JATIMTIMES - Tak terasa Kota Malang telah berusia 109 tahun pada 1 April 2023. Tak bisa dipungkiri, gelombang perkembangan Kota Malang di bawah kepemimpinan Wali Kota Sutiaji menunjukkan tren terus meningkat. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya hingga masyarakatnya sendiri.
Jika bicara potensi dari Kota Malang tentunya waktu satu hari satu malam tidak akan cukup untuk membahasnya. Karena Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan yang kaya akan masyarakat kreatif.
Baca Juga : Mobil Siaga Desa Panggungrejo: Layani Antar Jemput Warga Sakit Secara Gratis
Pada HUT Kota Malang ke-109 ini, JatimTIMES Network ingin mengulik sedikit dari ribuan bahkan jutaan pujian yang disematkan untuk Kota Malang dari segala aspek.
1. Pariwisata dan Ekraf sebagai lokomotif penggerak ekonomi kota masa depan
Dikenal khalayak sebagai kota pendidikan, Kota Malang juga dikenal kaya akan wisata buatan dan wisata tematik. Kampung Tematik disebut menjadi sebuah ikon baru yang membawa nama Kota Malang sangat dikenal baik wisatawan domestik hingga mancanegara.
Berdasarkan data yang dihimpun media ini, Kota Malang memiliki 23 Kampung Tematik. Puluhan kampung tematik itu menjadi rujukan para wisatawan untuk menghabiskan waktu di Kota Malang. Bahkan, perekonomian warga sekitar juga terdongkrak imbas dari sentuhan dingin jajaran pimpinan Pemkot Malang.
Sedangkan bicara tentang ekonomi kreatif (ekraf), arah pembangunan di Kota Malang juga sangat jelas, yakni mengarah ke pemantapan industri kreatif melalui transformasi digital.
Dua disrupsi yakni pandemi dan digitalisasi membuat perubahan pada kehidupan masyarakat. Akan tetapi dalam beberapa waktu lalu, Wali Kota Malang Drs Sutiaji menyebut dua disrupsi tersebut yang mendorong geliat ekonomi kreatif di Kota Malang. Terlebih, potensi sumber daya manusia di Kota Malang yang tengah mengarah ke bonus demografi dengan komposisi penduduk didominasi generasi milenial.
2. Event Kreatif
Sebagai kota yang memiliki sumber daya masyarakat yang kreatif, Kota Malang tidak pernah kehabisan akal untuk membuat event kreatif. Di 2019 saja ada 8 event kreatif yang sukses diselenggarkan di Kota Malang. Diantaranya adalah Festival Mbois, Malang Flower Carnival, Malang Jazz Festival, Malang Tempoe Doeloe, Malang Fashion Movement, Malang Film Festival, Kampung Cempluk Festival hingga Malang Unity in Harmony.
Dari event-event di atas, beberapa diantaranya masih rutin digelar setiap tahun. Dan saat ini ada beberapa event seperti Dekranasda Fest, Malang Batik Festival dan event kreatif lainnya juga membuat wajah Kota Malang memang layak menyandang Kota Kreatif di Indonesia.
3. Event Pariwisata
Selain event kreatif, Kota Malang juga kerap menggelar event pariwisata. Hal itu memang menjadi sebuah ciri khas wilayah yang dipimpin Drs Sutiaji ini. Kayutangan Heritage menjadi salah satu titik dimana event wisata banyak digelar. Karena selain konsep kawasan tersebut yang mencerminkan Malang era tahun 80an, saat ini juga menjadi ikon Kota Malang.
Di 2022 silam, event Malang 108 Rise and Shine yang juga tepat memperingati ulang tahun Kota Malang menjadi titik balik kebangkitan perekonomian masyarakat pasca diterpa pandemi covid-19.
Di acara tersebut, ribuan masyarakat tumpah ruah bergembira untuk menikmati event wisata yang digelar Pemkot Malang. Bahkan saat ini, Pemkot Malang juga telah menggelar event wisata seperti Festival Patrol, Pesta Kampung Tematik, Kakang Mbakyu dan lain sebagainya.
