JATIMTIMES - Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyinggung ujian praktik pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) pada materi angka delapan dan zig-zag yang dirasa menyulitkan.
Listyo Sigit juga mengaku telah meminta ke Kakorlantas untuk memperbaiki sistem pembuatan SIM. Selain sebagai bentuk modernisasi kepolisian yang menyesuaikan zaman, upaya perbaikan juga dilakukan karena selama ini dianggap masih menyulitkan.
Baca Juga : Selain Alfarizi dan Dendi, Siapa Pemain Arema FC yang Pantas Sandang Ban Kapten?
"Khusus untuk pembuatan SIM, ini saya minta ke Kakorlantas, tolong dilakukan perbaikan. Yang namanya angka delapan itu masih sesuai atau tidak. yang namanya melewati zig-zag itu masih sesuai atau tidak," kata Listyo, dikutip YouTube Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK).
Menurut Kapolri, dua jenis praktik pembuatan SIM tersebut sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. Sigit juga menegaskan bahwa anggota Polri yang lulus ujian dengan praktik semacam itu kemungkinan besar tidak memenuhi standar kecakapan dalam mengemudi.
"Saya kira kalau memang sudah tidak relevan, perbaiki," ungkap Listyo Sigit.
"Kalau yang lolos dari situ, nanti lulus pasti bisa jadi pemain sirkus. Jadi, hal-hal yang begitu diperbaiki, jadi hakikat yang ingin kita dapat dari seorang pengendara tanpa harus menggunakan hal-hal yang sangat sulit," imbuhnya.
Kapolri juga menekankan perlunya penyesuaian praktik pembuatan SIM dengan nilai-nilai keselamatan dan ketaatan berlalu lintas. Hal ini termasuk bagaimana pemegang SIM bisa menghargai keselamatan pengguna jalan lainnya, dan memiliki keterampilan dalam mengemudi.
Ia juga meminta agar proses pembuatan SIM oleh Polri tidak boleh memberikan kesan mempersulit masyarakat dan akhirnya mendorong penggunaan cara-cara melanggar aturan.
Baca Juga : Aksi Tanam Mangrove, FIFGROUP Ajak Karyawan Peduli Pesisir dan Pantai
Oleh karenanya, Kapolri memerintahkan jajaran Korps Lalu Lintas (Korlantas) untuk melakukan studi banding dengan praktik pembuatan SIM di tempat lain, guna segera menyesuaikan sistem ujian dan mempermudah masyarakat.
"Jangan terkesan bahwa pembuatan ujian ini hanya untuk mempersulit dan pada akhirnya tidak diuji, malah lulus. Ini harus dihilangkan," tegas Sigit.
"Jadi, saya minta studi perbandingan segera, jika memungkinkan dalam satu bulan ini, ujian praktik SIM dapat dipermudah dan disesuaikan," pungkasnya.