free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Pemerintahan

Temukan Perbedaan Data, Bupati Sanusi Minta Ada Sinkronisasi Data Stunting di Kabupaten Malang

Penulis : Tubagus Achmad - Editor : A Yahya

08 - Jun - 2023, 01:23

Placeholder
Bupati Malang HM Sanusi saat memberikan keterangan kepada awak media usai memberikan pengarahan dalam rembuk stunting Kabupaten Malang di Rayz Hotel UMM, Selasa (6/6/2023). (Foto: Tubagus Achmad/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Bupati Malang HM Sanusi meminta adanya sinkronisasi data terkait angka stunting di Kabupaten Malang, antara hasil survei dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dengan bulan timbang. Menurutnya, selama beberapa tahun terakhir terdapat perbedaan angka stunting di Kabupaten Malang yang terlalu besar antara hasil SSGI dengan bulan timbang. 

Maka, menurut Sanusi perlu adanya sinkronisasi data agar tidak menimbulkan banyak persepsi yang cenderung negatif terhadap penanganan stunting di Kabupaten Malang. 

Baca Juga : Esai Mahasiswa Fakultas Humaniora Sabet Juara II di NUEC 2023

Pihaknya pun membeberkan tren prevalensi stunting tahun 2018 sampai 2022 berbasis survei di Kabupaten Malang. Tercatat, pada tahun 2018 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) angka stunting di Kabupaten Malang berada di angka 31,37 persen; tahun 2019 berdasarkan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) sebesar 26,3 persen. 

Kemudian tahun 2020 berdasarkan SSGI persentase stunting Kabupaten Malang nihil; tahun 2021 berdasarkan SSGI sebesar 25,7 persen; tahun 2022 berdasarkan SSGI sebesar 23 persen; serta tahun 2023 belum ada data survei terbaru dari SSGI. 

Sedangkan, pada prevalensi stunting yang mengacu pada bulan penimbangan balita atau elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) di Kabupaten Malang angkanya sangat berbeda sekali. 

Tercatat pada tahun 2018 sebesar 18,5 persen; tahun 2019 sebesar 12,1 persen; tahun 2020 sebesar 11,4 persen; tahun 2021 sebesar 8,9 persen; tahun 2022 sebesar 7,8 persen; serta per Februari 2023 sebesar 6,7 persen. 

Dari persentase terakhir yakni 6,7 persen tersebut, jumlah kasus stunting di Kabupaten Makang berdasarkan bulan timbang sebanyak 10.128 kasus dari 150.442 balita yang diukur. Lalu, sebanyak 1.083 balita di antaranya mengalami kurang gizi dan berat badan kurang. 

"Maka data itu harus disinkronisasi, bahkan kalau dari data SSGI itu masih menyatakan 23 persen, saya ingin tahu by name by address itu di mana," ungkap Sanusi. 

Baca Juga : Wow, Putri Ariani, Penyanyi Difabel Asal Indonesia, Raih Golden Buzzer di America's Got Talent

Karena menurut Sanusi, dalam menangani stunting di Kabupaten Malang harus tepat sasaran sesuai dengan nama dan alamat balita tersebut tinggal. 

Terlebih lagi Sanusi telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Malang yang diketuai oleh Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto. Dengan data yang sinkron dan sudah jelas nama serta alamat balita stunting, maka semakin memudahkan penanganan stunting di Kabupaten Malang. 

"Persebaran stunting merata, tapi di Pagak, Pakisaji, dan Tajinan itu sudah zero stunting, yang masih banyak stunting itu di Pujon. Tapi Dinkes sudah memberikan makanan tambahan, perlahan stunting di Pujon turun," tandas Sanusi.  


Topik

Pemerintahan stunting sanusi kabupaten malang bupati malang bupati sanusi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Tubagus Achmad

Editor

A Yahya