JATIMTIMES- Paguyuban Peternak Entok Blitar sukses menyelenggarakan Festival Entok Nasional Tahun 2023, Minggu (7/5/2023). Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar.
Informasi yang diterima JATIMTIMES, Festival Entok Nasional edisi kali ini dirangkai dengan halal bihalal Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Agenda festival yang dipusatkan di Gedung Serba Gunas Pemkab Blitar ini diikuti oleh peserta dari regional Jawa Timur dan luar provinsi.
Baca Juga : Tolak RUU Kesehatan, Ribuan Nakes dari Sejumlah Organisasi Profesi di Pamekasan Lakukan Aksi Turun Jalan
Total ada 10 kategori yang dipertandingkan meliputi bangsong jumbo, betina jumbo, jemoko jumbo, bangsong, rambon warna dasar, bondol, milenial, mata merah, jali dan favorit.
“Alhamdulilah Festival Entok Nasional sukses diselenggarakan di Kabupaten Blitar.Total ada 223 peserta yang mengikuti festival ini,” Humas Panitia Festival Entok Nasional, Eko Soeparjono.
Eko menambahkan, Festival Entok Nasional di Kabupaten Blitar ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, festival ini bertujuan memperkenalkan budidaya entok yang baik dan benar. Kedua, festival ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat Blitar bahwa mentok memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Perlu diketahui, budidaya entok ini bisa untuk tujuan pedaging juga bisa untuk hias. Budidaya entok sebenarnya hampir sama dengan unggas lain yakni ayam dan bebek. Memang ada perberdaannya, tapi jika dipelajari dengan tekun budidaya entok ini sangat menjanjikan secara ekonomi,” imbuhnya.
Tujuan ketiga dari Festival Entok Nasional ini adalah mempolulerkan brand entok Blitar di kancah nasional. Sebagaimana diketahui, Kabupaten Blitar sudah tak diragukan lagi sudah sangat dikenal di kancah nasional sebagai produsen telur ayam ras yang cukup besar. Disamping itu potensi unggas lain seperti ayam pedaging, itik petelur dan pedaging ayam puyuh petelur serta pedaging juga tak kalah menjanjikan di Kabupaten Blitar.
Menariknya, ternyata ada sebagian masyarakat Kabupaten Blitar yang menekuni budidaya entok baik untuk tujuan pedaging maupun hias. Potensi besar ini ditangkap Paguyuban Entok Blitar dengan menyelenggarakan Festival Entok Nasional.
“Nah, entok hias ini memiliki pasar tersendiri di kalangan penggemar entok. Entok hias ini umumnya dipasarkan secara online dengan memanfaatkan media sosial. Komunitas-komunitas entok yang cukup banyak juga turut memberi andil besar dalam pemasaran. Dan kami optimis, jika budidaya entok ini ditekuni secara massif, tentu akan dapat menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat seperti unggas lainya,” papar Eko.
Baca Juga : 26 Pencari Kerja Semangat Ikut Pelatihan Olahan Pangan Disnaker-PMPTSP Kota Malang
Festival Entok Nasional di Kabupaten Blitar ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Blitar. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Toha Mashudi mewakili Bupati Blitar dalam sambutanya menyampaikan, pada tahun 2019 lalu di Kabupaten Blitar sukses diselenggarakan kontes entok mentok jumbo nasional dengan peserta dari beberapa wilayah di Indonesia. Toha bersyukur, kontes edisi tahun 2023 ini kembali menuai sukses dengan diikuti peserta nasional.
Toha juga berharap, kesuksesan Festival Entok Nasional ini bisa menjadi embrio untuk perkembangan budidaya entok di Kabupaten Blitar.
“Dan kami melihat budidaya entok di Kabupaten Blitar semakin berkembang pesat. Hal ini dapat menjadi salah satu alternatif usaha bagi masyarakat, mengingat banyak sektor peternakan lain seperti sapi yang kembang kempis karena terjangkit wabah, seperti PMK dan LSD. Semoga festival ini bisa meningkatkan nilai tambah dan daya saing entok serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Blitar,” kata Toha.
Lebih lanjut Toha menyampaikan, Festival Entok Nasional yang digelar kali ini bertujuan untuk memperkenalkan bahwa hewan tersebut tidak hanya untuk dikonsumsi saja. Entok hias, bisa menjadi alternative bisnis dengan teknis perawatan yang lebih mudah dan murah.
“Pasar ternak dan unggas seperti ayam dan bebek seringkali terkendala dengan harga pakan yang mahal. Nah, ternak entok ini jika dikaji dari segi pakan bisa lebih murah, bisa dengan memanfaatkan limbah-limbah makanan untuk pakan,” pungkasnya.(Adv/Kmf)