JATIMTIMES - Sejumlah kantor pemerintahan, mall dan bank di Kota Malang diserang massa. Bahkan, massa sempat menyerang fasilitas publik hingga bersitegang dengan pihak keamanan dalam hal ini Kepolisian.
Ratusan orang berpakaian serba hitam turun ke sejumlah jalan di Kota Malang. Mereka nampak bermuka serius dan membawa sejumlah bendera.
Baca Juga : Verifikasi Administrasi Bacaleg, Progres KPU Kota Batu Capai 60 Persen
Sejumlah kantor pemerintahan seperti kantor KPU, kantor Bawaslu, bank hingga mall juga menjadi sasaran amukan massa.
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto membenarkan informasi adanya kejadian itu. Namun kejadian itu hanyalah simulasi pengamanan kota (Sispamkota) menghadapi situasi kontijensi di Kota Malang.
“Ini adalah kegiatan sistem pengamanan Kota Malang yang 258 hari lagi menuju Pemilu 2024, dan saat ini harus benar-benar kita persiapkan,” kata Budi Hermanto, Rabu (31/5/2023).
Dijelaskan polisi yang akrab disapa Buher itu, Sispamkota telah disiapkan sejak kemarin. Dan saat ini adalah pelaksanaan yang melibatkan unsur TNI hingga Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
“Dari kemarin adalah gladi dan sekarang adalah pelaksanaannya. 850 personel gabungan TNI Polri dan seluruh Pemkot Malang terlibat di dalam pelaksanaan Sispamkota,” ungkap Buher.
Situasi lain yakni persiapan pengamanan menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Dimana anggota polisi melakukan sejumlah simulasi pengamaman mulai sebelum mulai pemilu hingga pasca pemilihan.
Baca Juga : 890 Jamaah Haji Kloter 18 dan 19 Tuban Berangkat ke Tanah Suci Makkah
Dalam simulasi tersebut, beberapa orang anggota KPU menjadi korban penyanderaan. Namun dengan sigap, tim Macan dari Batalyon B Satbrimobda Polda Jawa Timur menyelamatkan korban dan menangkap pelaku penyanderaan.
“Bagaimana tadi kita sama sama melihat KPU, Bawaslu, termasuk situasi yang terjadi adanya aksi unjuk rasa berujung penjarahan, berujung penyanderaan itu sudah dilakukan termasuk situasi kamtibmas,” beber Buher.
Tak hanya menyiapkan antisipasi keamanan, Polresta Malang Kota juga menyiapkan simulasi ketika terjadi kebakaran akibat arus pendek listrik. Disitu, Polresta Malang Kota bekerja sama dengan Pemkot Malang dalam hal ini Damkar dan juga PLN untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
“Tadi kita simulasikan semuanya termasuk kebakaran. Dan polisi tidak bisa mengantisipasi itu sendiri tanpa bantuan dari TNI, bantuan dari Pemerintah Kota Malang, PLN, Damkar dan seluruh stakeholder yang ada,” tutup Buher.