JATIMTIMES - Wakil Bupati (Wabup) Malang Didik Gatot Subroto mengusulkan program penanaman pohon dan kebersihan lingkungan masuk dalam ekstrakurikuler maupun kurikulum pendidikan di Kabupaten Malang. Usulan tersebut dilakukan dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan.
Pernyataan itu disampaikan Didik saat menghadiri serangkaian agenda peringatan Hari Lingkungan Hidup 2023 di kawasan Sungai Metro, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Sabtu (10/6/2023).
Baca Juga : Desa Berseri hingga Konservasi DAS Jadi Program Andalan Lestarikan Lingkungan Hidup
"Saat ini yang usianya sudah di atas 50 tahun di saat dulu usianya 15 tahun, kita tidak pernah melihat banjir, kita tidak pernah melihat sampah berserakan di sungai," ucapnya.
Namun, lanjut Didik, seiring berjalannya waktu kebiasaan menjaga lingkungan mulai memudar. Bahkan saat memasuki tahun 2000-an, fenomena banjir maupun sampah yang berserakan mulai sering dijumpai.
"Pola prilaku ini (kebersihan lingkungan) terjadi pergeseran pada 20 tahun kebelakang, pada sekitar tahun 1997 sampai 2000-an itu ada pergeseran nilai yang luar biasa di tengah-tengah proses pembelajaran ini," ungkapnya.
Oleh karena itu, Didik berharap adanya peran serta dari sejumlah pihak mulai dari pemerhati lingkungan, pemerintahan, hingga masyarakat untuk bersama-sama memperhatikan kebersihan lingkungan.
"Memang ini yang menjadi tugas kita bersama-sama untuk saling mengingatkan dan saling mengisi. Di saat kami dulu sekitar tahun 1985-an, sekolah SD pada saat-saat tertentu masih diajarkan pola hidup menjaga kebersihan lingkungan oleh sekolah," imbuhnya.
Jaman dulu, waktu mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar, Didik mengaku sering berbaris bersama teman-temannya. Kemudian diarahkan oleh bapak ibu guru untuk memunguti sampah yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
Baca Juga : Muhammadiyah Minta Libur Lebaran Idul Adha Jadi Dua Hari
"Kalau dulu sering kali setiap kita sekolah baik pada saat awal tahun ajaran atau di tengah tahun ajaran dan akhir tahun ajaran, sebelum kita meninggalkan sekolah kita mesti diminta membawa tanaman, bunga, bibit pohon untuk ditanam di sekitar (sekolah)," tuturnya.
Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu habit yang diajarkan oleh para pendidik di masa lalu tersebut kurang diimplementasikan pada saat ini. Sehingga dampaknya kepedulian para siswa terhadap lingkungan sedikit berkurang.
"Proses pembelajaran ini tidak masuk lagi ke dalam kurikulum, tidak masuk lagi di kegiatan ekstrakurikuler. Maka bagi penggiat lingkungan, saya mohon ini ada masukan, ada kritik, saran, pendapat yang disampaikan kepada pemerintah. Sehingga ini masuk di dalam proses pembelajaran setiap anak-anak (pelajar)," pungkasnya.