JATIMTIMES- Pemerintah Kota Blitar mengimbau masyarakat untuk berhati-hati membeli hewan ternak jelang hari raya Idul Adha. Imbauan itu disampaikan setelah Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Blitar menemukan satu sapi suspek Lumpy Skin Disease (LSD) di Pasar Dimoro.
Informasi yang diterima JATIMTIMES, satu sapi suspek LSD itu ditemukan petugas DKPP saat sedang melakukan pemeriksaan dan pemantauan hewan ternak jelang Hari Raya Idul Adha di Pasar Dimoro, Jumat (8/6/2023).
Baca Juga : Wujudkan Pemilu 2024 Bermartabat: Peran Stakeholder dan Penyelenggara Pemilu Kabupaten/Kota
Pejabat Otoritas Veteriner DKPP Kota Blitar Emi Nafisah mengatakan, kegiatan jual beli hewan seperti kambing dan sapi selalu meningkat jelang Hari Raya Idul Adha. Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya aktif melakukan pemantauan ke pasar hewan untuk memastikan kondisi hewan yang diperjualbelikan benar-benar dalam kondisi sehat.
“Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas, ditemukan satu sapi yang terindikasi terjangkit LSD. Hal itu terlihat dari kulit sapi yang menunjukkan tanda-tanda terjangkit LSD,” kata Emi.
Dengan temuan ini, petugas DKPP kemudian menyampaikan kepada pemilik agar sapi yang terindikasi LSD itu dibawa pulang dan dilakukan pengobatan. DKPP juga meminta agar pemilik juga tidak menjual sapi tersebut.
"Tadi sudah kita lakukan edukasi dan kita bawa sapinya kita obati dan kita harap dibawa pulang dulu. Sapinya diobati dulu jangan dibawa ke pasar, jadi agar tidak menular ke yang lain karena ini bisa menular lewat lalat dan nyamuk," imbuhnya.
Sementara saat ditanya, pemilik sapi mengaku sudah mengetahui bahwa sapi miliknya terindikasi terjangkit LSD. Dia mengaku membelinya dari seorang peternak di wilayah Kelurahan Ngadirejo, Kota Blitar dengan harga di bawah pasaran.
Sakroni pemilik sapi mengatakan, jika di pasaran harganya Rp 12 juta, sapi itu hanya dibelinya dengan harga Rp 8 juta.
"Sudah tahu (terjangkit LSD). Beli karena saya dapat dengan harga miring. Ini saya bawa pulang dulu saya obati," ungkap Sakroni.
Baca Juga : Sidak ke Sejumlah Pangkalan, TPID Kota Malang Pastikan Tak Ada Kelangkaan Elpiji3 Kg
Sebagai informasi, berdasarkan data DKPP Kota Blitar hingga saat ini terdata ada sekitar 9 kasus LSD. Seluruh sapi yang terjangkit LSD dipantau secara rutin. Sementara capaian vaksinasi LSD pertama di Kota Blitar mencapai 200 ekor.
Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.
Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar. Penyakit ini lebih berbahaya dari PMK, karena PMK hanya menimbulkan kerugian secara ekonomi tapi daging tetap bisa dikonsumsi.
Berbeda dengan LSD, selain bisa menyebabkan kematian pada ternak dagingnya juga tidak layak untuk dimakan. Penyakit ini menjalar sampai ke daging seperti bentol-bentol, sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi manusia untuk memakan daging hewan tersebut.