JATIMTIMES - Media sosial tengah ramai dengan kabar penipuan aplikasi Jombingo. Ribuan orang disebut menjadi korban aplikasi tersebut hingga total miliaran rupiah.
Melansir berbagai sumber, aplikasi ini adalah sebuah e-commerce yang menyediakan produk atau barang dengan harga murah. Namun bedanya, jika aplikasi lain bisa langsung membeli, sementara aplikasi ini harus mengundang teman lebih dulu.
Baca Juga : Stikes Banyuwangi Siapkan Tenaga Perawat Siap Kerja ke Luar Negeri
Lantas jika teman atau tim sudah terkumpul, maka produk baru bisa dibeli secara bersamaan. Karena sistemnya undian, maka hanya beberapa pemenang yang bisa mendapatkan barang.
Kemudian jika pemenang ingin menjual kembali produknya juga bisa dilakukan di aplikasi tersebut. Dengan harga asli ditambah keuntungan.
Sementara bagi member yang tak berhasil menang, uang yang sudah ditopup oleh pengguna akan kembali ke saldo utama dan disebut bisa kembali ke rekening bank member.
Berdasarkan penelusuran, perusahaan yang menaungi Jombingo, Bingoby Digital juga telah terdaftar di oss.go.id dengan NIB 1910220089092 dengan status aktif dan status migrasi OSS RBA.
Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) atau Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah perizinan berusaha yang diberikan kepada pelaku usaha untuk memulai dan menjalankan kegiatan usahanya yang dinilai berdasarkan tingkat risiko kegiatan usaha.
Sebelumnya, viral di media sosial pengakuan salah satu korban yang diuggah akun TikTok @satyasalsabila. Ia mengaku kena penipuan Jombingo hingga rugi Rp 600 juta.
"Nah, jadi itu adalah aplikasi ini Jombingo-buy together. Ini aplikasi e-commerce seperti tiktok shop, maupun toko oren," kata Satya Salsabila, yang diunggah dalam video TikTok, pada Selasa (27/6/2023).
Menurut Satya, ia telah menginvestasikan uang ke dalam aplikasi Jombingo baru sebulan yang lalu. Ia percaya investasi ke aplikasi itu karena legalitasnya terjamin.
"Kenapa aku bisa percaya? Karena legalitas terjamin loh, kalian lihat sendiri perizinan berusaha atas nama PT Bingoby Digital Kreasi yang dikeluarkan Menteri Perdagangan dan Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal," ungkap Satya.
Bahkan aplikasi Jombingo telah terdaftar di Kominfo. Aplikasi tersebut juga sempat dapat piaham dari Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Walikora Jakarta Pusat Ahmad Joehandi.
"Ibu Elizabeth Ratu juga dengan jabatan Kepala Dinas Perindustrian, dan Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Jakarta. Beliau datang ke acara global converence Jombingo dan mendukung secara penuh aplikasi ini," katanya.
"Ya, bener banget sampai masuk ke dalam (berita) Tribunnews. Sebenarnya bukan terakhir tapi aku tutup aja (masuk berita) CNN. Sampai masuk berita juga dan diupload kok di YouTube," imbuhnya.
Baca Juga : Viral di Medsos, Korban Penipuan Aplikasi Jombingo Rugi hingga Rp 80 Miliar
Banyak juga yang tanya kepada Satya, kenapa Jombingo tidak diawasi oleh OJK. Dan Satya pun telah menanyakan hal tersebut kepada pihak OJK.
"Dan ini jawaban OJK, intinya Jombingo ini bukan merupakan kegiatan LJK dan OJK tidak punya kewenangan buat ngawasin Jombingo," ucapnya.
Dari uraian di atas, Satya menegaskan bahwa Jombingo adalah aplikasi yang legal dan aman kelihatannya.
"Terhitung hari ini (27/6/2023), udah hampir 7000 orang yang terdaftar dan tercatat menjadi korban dari aplikasi Jombingo ini," kata Satya.
"Dan kalian harus tahu berapa total kerugian dari kita semua, kalau di total total sebesar 79 miliar sekian sekian, hampir 80 Miliar, guys," sambungnya.
Menurut Satya, pada Selasa (27/6/2023), beberapa korban Jombingo sudah ada yang bikin laporan ke Polda Metro Jaya.
"Aku dan teman-teman juga udah ngirim somasi sebanyak 3 kali dan tidak ada jawaban sama sekali. Di Polda Metro Jaya itu kita bikin BAP dan sekarang juga kita lagi ada proses buat mencari lawyer juga," tegasnya.
"Kita berharap supaya si pelaku kejahatan ini tuh bisa ditangkap dan diadili," sambungnya.
Satya mengaku miris lantaran aplikasi ini sudah didukung oleh banyak pihak. Di mana seharusnya sebagai masyarakat tidak begitu saja mempercayai pihak tersebut.
"Ternyata setelah semuanya terjadi kita tidak bisa minta bantuan siapapun. Yuk kita sebagai masyarakat, harus bisa lebih peka lagi, supaya jangan sampai ada kejadian kayak gini lagi terulang lagi di Indonesia," pungkas Satya.