JATIMTIMES - Arep sambat nanging karo sopo. Tulisan itulah yang terpampang di dinding rumah Sayid warga Dusun Sumberdewo, Desa Sumberejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Kalimat yang tertulis menggunakan bahasa Jawa tersebut memiliki kiasan keluh kesah seseorang yang sedang kebingungan. Dalam bahasa Indonesia, tulisan yang terpampang di dinding rumah keluarga Sayid tersebut memiliki arti "ingin mengeluh tapi kepada siapa".
Baca Juga : Banyak Anak Kecil di Dusun Baran, Bupati Malang Bakal Bangun Jalan
Keluhan yang mungkin senantiasa dipanjatkan dalam sebaris doa tersebut akhirnya terjawab. Selasa (4/4/2023), Bupati Malang HM. Sanusi beserta rombongan mendatangi kediaman Sayid. Tujuannya untuk meninjau langsung rumah yang masuk kategori tidak layak huni tersebut.
Mendapat kabar jika rumahnya akan direnovasi melalui program bedah rumah, Sayid beserta istrinya yang bernama Patimah mengaku sangat bersyukur dan berbahagia.
"Perasaan saya sangat senang akhirnya rumah kami akan dibenahi oleh Bapak Bupati Malang, Bapak Sanusi. Terima kasih banyak," ucap Sayid dengan nada terbata-bata.
Sepasang suami istri yang sama-sama lahir di tahun 1975 itu dikaruniai dua orang anak. Kesehariannya, Sayid beserta keluarga harus berjuang hanya demi bisa tidur nyenyak. Sebab, saat kemarau, udara dingin saat malam hari menembus dinding rumahnya yang hanya terbuat dari anyaman bambu. Sedangkan saat musim penghujan, atap rumahnya selalu bocor.n"Kalau hujan ada saja atap rumah yang bocor," keluhnya.
Guna memenuhi kebutuhan keluarganya, Sayid rela bekerja serabutan. Terkadang dia juga bekerja sebagai seorang kuli. Meski harus banting tulang pagi hingga larut malam, nyatanya pendapatan yang dia terima hanya cukup untuk membeli makan. Itu pun serba pas-pasan.
Alhasil, pria 48 tahun itu tak punya cukup biaya untuk memperbaiki rumahnya. "Saya baru kembali dari bekerja di Kalimantan tiga tahun ini," tuturnya.
Baca Juga : Semarakan HUT ke-109 Kota Malang, Perumda Air Tugu Tirta Bagikan Ratusan Hadiah
Sebelum hijrah untuk mengadu nasib di Pulau Borneo, Sayid mengaku sempat mendapat bantuan dari pemerintah. Namun bantuan tersebut dihentikan karena dia beserta keluarganya merantau ke Kalimantan.
"Dulu pernah (dapat bantuan dari pemerintah), terus tinggal di Kalimantan, akhirnya dicabut," tukasnya.
Kini harapan Sayid untuk memperbaiki rumahnya akhirnya kesampaian. Selasa (4/4/2023) kediamannya ditinjau langsung oleh Bupati Malang HM. Sanusi saat melaksanakan agenda Sambang Dusun Terpencil.
Dalam pernyataannya, bupati Malang berjanji akan segera merenovasi rumah Sayid melalui program bedah rumah. Oleh karenanya, Sayid diminta untuk segera menyetorkan data kependudukan berupa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), agar rumahnya segera mendapatkan program bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.