudayaan yang dilaksanakan di satu Suro itu juga problem bagi kami. Padahal event itu kalau bisa mulai di Januari, Februari Maret sampai Desember itu ada," imbuhnya.
Apabila agenda kebudayaan bisa dilaksanakan tidak hanya di bulan Suro, Purwoto optimis tingkat kunjungan wisatawan akan semakin optimal. "Sehingga para wisatawan datang ke sini ketika mereka berliburnya pas di bulan Januari juga ada, Februari, Maret dan bulan seterusnya itu tetap ada agenda. Sehingga tidak full kegiatan hanya di saat bulan Suro saja," ungkapnya.
Setelah semua potensi wisata di Kabupaten Malang telah terdata, dijelaskan Purwoto, langkah selanjutnya adalah tinggal menindaklanjuti apakah tahun depan mengadakan agenda serupa atau tidak.
"Nanti kita masukkan di event, kita akan data. Tinggal tahun depan mengadakan lagi tidak, (jika mengadakan) pasti di tanggal yang sama. Jadi kita sudah punya data yang kongkrit," tukasnya.