JATIMTIMES - Dampak dari resesi seks yang kian parah di Jepang menyebabkan angka kelahiran semakin rendah. Tak sedikit, sejumlah sekolah di Jepang yang mengalami kekurangan murid.
Seperti diceritakan oleh akun TikTok @mutilanov. Dalam narasi unggahannya disebutkan jika penerimaan salah satu TK di Jepang pada April 2023 muridnya hanya dua orang. Satu murid diantaranya warga Jepang sedangkan satu murid lainnya warga Indonesia.
Baca Juga : Mengenal Samirin, Komedian YouTube Asal Kediri yang Lagi Naik Daun
"Krisis populasi penduduk Jepang selama 20 tahun belakangan ini menyebabkan penurunan jumlah murid yg cukup signifikan setiap tahun terutama tingkat TK dan SD. Pemerintah Jepang mencatat bahwa setiap tahun nya tercatat hampir 450 sekolah di berbagai kota di Jepang tutup karena kekurangan murid," tulis akun tersebut.
Sontak hal itu menyita perhatian warganet. Tak sedikit warganet yang menyebut kondisi Jepang berbanding terbalik dengan istilah kebanyakan orang Jawa "banyak anak, banyak rejeki".
"Rendahnya fertilitas menjadi penyebab depopulasi ini. Beberapa faktor utama nya ialah tingginya biaya hidup, kesibukan yang sangat tinggi dalam bekerja, sehingga banyak pasangan tidak ingin menikah ataupun punya anak karena tidak ada waktu untuk mengurus anak. Dengan demikian, pandangan "banyak anak, banyak rejeki - nya orang Indonesia’ sangat tidak berlaku bagi masyarakat Jepang," @omen_sa**.
"emak2 julid yg suka nanyain "kapan nikah?", "kapan punya anak?" kayaknya dibutuhkan di sana," @diyah_***.
Baca Juga : Terbukti dari Google Trend, Banyak Orang Naksir Sepupu Tiap Lebaran
"Padahal negara dengan produksi film seks paling banyak.. generasinya makin habis.. ternyata biaya hidup disana mahal.. jadi malas punya anak. Jika Di biarkan bertahun tahun jepang akan punah ngga ada penerus bangsanya," @ierrwann_***.