JATIMTIMES - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meluncurkan jadwal imunisasi anak terbaru 2023. Peluncuran jadwal imunisasi ini merupakan bagian dari upaya membantu anak Indonesia agar terlindungi dari penyakit berbahaya.
Rekomendasi jadwal imunisasi IDAI 2023 itu disampaikan melalui akun resmi Instagram @idai_ig.
Baca Juga : Menimbang Nasib Syaeful Anwar di Arema FC
"Ikatan Dokter Anak Indonesia telah meluncurkan Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI tahun 2023. Rekomendasi ini merupakan rekomendasi terbaru dengan mencantumkan jadwal imunisasi sesuai dengan perkembangan vaksin," tulis akun tersebut.
Menurut Ketua Pengurus IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso dalam rekomendasi IDAI 2023, terdapat dua jenis vaksinasi baru yang direkomendasikan untuk anak.
Rincian vaksin baru tersebut, di antaranya, pertama, vaksin Dengue untuk demam berdarah dimulai dari usia 6 tahun. Kedua, vaksin HPV 9 valen untuk anak perempuan dalam rangka mencegah kanker leher rahim, yang dapat diberikan pada anak mulai dari usia 9 tahun.
Sesuai dengan rekomendasi IDAI terbaru, berikut ini jadwal pemberian vaksin untuk anak berdasarkan usia:
Usia 0 bulan: Hepatitis B, BCG, Polio
Usia 2 bulan: Hepatitis B, Polio, DTP, HiB, PCV, Rotavirus
Usia 3 bulan: Hepatitis B, Polio, DTP, HiB
Usia 4 bulan: Hepatitis B, Polio, DTP, HiB, PCV, Rotavurus
Usia 6 bulan: PCV, Rotavirus
Usia 6 bulan: Influenza, diulang setiap tahun 1 dosis
Usia 9 bulan: MR
Usia 12 -18 bulan: 2 dosis varisela
Usia12-24 bulan: 2 dosis Hepatitis A
Usia 24 bulan: Tifoid
Usia 6 -18 tahun 2 dosis vaksin Dengue TAK-003
Umur 9-16 tahun: 3 dosis vaksin Dengue CYD, interval 6 bulan
Usia 9-14 tahun: 2 dosis vaksin HPV
Usia 15-18 tahun: 3 dosis HPV.
Lantas berikut ini jenis vaksin yang digunakan untuk vaksin anak:
1. Vaksin Hepatitits B (HB)
Vaksin hepatitis B monovalen, disuntikkan intramuskular saat bayi baru lahir sebelum berumur 24 jam. Penyuntikan tersebut didahului dengan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya.
Jika bayi lahir berat badan rendah kurang dari 2.000 gram, maka imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda hingga usia 1 bulan kecuali jika bayi dari ibu HBsAG positif. Jika ibu HBsAG positif dan bayi bugar maka imunisasi HB bisa diberikan segera setelah lahir tapi tak dihitung dosis primer.
Vaksin Hepatitis B diberikan sebanyak empat kali yakni saat baru lahir, kemudian diulang saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.
2. Vaksin polio
Vaksin polio diberikan kepada bayi yang baru lahir dilakukan melalui mulut (Oral Poliovirus Vaccine/OPV).
Vakin polio juga akan dilakukan perulangan saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Pengulangan vaksin dapat diberikan melalui OPV ataupun melalui suntikan (Inactive Poliovirus Vaccine/IPV).
3. Vaksin DTP
Baca Juga : LSD Sudah Menyerang Sapi di Kota Batu, RPH Puskeswan: Ada Gejala Peternak Segera Lapor
Vaksin DTP disuntikkan melalui intramuskular mulai anak usia 6 minggu. Selanjutnya bisa diberikan perulangan saat usia 2,3,4 bulan atau 2,4,6 bulan. Booster DTP bisa diberikan berikutnya saat anak usia 5-7 tahun dan 10-18 tahun.
