JATIMTIMES - Metri atau selamatan Kebhinekaan yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat di depan kantor DPRD Kabupaten Tulungagung, berbuah kekecewaan. Hal ini diungkapkan Nur Hasyim, ketua Komunitas Tulungagung ekspolorer yang mengaku tidak ditemui satupun anggota legislatif saat aksi metri dilakukan.
Padahal, menurut Nur Hasyim pihaknya sebelum hari pelaksanaan sudah koordinasi dengan sekretariat dan ada rencana akan ada agenda semacam dialog saat aksi dilakukan.
Baca Juga : 3 Juli, DPRD Kota Malang Mulai Penjaringan untuk Usulan Pj Wali Kota
Saat ini, lanjut Nur Hasyim, lembaga DPRD Tulungagung terpuruk di posisi paling rendah. "Seperti kita ketahui, saat ini posisi lembaga DPRD terpuruk terendah, karena adanya kasus korupsi yang menjerat pimpinan dan kemungkinan ke anggotanya," katanya.
Selamatan atau Metri yang ia lakukan bersama puluhan aktivis ini, bertujuan agar hal buruk itu tidak terjadi kembali di masa yang akan datang. "Ini agenda pertama, tahun depan kita lakukan lagi. Apalagi saat ini anggota jelang purna, maka nanti saat berganti dengan yang baru akan kita petri lagi," ujarnya.
Tidak hanya metri, jika telah terjadi pergantian pihaknya malah ingin menggelar ruwatan agar Dewan yang terpilih tidak lagi berlaku tidak benar atau korupsi. "Malah nanti kita rencanakan ruwatan, hal ini dimaksudkan agar anggota dewan yang akan datang tidak terjerat masalah seperti saat ini," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Nur Hasyim juga menyoroti adanya pengembalian uang hasil korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan beredar nama-namanya di masyarakat. Menurutnya, Aparat Penegak Hukum dalam hal ini KPT tidak boleh tebang pilih dalam penindakan dengan catatan jika kesalahan itu terbukti dalam sidang.
"Namanya bukti-bukti sudah ada, kalau memang itu fakta persidangan itu sudah menjadi kewajiban penegak hukum atau KPK," ungkapnya.
Baca Juga : Fenomena Berburu SKTM untuk Daftar Sekolah, Begini Penjelasan Dinas Pendidikan Tulungagung
Kekecewaan Nur Hasyim sedikit terobati, setelah kegiatan selesai dan peserta meninggalkan lokasi, Ketua DPRD Marsono menerima. "Setelah kami pergi baru para anggota datang, kami akhirnya diterima ketua dewan," jelasnya.
Dengan Metri ini, Nur Hasyim ingin kewibawaan dan martabat dewan kembali menjadi baik dan dapat menjalankan tugasnya dengan benar. "Karena adanya kasus ini, maka kinerja menjadi buruk dan semoga ke depan akan menjadi baik lagi setelah kita petri atau kita ruwat," pungkasnya.