free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Kisah Penderitaan Sahabat Khabab Bin Al-Arat, Dipakaikan Baju Besi dan Dijemur di Terik Matahari 

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

29 - Apr - 2023, 15:11

Placeholder
Ilustrasi sahabat nabi (Ist)

JATIMTIMES - Nabi Muhammad SAW memiliki salah seorang sahabat yang tubuhnya dipenuhi keberkahan. Sebab, selama hidupnya ia telah menjalani dan mengalami berbagai macam ujian maupun penderitaan yang diujikan Allah SWT.

Sahabat terbaik bernama Khabab bin al-Arat. Maulana Zakariyya al-Khandahlawi dalam kitab Fadhilah Amal menuliskan, bahwa sosoknya masuk Islam ketika baru lima hingga enam orang yang menerima Islam pada masa awal Islam. 

Baca Juga : Tanaka hingga Potensi Kopi Peninggalan Belanda, Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat ke Malang

Khabab bin al-Arat RA satu waktu pernah dipakaikan sebuah baju besi. Ia lalu dijemur dan dibaringkan di tengah sinar matahari yang terik. Dalam waktu yang cukup lama ia dijemur di bawah terik sinar matahari. Panas yang luar biasa tentu tak bisa ia hindari sampai keringat deras mengucur dari tubuhnya. Bahkan, tubuhnya pun sampai mengelupas kulitnya tak kuat menahan panas.

Khabab bin al-Arat merupakan seorang budak milik seorang wanita. Meskipun hanya seorang budak, ia kerap menjumpai Khabab bin al-Arat. Karena ketahuan kerap menjumpai Rasulullah SAW, tuannya pun sempat menghukumnya dengan menusukkan batang besi panas ke punggung Khabab bin al-Arat.

Satu ketika pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA, Khabab bin al-Arat pernah diminta menceritakan kisah penderitaannya saat awal mula masuk Islam. 
Khabab bin al-Arat kemudian memperlihatkan punggungnya. "Lihatlah punggungku" kata Khabab.

Umar bin Khattab pun takjub dan keheranan. Beliau berkata, "Saya belum pernah melihat punggung seperti ini". Khabab kemudian menceritakan kisahnya melewati penderitaan yang begitu berat, "Saya telah diseret di atas timbunan bara api yang menyala, sampai lemak dan darah yang mengalir dari punggung saya telah memadamkan api tersebut".

Islam kemudian mulai berjaya dengan pintu kemenangan yang banyak diraih. Khabab mengatakan, "Tampaknya Allah SWT telah membalas penderitaan kita. Saya khawatir ini hanya di dunia dan di akhirat nanti kita tidak mendapatkan balasan apa pun".

Baca Juga : Putin Pecat Jenderal Rusia Berjuluk 'Jagal Mariupol'

Pada usia ke 37 tahun, Khabbab wafat. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Kuffah. Sepeninggal dirinya, banyak para sahabat lainnya juga mendoakan Khabab. Seperti Ali RA yang sempat melewati kuburannya dan berkata, "Ya Allah, rahmatilah Khabbab. Dengan semangatnya, ia telah memeluk Islam dan ia rela menghabiskan waktunya untuk berhijrah, berjihad, dan menerima segala penderitaan serta musibah. Penuh berkahlah orang yang selalu mengingat hari kiamat, dan selalu bersiap-siap menerima kitab amalnya pada hari hisab, dan ia jalani kehidupan ini dengan menerima apa adanya, dan ia sangat ridha kepada Tuhannya".

Menurut Maulana Zakariyya, kisah ini menjadi gambaran harapan ridho illahi dari Allah SWT yang menjadi tujuan utama para sahabat RA. "Segala sesuatunya dilakukan semata-mata untuk mendapat keridhaan-Nya".


Topik

Agama Sahabat nabi nabi muhammad kisah nabi khabbab



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri