JATIMTIMES - Kaddour Benghanrit adalah muslim keturunan Aljazair yang ditugaskan di Perancis. Dia juga menjadi tokoh pendiri Institut Muslim Masjid Agung Paris yang dijuluki "the most Parisian Muslim”.
Melansir berbagai sumber, Institut Muslim Masjid Agung Paris dikenal kerap menawarkan dukungan dan bantuan kepada umat Muslim yang tinggal di atau sedang mengunjungi Paris, Prancis.
Baca Juga : Berikut Ini Tarif Tol Trans Jawa 2023 Terlengkap Beserta Rutenya
Bahkan tempat ini juga memberikan bimbingan dan inklusi bagi pendatang baru Muslim ke Prancis. Karena hal itulah, Benghabrit menjadi orang yang dihormati dan memiliki banyak pengikut di Paris.
Salah satu momen yang paling berkesan mengenai Benghabrit adalah saat Perang Dunia II. Usai Prancis jatuh, Benghabrit terus melindungi korban Perang Dunia II. Tidak hanya komunitas Muslim tetapi juga komunitas Yahudi.
Kala itu, pasukan Nazi Jerman mencari kaum Yahudi untuk dideportasi di Prancis menuju ke kamp pembantaian. Melihat kekejian itu, Benghabrit dengan baik hati menawarkan penampungan kepada kaum Yahudi melalui keluarga-keluarga muslimnya.
Sementara sebagian kaum Yahudi lainnya, Ia tampung di ruang bawah tanah di area Masjid Agung Prancis.
Saat tentara Nazi datang memeriksa, Benghabrit pun membohongi mereka. Benghabrit rela mempertaruhkan nyawanya dengan membuat surat keterangan palsu.
Ia menyatakan kalau semua orang di tempatnya adalah orang muslim. Hingga perang dunia ke-2, belum bisa dipastikan berapa jumlah nyawa yang diselamatkan. Namun dari beberapa laporan disebutkan bahwa Benghabrit berhasil menyelamatkan sekitar 500 hingga 1600 jiwa kaum Yahudi.
Baca Juga : Israel Siap-Siap Dikucilkan Usai Gagal Berdamai dengan Arab
Namun sayangnya perjuangan Kaddour tidak dihargai dan seolah dihapus oleh kaum yang disematkan.
Salah satu orang yang dibantu Benghabrit adalah penyanyi terkenal Aljazair, Alim Halali. Jika bukan karena bantuan Benghabrit, orang-orang Yahudi akan ditangkap dan dideportasi ke kamp-kamp pengungsi.
Bukan hanya diberi perlindungan oleh Masjid Agung Paris, kaum Yahudi juga dibantu akomodasi agar bisa menyeberangi Mediterania menuju ke Maghreb.
Karena kebaikan hati Kaddour Benghabrit, maka pada tahun 2011 lalu, sutradara film Prancis-Maroko, Ismaël Ferroukhi, mengadaptasi cerita ini ke layar lebar yang diberi judul "Free Men".