4. Vaksin Haemophilus influenza B (Hib)
Vaksin Hib disuntikkan intramuskular dalam bentuk kombinasi saat usia 2,4,6 bulan. Atau dapat juga diberikan saat anak usia 2,3,4, bulan. Untuk vaksin booster Hib bisa diberikan saat usia 18 bulan.
5. Vaksin pneumokokus (PCV)
Vaksin PCV disuntikkan tiga kali saat usia bayi 2,4,6 bulan. Sementara untuk booster vaksin dapat diberikan pada usia 12-15 bulan. Jika belum diberikan pada usia 7-12 bulan, berikan PCV 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan dan booster pada usia 12 -15 bulan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.
6. Vaksin Rotavirus (RV)
Vaksin RV monovalen yang diteteskan ke dalam mulut diberikan dalam 2 dosis. Dosis pertama saat usia 6-12 minggu, dosis kedua interval minimal 4 minggu. Pemberian vaksin RV paling lambat adalah bayi berusia 24 minggu.
Selanjutnya vaksin RV pentavalen diberikan dalam 3 dosis, dosis pertama saat usia 6-12 minggu, interval antar dosis 4-10 minggu, dosis ketiga paling lambat usia 32 minggu. Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Jakarta Pusat Bulan Juni 2023.
7. Vaksin influenza
Vaksin ini disuntikkan secara intramuskular mulai usia 6 bulan. Selanjutnya diberikan 2 dosis vaksin berisi antigen yang sama dengan interval 4 minggu saat anak berusia 6 bulan hingga 8 tahun. Kemudian saat anak berusia 9 tahun, vaksin cukup diberikan satu kali. Selanjutnya pengulangan setiap tahun satu kali pada bulan yang sama menggunakan vaksin yang tersedia.
8. Vaksin MR dan MMR
Vaksin MR disuntikkan subkutan mulai umur 9 bulan, dosis kedua umur 15-18 bulan, dosis ketiga umur 5-7 tahun. Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat MR dapat diberikan MMR mulai usia 12–15 bulan, dan dosis kedua 5–7 tahun.
9. Vaksin Japanese encephalitis (JE)
Vaksin JE disuntikkan subkutan untuk anak yang tinggal di daerah endemis atau yang akan bepergian ke daerah endemis selama 1 bulan atau lebih, dosis pertama Pemberian vaksin yakni saat anak mulai usia 9 bulan, dosis penguat (untuk yang tinggal di daerah endemis) diberikan 1-2 tahun untuk perlindungan jangka panjang.
10. Vaksin varisela
Vaksin varisela dapat disuntikkan subkutan saat anak berusia mulai 12–18 bulan. Selanjutnya jika diberikan pada usia 1–12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Jika diberikan pada usia 13 tahun atau lebih maka interval pemberian 4 sampai 6 minggu.
11. Vaksin hepatitis A
Vaksin hepatitis A disuntikkan intramuskular mulai usia lebih dari sama dengan 12 bulan. Vaksin inidiberikan dalam 2 dosis dengan interval 6-18 bulan.
12. Vaksin tifoid
Vaksin tifoid polisakarida disuntikkan intramuskular mulai usia 2 tahun, diulang tiap 3 tahun.
13. Vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV)
Vaksin HPV disuntikkan intramuskular pada anak perempuan usia 9-14 tahun dalam 2 dosis dengan interval 6–15 bulan, atau pada Bulan Imunisasi Anak SD (BIAS) dosis pertama saat kelas 5 dan dosis kedua kelas 6. Pemberian mulai usia 15 tahun sama dengan dosis dewasa dengan 3 dosis pemberian.
14. Vaksin dengue
Vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) disuntikkan intramuskular untuk usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan interval 6 bulan. Diberikan pada anak yang pernah sakit dengue yang dikonfirmasi dengan deteksi antigen (dengue rapid test NS-1) atau tes serologi IgM anti dengue.
Jika tidak pernah sakit dengue, dilakukan tes serologi IgG anti dengue. Vaksin TAK-003 (backbone DEN-2) dapat diberikan pada seropositif maupun seronegatif usia 6-45 tahun, disuntikkan subkutan 2 dosis, interval 3 bulan.