Tak bisa dipungkiri, event-event tersebut akan menjadi event rutinan di Kota Malang. Hal itu juga menjadi titik kebangkitan perekonomian bagi masyarakat Kota Malang.
4. MCC mengakomodir 17 subsektor ekonomi kreatif
Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia kerap disebut sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Khususnya di Kota Malang, Malang Creative Center (MCC) menjadi satu kawasan terpusat untuk memfokuskan pengembangan ekonomi kreatif.
Gedung setinggi delapan lantai itu, nantinya akan difungsikan sebagai wadah bagi para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Malang. Adanya Malang Creative Center juga sejalan, sesuai dengan visi dan misi Wali Kota Malang dan Wakil Wali kota Malang soal peningkatan daya saing dan ekonomi kreatif.
5. Sejak soft launching Desember 2022, MCC telah gelar 500 kegiatan
Sejak soft launching pada Desember 2022 lalu, MCC telah menggelar kurang lebih 500 kegiatan. Hal itu menunjukkan bahwa gedung tersebut menyedot banyak perhatian masyarakat.
Bisa dikatakan, MCC telah membantu masyarakat untuk menggerakkan perekonomian. Karena disitu setiap ada kegiatan, otomatis akan ada perputaran uang yang dihasilkan. Mulai dari makan hingga bisnis yang dijalankan.
6. Kayutangan Heritage
Banyak disebut sebagai Malioboro-nya Kota Malang, Kayutangan Heritage menjadi wajah baru Kota Malang. Terlebih saat ini kawasan tersebut juga telah ditata dengan konsep satu arah yang memudahkan masyarakat untuk menikmati kawasan yang berkonsep retro tersebut.
Kawasan Kayutangan Heritage merupakan konservasi bangunan lawas yang hingga saat ini dipertahankan. Di situ dulunya memang dikenal sebagai kawasan pertokoan atau tempat berkumpulnya masyarakat. Dan saat ini, Pemkot Malang ingin mengembalikan gairah Kayutangan Heritage seperti sedia kala.
7. Kampoeng Kajoetangan Heritage raih ADWI Kemenparekraf 2023
Kampoeng Kajoetangan Heritage menjadi viral di media sosial. Hilir mudik pengunjung kemudian terus berdatangan karena masyarakat Kota Malang sendiri dan wisatawan penasaran dengan Kampoeng Kajoetangan Heritage.
Viralnya Kampoeng Kajoetangan Heritage sempat dilirik oleh pembuat film Yowis Ben yang dibintangi oleh Bayu Skak. Disitu, film Yowis Ben diproduksi kurang lebih selama 14 hari. Selain itu, beberapa film dokumenter juga diproduksi di Kampoeng Kajoetangan Heritage.
Baca Juga : Target Pajak Daerah Kabupaten Malang Meningkat Rp 57 Miliar, hingga Maret Terealisasi Rp 67 Miliar
Secara ekonomi, Kampoeng Kajoetangan Heritage juga membuat perekonomian warga sekitarnya juga meningkat. Betapa tidak, warga Kampoeng Kajoetangan Heritage juga banyak yang membuka warung makanan hingga tempat nongkrong. Dan perputaran uang di Kampoeng Kajoetangan Heritage pun terus berjalan.
Ketika pandemi covid-19 masuk ke Indonesia atau tepatnya tahun 2020 lalu, Kampoeng Kajoetangan Heritage sempat dikatakan memudar popularitasnya. Hal itu karena kebijakan pemerintah mulai pusat agar masyarakat membatasi kegiatan diluar rumah.
Hal itu namun tak membuat nama Kampoeng Kajoetangan Heritage memudar. Pasca pandemi covid-19, kampung yang dikenal desain kolonial Belanda ini pun kembali memuncak.
Puncaknya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan pemenang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Pengumuman disampaikan langsung oleh Menparekraf RI, Sandiaga Salahudin Uno secara online melalui Instagram @kemenparekraf.ri Selasa (21/3/2023) malam.
