JATIMTIMES - Berdasarkan bulan penimbangan balita atau elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) pada Februari 2023, angka stunting di Kabupaten Malang telah turun mencapai 6,7 persen.
Hal itu ditegaskan oleh Bupati Malang HM Sanusi dalam kegiatan rembuk stunting yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang di Rayz Hotel UMM, Selasa (6/6/2023).
Baca Juga : Tingkatkan Koordinasi Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kota Kediri Gelar Workshop Kesehatan Reproduksi Catin
Bupati Malang HM Sanusi mengatakan, selama dirinya menjabat sebagai Bupati Malang pada tahun 2019 lalu, angka stunting di Kabupaten Malang terus mengalami penurunan. "Sampe hari ini berdasarkan bulan timbang kita sudah di angka 6,7 persen," ungkap Sanusi, Selasa (6/6/2023).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang pun terus berupaya melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menurunkan angka stunting.
Selain itu, Bupati Sanusi juga membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang diketuai oleh Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto. Dengan adanya TPPS, stunting di Kabupaten Malang terus mengalami penurunan.
"Di Kabupaten Malang sudah saya bentuk tim percepatan penanganan stunting, yang diketuai wabup dan tiap kecamatan kepala dinas memberikan pendampingan," ujar Sanusi.
Selain itu, Sanusi menyebut, berdasarkan prevalensi bulan timbang, terdapat beberapa kecamatan sudah mengalami nol kasus stunting. Yakni Kecamatan Pakisaji, Pagak hingga Tajinan.
Baca Juga : Tekan Angka Kematian Ibu Hamil, Dinkes Tulungagung Gelar Bimtek KIA
Tercatat pada prevalensi stunting berdasarkan bulan timbang, mulai tahun 2018 hingga tahun 2023 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2018 angka stunting di Kabupaten Malang berada di angka 18,5 persen; tahun 2019 sebesar 12,1 persen; tahun 2020 sebesar 11,4 persen; tahun 2021 sebesar 8,9 persen; tahun 2022 sebesar 7,8 persen; dan tahun 2023 sebesar 6,7 persen.
"Akhir tahun 2023 targetnya turun dua digit lagi atau 3 sampai 4 persen. Karena setiap bulan timbang itu turun satu persen," pungkas Sanusi.