JATIMTIMES - Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang Arif Tri Sastyawan meminta kepada para peserta pelatihan kerja olahan pangan agar memanfaatkan media sosial (medsos) untuk memasarkan produknya.
Menurut Arif, kekuatan media sosial saat ini sangat bagus dan cepat untuk memasarkan sebuah produk, utamanya produk olahan pangan. Terlebih lagi, selain cepat, memasarkan produk olahan pangan melalui media sosial juga murah.
Baca Juga : Fasilitasi Bakat dan Minat, Dinas Pendidikan Kota Kediri Gelar Festival dan Lomba FLS2N Jenjang SD
Dengan keuntungan tersebut, pihaknya juga mendorong agar para pelaku usaha, khususnya yang baru saja terjun di usaha kuliner, harus memiliki kemampuan untuk mengemas produk yang bagus dan menarik.
Selain itu, para pelaku usaha khususnya di sektor kuliner harus memiliki kemampuan dalam hal menyampaikan informasi produk melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok dengan narasi yang menarik.
"Yang sekiranya menjadi sesuatu yang sangat digemari oleh terutama pegiat sosial media, bagaimana dia mempromosikan olahan pangannya menjadi sesuatu yang berbeda," ungkap Arif.
Menurut diq, dengan memanfaatkan media sosial, produk-produk kuliner di Kota Malang pun akan semakin terkenal. Tidak hanya bagi masyarakat Kota Malang, namun juga luar daerah.
Arif pun mengatakan, manfaat adanya media sosial ini pun terbukti. Salah satunya kuliner nasi penjara yang berada di kawasan Polehan, Kota Malang. Di mana kuliner satu ini sudah dikenal oleh rekannya yang berada di Jakarta.
"Teman saya itu dari Jakarta, waktu main ke Malang itu cari kuliner nasi penjara di daerah Polehan. Saya saja orang Polehan waktu itu belum tahu. Inilah bukti manfaat dari media sosial," jelas Arif.
Lebih lanjut, mantan kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Malang ini mengatakan, para pelaku usaha kuliner harus memiliki inovasi dan kreatviitas tinggi. Terlebih lagi Kota Malang memiliki beragam keunikan dan ciri khas. Salah satunya dalam hal kuliner atau olahan pangan.
Baca Juga : Smart Hotel Stop Aktivitas, Buntut Protes Warga Tlogomas terkait Dugaan Prostitusi
"Malang ini sudah unik, Malang punya ciri khas, jangan ikut-ikutan tren, misalkan bikin keripik balado saja. Tapi harus dikemas dengan sesuatu yang berbeda," terang Arif.
Pihaknya juga memberikan contoh terdapat beberapa olahan pangan yang belum tersentuh secara penuh. Di antaranya tempe kacang dan tempe menjes. Padahal, menurut Arif, Kota Malang terkenal dengan tempe kacang dan tempe menjesnya.
"Bagaimana tempe kacang dan tempe menjes bisa diolah yang bagus, dikemas yang bagus dan bisa dijadikan oleh-oleh. Itu yang perlu dibaca peluang," ujar Arif.
Pihaknya pun meminta kepada peserta pelatihan kerja olahan pangan untuk serius dan memerhatikan dengan seksama materi-materi yang disampaikan oleh pemateri. Sehingga dari materi-materi yang disampaikan, para peserta dapat memunculkan sebuah ide baru dan inovasi dalam hal olahan pangan atau kuliner.
"Kami dari Disnaker-PMPTSP terus memberikan pendampingan secara terus-menerus dan diharapkan yang ikut pelatihan sekarang bisa membuka lapangan pekerjaan baru," pungkas Arif.