Dari pengumuman tersebut diketahui bahwa Provinsi Jawa Timur berada di urutan pertama menyumbangkan delapan Desa Wisata Terbaik. Jumlah itu menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi lain, yakni Sulawesi Selatan dan Jawa Barat masing-masing ada tujuh Desa Wisata Terbaik, serta Jawa Tengah dan Sumatera Barat dengan masing-masing lima Desa Wisata Terbaik.
8. Pertumbuhan Ekraf Naik
Ekonomi kreatif dibawah kepemimpinan Wali Kota Malang Drs Sutiaji terus menunjukkan tren positif. Dari tahun 2021 ke 2022, ekraf di Kota Malang naik sekitar 50 persen.
Pada tahun 2021, ekraf di Kota Malang tercatat senilai 4,96, dan di tahun 2022 lalu telah naik sebesar 10,01. Hal itu menunjukkan perkembangan ekraf dari tahun ke tahun terus meningkat.
Strategi pengembangan ekraf Kota Malang dalam tiga fase kebijakan tertuang dalam Peraturan Wali Kota Nomor 12 tahun 2018 tentang Roadmap Ekraf Kota Malang.
Penerapan kebijakan sudah terbangun sejak 2016, lalu dilanjutkan 2018 sampai sekarang. Sejak saat itu, Pemkot MalangĀ meningkatkan infrastruktur, mengembangkan ekosistem, dan meningkatkan pemasarĀan.
Sejumlah subsektor juga menjadi andalan, yaitu kuliner, kriya, gim dan aplikasi. Termasuk fesyen, film, video, serta animasi. Faktanya, ekraf berkontribusi besar menggerakkan ekonomi. Fase pertama kebijakan Malang Bersinergi pada 2018-2019 terealiasi satu data industri game dan aplikasi.
Kebijakan berlanjut fase kedua Malang Berdaya pada 2020-2021. Kendati kala pandemi covid-19, penguatan sumber daya manusia berbasis industri terus berlanjut sembari menghasilkan produk berkualitas. Nyatanya, pandemi tidak menghalangi para kreator dalam berkarya.
Meski sempat melambat pada 2020, produktivitas mampu bangkit 2021. Kajian Bappeda Kota Malang menyebutkan, pencapaian kinerja ekraf mencapai Rp7.674,895 miliar atau naik 5,61% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp7.267,43 miliar sesuai PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB). Pertumbuhan subsektor kuliner sebesar 66,17 persen, kriya 11,34 persen, aplikasi dan gim 7,95 persen, fesyen 7,63 persen, serta musik 1,49 persen.
9. Peningkatan jumlah wisatawan dan okupansi hotel
Wisatawan di Kota Malang terus menunjukkan peningkatan. Pada Januari 2023 saja, Disporapar Kota Malang mencatat ada 13 juta lebih wisatawan yang datang di Bhumi Arema.
Data itu berdasarkan dari catatan di 53 destinasi wisata Kota Malang, di antaranya kampung tematik, taman kota, museum, mal, dan destinasi wisata lainnya.
Jika di rata-rata, ada 37.500 wisatawan yang datang ke Kota Malang setiap harinya. Hal tersebut membuat perputaran roda ekonomi sangat baik bagi Kota Malang.
Di sisi lain berkat event dan hari libur, okupansi hotel di Kota Malang juga meningkat. Hal itu juga sejalan dengan data Disporapar Kota Malang yang menyebut wisatawan terus berdatangan. Data pada Januari 2023 lalu atau tepatnya pada libur Imlek, okupansi hotel di Kota Malang meningkat hingga 50 sampai 70 persen dari hari biasanya.
Selain itu, acara Haul Akbar Pondok Pesantren Darul Hadits Alfiqihiyyah di Jalan Aries Munandar Kota Malang yang digelar setiap tahunnya juga membawa berkah bagi pengelola hotel. Tingkat angka okupansi hotel disekitarnya meningkat 100 persen di booking oleh para jemaah.